Pulau Buton akan Gelar Festival Budaya Tua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pulau Buton akan Gelar Festival Budaya Tua

advertorial - detikTravel
Rabu, 14 Jun 2017 13:23 WIB
Kendari -

Festival budaya akan semakin sering digelar di wilayah Timur Indonesia. Salah satunya di Pulau Buton, Sulawesi tenggara.

Jangan lupa untuk meluangkan waktu pada 19-25 Agustus 2017 nanti. Pulau Buton akan menggelar Festival Budaya Tua Buton.

"Kebetulan Kementerian Pariwisata bersama Pemkab Buton sudah menyiapkan beragam atraksi yang seru di Festival Budaya Tua Buton pada 19-25 Agustus 2017. Dijamin meriah," tutur Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama ada Festival Dole Dole. Itu merupakan tradisi tua berupa imunisasi alamiah bagi masyarakat Buton yang diwariskan secara turun temurun.

Prosesi ini dilaksanakan untuk anak yang berumur di bawah 5 tahun. Biasanya dilengkapi dengan pemberian nama bagi anak. Tahun 2017 ini, penyelenggaraan Festival Dole Dole bakal menyentuh 200 anak balita.

Event lain yang tak kalah menarik yaitu Festival Posuo (Pingitan). Ini merupakan tradisi pingitan bagi gadis remaja masyarakat Buton sebelum memasuki usia dewasa.

Pada masa lampau, kegiatan pingitan dilaksanakan selama 40 hari, setelah itu menjadi 7 hari, dan saat ini dilaksanakan hanya 4 hari.

"Festival-festival ini sekaligus untuk melestarikan tradisi tua masyarakat Buton yang diwariskan turun-temurun. Pada 2017 ini Festival Posuo diikuti 200 gadis remaja," tambah wanita berkerudung itu.

Selanjutnya ada Pelaksanaan Ritual Tandaki. Ritual itu merupakan sunatan tradisi Buton. Ritual Tandaki diperuntukan bagi anak laki-laki yang telah memasuki masa aqil balig.

Ritual Tandaki sekaligus melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala kebaikan dan menghindari yang terlarang.

"Asal tahu saja, sunatan ini sudah dilakukan ribuan tahun silam. Bahkan sebelum Islam masuk ke Buton. Di zaman dulu pakai bambu, tapi kini sudah memakai tenaga medis. Di 2017 ini yang disunat 200 anak," timpal Kabid Wisata Budaya Wawan Gunawan.

Setelah itu, ada Festival Pekande-Kandea. Festival ini merupakan tradisi menyambut para pejuang yang kembali dari medan pertempuran. Dalam bahasa Buton sering disebut sebagai Bongkana Tao.

"Ini semacam makan bersama. Tempat makannya unik, bernama talang yakni nampan berkaki," tambah Wawan.

Selain itu, suguhan kulinernya juga dijamin menggoyang lidah. Ada ikan dole berupa ikan kecil-kecil yang ditumbuk dengan kelapa.

Lalu ada ayam nasuwolio yakni sajian ayam goreng dengan kelapa. Belum lagi kue-kue tradisional dari bolu sampai baruasa. "Dijamin kenyang," paparnya.

Pada puncak acaranya, akan disiapkan tarian kolosal yang diperagakan 10 ribu orang. Lokasinya di depan panggung utama dan para penonton bisa melihat dari ketinggian.

"Dalam rangkaiannya ada juga pameran Buton Expo. Malam harinya, ada malam hiburan rakyat berupa lomba-lomba kesenian daerah dan penampilan artis ibu kota dan lokal," sambung Wawan.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya merespons positif rencana event budaya ini. Menurutnya, festival yang baik tidak saja melestarikan budaya tetapi juga ada nilai ekonominya.

"Semakin banyak festival, semakin ramai, semakin menghidupkan ekonomi masyarakat. Karena itu, bisa semakin menyejahterakan rakyatnya. Jangan lupa promosikan dengan pendekatan POP (pre-event, on-event dan post-event, Red) agar mencapai sasaran yang optimal," kata Arief.

(adv/adv)

Hide Ads