Masalah Pariwisata Indonesia: Terlalu Banyak yang Urus Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masalah Pariwisata Indonesia: Terlalu Banyak yang Urus Wisata

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 30 Des 2015 17:04 WIB
Candi Borobudur (Imam T Moerdani/d'Traveler)
Jakarta - Pemerintah mengevaluasi pariwisata Indonesia sepanjang 2015. Salah satu masalah ternyata karena terlalu banyak pihak yang campur tangan, akibatnya mengacaukan regulasi.

"Ada banyak multi authority yang mengurus pariwisata. Kementerian, pemda, pengelola pariwisata dan lain-lain. Jadinya regulasi nggak beres-beres," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2015 Kementerian Pariwisata di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Arief memberikan contoh perbandingan, yakni Candi Borobudur di Magelang dan Angkor Wat di Kamboja. Candi Borobudur, pengurusnya ada empat yakni Kemenpar, Kemendikbud, PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Pemda. Untuk Angkor Wat, pengelolanya hanya dari pihak pemerintah saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angkor Wat itu dikunjungi 1 juta turis per tahun. Tapi CandiΒ  Borobudur mungkin hanya sekitar 250 ribu," terangnya.

Maka dari itu, alangkah baiknya menurut Arief biarkan satu pintu saja yang mengurus soal wisata. Di tahun 2016 nanti, Arief pun akan mencoba membentuk Badan Otoritas Pengelolaan Pariwisata yang menaungi 10 destinasi wisata.

"Kita akan keluarkan Perpres untuk badan otoritas tersebut. Biar satu saja yang urus," tegasnya.

10 Destinasi tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakataobi, Labuan Bajo dan Pulau Morotai. Kita nantikan saja, bagaimana perkembangan selanjutnya. (shf/fay)

Hide Ads