Kini Wisatawan Bisa Lihat Tradisi Tangkap Ikan yang Unik di Biak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kini Wisatawan Bisa Lihat Tradisi Tangkap Ikan yang Unik di Biak

Advertorial - detikTravel
Rabu, 05 Jul 2017 15:02 WIB
Jakarta -

Masyarakat Biak punya tradisi unik yang sampai sekarang masih diestarikan. Tradisi tersebut bernama snap mor, seni menangkap ikan di air laut surut. Beruntungnya, tradisi snap mor kini bisa disaksikan oleh masyarakat luas.

Snap mor menjadi salah satu atraksi yang ditampilkan di Festival Biak Munara Wampasi (BMW) 2017. Atraksi ini digelar Selasa kemarin (4/7/2017) di Pantai Karnindi, Distrik Biak Barat.

Bupati Biak Thomas Alfa Edison Ondi mengatakan, atraksi snap mor memang menampilkan keaslian dan budaya Biak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itulah yang kami jaga terus sampai turun temurun. Kegiatan itu dibalut dengan nuansa yang sangat kental dengan masyarakat Biak. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara kami, terutama Kementerian Pariwisata karena tanpa dukungannya, event ini tidak akan konsisten dan gaungnya tidak terasa ke luar Biak," ujarnya.

Ribuan orang Biak dari berbagai kampung di Kabupaten Biak Numfor sudah memadati lokasi untuk mengikuti snap mor sejak pagi hari. Mereka membawa berbagai perlengkapan alat tangkap ikan seperti jubi (alat tangkap ikan tradisional) dan tempat penyimpan ikan.

Bahkan Bupati Thomas dan Sekretaris Daerah Markus Oktovianus Mansnembra beserta jajaran pejabat eselon II organisasi perangkat daerah turut menghadiri atraksi ini.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengungkapkan, kegiatan ini dapat melestarikan budaya khas masyarakat adat Biak yang berlangsung turun temurun.

Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar Wawan Gunawan berharap warisan budaya ini bisa dijaga dengan melestarikan atraksinya dan dipromosikan hingga mancanegara.

Wawan menambahkan, snap mor juga biasa dilakukan masyarakat Biak sebagai pesta syukur. Semua warga boleh ikut serta menangkap ikan yang terjebak di perairan dangkal yang telah dipagari dengan jarring. Kemudian hasil tangkapan dinikmati bersama-sama.

Tradisi snap mor merupakan bagian dari pesta adat munara, yang dapat dimaknai sebagai kultus pembaruan dalam dinamika kehidupan masyarakat Biak. Perlu diketahui, snap mor dilakukan saat masa laut berada pada siklus surut terendah dan pasang tertinggi, yakni pada Juli hingga Agustus.

Faktanya, tradisi ini menunjukkan kemampuan asli masyarakat asli Biak yang secara turun-temurun mengenali siklus pasang surut. Mereka mampu membaca kondisi laut dan tanda-tanda alam lain untuk menentukan kapan dan di mana ikan-ikan dapat diperoleh.

Tak hanya itu, tradisi ini juga merupakan wujud ucapan syukur atas berkat, yang dirayakan bersama kerabat dan seluruh komunitas masyarakat di Biak.

"Biasanya, mereka yang lanjut usia tidak ikut aktif menangkap ikan. Dulu para pemudalah yang menyisihkan tangkapan untuk dibagikan ke orang-orang tua," ungkapnya.

Ia juga menilai kegiatan ini merupakan sebuah ekspresi budaya lokal yang di dalamnya mengungkap nilai-nilai kebersamaan menjadi satu unsur penting.

Di lain kesempatan, Menteri Pariwisata Arief Yahya turut senang dengan antusiasme masyarakat Biak.

"Budaya itu semakin dilestarikan, semakin bernilai tinggi dan semakin menjadi unggulan di setiap destinasi," katanya.

Festival BMW 2017 merupakan festival yang telah dilaksanakan kelima kalinya. Festival yang diselenggarakan dari 1 hingga 4 Juli 2017 ini ini punya dua acara unggulan, yakni parade budaya dan atraksi snap mor.

Untuk parade budaya, puluhan rombongan seni dari berbagai distrik yang ada di Biak unjuk diri lewat tarian khas yang diiringi alat musik tifa.

(adv/adv)

Hide Ads