Komunitas yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata, yakni Generasi Pesona Indonesia (GenPi) terus menggencarkan berbagai destinasi wisata Indonesia dengan mengusung konsep Go Digital. Setelah GenPI Aceh sukses menggelar Sanger Festival dan GenPi Jawa Tengah dengan digital sociopreneurship, kini giliran GenPI Kepulauan Riau (Kepri) yang menggaet wisatawan mancanegara (wisman) inbound.
GenPI Riau berhasil menggiring wisman China, India, Myanmar, Inggris, Rusia, Singapura, Malaysia dan Filipina untuk melihat keragaman budaya Indonesia. Mereka disuguhi atraksi budaya Melayu tradisional, Dayak, dan Melayu kreasi.
"Awal konsepnya sebetulnya Melayu, tapi setelah kami sodorkan konsep budaya-budaya lain di luar Melayu banyak yang antusias. Hasilnya ya seperti ini. Ratusan wisman langsung menyeberang dan menginap minimal satu malam di Batam," ujar Pelindung GenPI Kepri Syaban Al Buchari pada keterangan tertulisnya, Sabtu (14/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari mulai produksi video hingga promosi di Singapura, dilakukan via sosial media. Semua anak-anak GenPI. Kreatornya Yosh. Dia punya 121 ribu followers di YouTube dan dalam produksinya dia dibantu Deni dan Devit GenPI Kepri. Sementara pemasaran di negeri seberang saya. Hasilnya ya seperti ini," katanya.
Dengan gaya anak muda, mereka coba merancang event dengan kemasan santai. Lokasi yang dipilih tentu saja spot yang eksotis. Semua wisman digiring ke Golden Prawn yang merupakan restoran seafood ternama di Batam. Jadi selain menikmati suduhan budaya, ratusan wisman juga diajak mencicipi lezatnya kuliner laut khas Batam.
Wisman pun menuturkan kekagumannya terhadap kekayaan Indonesia. Seafood dan gonggong khas Batam dinilai juara. Walaupun dua makanan khas Batam tersebut dinilai sangat murah, tapi rasanya sekelas restoran bintang lima.
"Orang Singapura sangat doyan makan. Seafood dan gonggong inilah yang memuaskan rasa lapar kami. Rasanya sangat lezat. Tak kalah dari sajian restoran bintang lima," papar wisman asal Singapura, Jemima Li Mi Tow.
"Rasa daging gonggong mirip dengan rasa cumi yang kenyal, gurih, dan enak. Sangat lezat," tambah wisman asal Malaysia, Yap Shwu Ling. Setelah disuguhkan dengan kebudayaan yang menawan dan kuliner lezat, ratusan wisman langsung digiring ke Kota Batam untuk berbelanja. Mulai barang kaki lima hingga produk branded, semua dijelajahi oleh para wisman. Detak ekonomi Batam pun berdetak kencang lantaran masing-masing wisman diprediksi menghabiskan SGD 200-500 saat leisure di Batam.
"Kalau masing-masing menghabiskan SGD 250 saja, sudah ada Rp 8 miliar lebih uang wisman yang beredar di Batam. Terimakasih GenPI Kepri atas inisiatifnya," ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti yang didampingi Kepala Bidang Penguatan Jejaring Kemenpar, Hidayat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memang memberi ruang buat komunitas warganet demi memasarkan pariwisata Indonesia. GenPI bisa membuat bisnis baru yang berbasis digital dan konkret. Peran Community dalam Pentahelix yang melibatkan Academician, Business, Community, Government, Media, bisa menjadi model bisnis yang punya prospek ke depan.
"Terus ciptakan kreativitas! Bermedia sosial itu bisa menghasilkan commercial value yang bagus jika dipikirkan dengan baik. Selain creative value atau cultural value-nya. Salam Pesona Indonesia!" ujarnya. (adv/adv)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara