Taman Bunga di Gunungkidul Sudah Rusak, Apa Solusinya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Taman Bunga di Gunungkidul Sudah Rusak, Apa Solusinya?

- detikTravel
Senin, 30 Nov 2015 16:30 WIB
Taman bunga amaryllis di Gunungkidul (Edzan Raharjo/detikTravel)
Jakarta -

Sekarang bukan waktunya saling menyalahkan, atau saling sebar meme lucu soal selfie di taman bunga amaryllis di Gunungkidul. Taman bunga itu butuh solusi agar kejadian serupa tidak terulang.

Foto-foto rusaknya taman bunga amaryllis di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak traveler yang mengecam perilaku buruk turis yang selfie sembarangan sehingga merusak taman tersebut.

Manusia memang jelas-jelas salah. Ini bukanlah kali pertama traveler, atau orang yang melabeli diri sebagai 'traveler', merusak alam sekitar. Ada saja caranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ingat kasus Pulau Sempu yang akhirnya dibatasi pengunjungnya? Atau sampah yang berceceran di gunung-gunung Indonesia mulai dari Rinjani, Semeru, sampai Papandayan?

BACA JUGA: Masalah Sampah Rinjani, Ternyata Juga Terjadi di Gunung Lain di Indonesia

Kini, hanya demi pose selfie, taman bunga amaryllis di Gunungkidul sudah rusak berat. Padahal, belum genap 1 minggu taman bunga berwarna oranye itu booming di media sosial. Tapi, sampai kapan kita mau saling menyalahkan?


Meme yang beredar di dunia maya mengenai kebun bunga yang rusak (@MartoArt/Twitter)

"Kesalahan seperti ini kan bukan hal baru. Berulang terus. Sekarang bukan soal siapa yang salah, tapi bagaimana solusinya agar taman bunga itu tidak semakin rusak," tutur Farchan Noor Rachman, salah satu travel blogger yang peduli soal eksistensi taman bunga tersebut.

Farchan pun memposting pendapat pribadinya di Facebook. Saat dihubungi detikTravel, Senin (30/11/2015), Farchan membeberkan berbagai opini sebagai solusi.

"Pertama, taman bunganya harus ditutup dulu. Itu sudah rusak berat, mau nggak mau harus direhabilitasi. Ditumbuhkan ulang," papar dia.

Dalam rehabilitasi, lanjut Farchan, taman bunga itu harus diberi jalur untuk pejalan kaki. Pada dasarnya amaryllis adalah tanaman gulma, sehingga tumbuh di mana saja.

"Setidaknya nanti waktu dibuka, ada jalur untuk jalan kaki dan foto-foto," kata alumni program Aku Cinta Indonesia 2011 dari detikTravel ini.

Berhubung taman bunga tersebut milik pribadi, ada baiknya dikelola dengan baik. Besarnya iuran masuk juga sangat berpengaruh terhadap perilaku traveler yang berkunjung.

"Terakhir kan masuk sana bayar Rp 5.000. Orang-orang merasa, sudah bayar jadi bisa seenak jidat di dalam sana. Jadi tetap perlu ada pengelola taman, agar sustainable," papar Farchan.

Solusi terakhir, menurut Farchan, adalah kembali ke diri traveler masing-masing.

"Eksploitasi jangan berlebihan. Jangan ada lagi tempat wisata yang jadi rusak," tutupnya.

(/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads