Rusaknya taman bunga amaryllis di Gunungkidul akibat ulah traveler yang tidak bertanggung jawab, memang bikin geram. Hujan kritikan pun ramai di media sosial, namun yang amat dibutuhkan adalah solusi nyata.
Seperti yang sudah ramai di media sosial tiga hari ke belakang ini, taman bunga amaryllis di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta rusak. Kecantikan bunga amaryllis yang berwarna oranye di sana rusak sudah terinjak kaki pengunjung.
Tangkai-tangkai bunganya patah, daun-daun rebah. Siapa penyebabnya, yakni para traveler yang datang dan berfoto-foto di sana. Mereka tergoda foto yang beredar di medsos, dan ingin melakukan hal yang sama yaitu berfoto di tengah kebun bunga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meme yang beredar di dunia maya mengenai kebun bunganya yang rusak (@MartoArt/Twitter)
Seperti dihimpun detikTravel, Senin (30/11/2015) kebun bunga seluas sekitar 2.300 meter persegi itu pemiliknya bernama Sukadi. Kebunnya lantas populer di dunia maya karena mekar di musim hujan. Tepat ketika itu jugalah, Taman Bunga Gunungkidul -begitu namanya- diserbu oleh traveler. Sayang beribu sayang, para traveler yang datang membawa musibah kerusakan.
"Rusak karena terinjak karena lahannya sempit. Siapa yang disalahkan, tidak ada. Maka ke depan saya akan tata," ujarnya kepada detikcom, Sabtu (28/11) kemarin.
Sukadi (Edzan Raharjo/detikcom)
Kebesaran hati Sukadi, patut diapresiasi. Dia berhak marah atau mencaci, tapi bukan itu yang dilakukan. Sukadi pun mengakui, kebunnya memang belum jadi destinasi wisata karena belum ada fasilitas dan aturan. Dia lantas berkata.
"Tahun depan akan saya tata biar pengunjung lebih nyaman dan tanaman tidak terganggu. Ada tempat buat foto-foto, ada tempat santai mungkin juga untuk kulinernya," kata Sukadi (baca tanggapannya lebih dalam di sini).
Sukadi saja bersikap seperti itu, apalagi kita yang hanya membaca dan melihat taman bunganya yang rusak. Sudahlah, tidak akan habisnya jika kita terus menghujat dan memaki. Apa yang terjadi, biarkan terjadi. Kini, mari kita bersama-sama introspeksi diri.
Mari kita menjadi traveler yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Jika liburan ke taman bunga atau taman kota, mari kita jaga apapun yang ada di dalamnya. Seperti, tidak memetik bunga walau satu tangkai saja.
Jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini (Edzan Raharjo/detikcom)
Begitu pun bagi traveler yang liburan ke alam, baik ke hutan, gunung atau laut. Jangan pernah merusak, apalagi buang sampah sembarangan. Termasuk, jangan mencorat-coret untuk meninggalkan nama. Berfoto-foto di tempat wisata, silakan itu tidak dilarang. Tapi ingat, berfoto ada etikanya.
Terakhir, jika kita sudah sadar diri untuk menjadi traveler yang lebih baik, maka saatnya kita menyadarkan orang lain. Kita harus berani untuk menegur, ketika melihat traveler lain berbuat salah. Tegurlah dan beritahu baik-baik, karena tentu kita tidak ingin tempat wisata menjadi berantakan bukan?
Mari traveler, sekali lagi, kita menjadi traveler yang lebih baik, lebih bertanggung jawab dan tidak akan merusak. Janji ya!
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum