Sesampainya di pelataran parkir, udara segar langsung menyambut. Maklum saja, candi ini posisinya berada di 1.186 meter di atas permukaan laut jadi dijamin bebas dari polusi. Melihat arsitektur Candi Sukuh dari jauh yang berundak-undak, saya langsung teringat dengan piramida bangsa Maya di Amerika Selatan karena bentuknya serupa tapi tak sama.
Diburu rasa penasaran, kami segera menuju loket pembelian tiket masuk di bagian depan seharga Rp 2.500 per orang. Memasuki kawasan candi, saya segera mencari tahu mengapa candi ini diberi julukan demikian. Terdapat papan informasi di depan tapi karena ingin menguak sendiri rahasia Candi Sukuh, maka saya melewatkannya. Kemudian secara tak sengaja melintasi teras pertama candi, saya cukup terkejut karena didalamnya terdapat relief di lantai yang menggambarkan kejantanan pria dan kesucian wanita yang bersentuhan. Setelah mencari tahu, ternyata simbol ini merupakan lambang kesuburan, jadi bukan bermakna yang negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekedar info, Candi Sukuh ini merupakan candi termuda di Indonesia karena sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit di abad ke 15 tidak ditemui lagi pembangunan candi di Indonesia. Sedikit tips, sebelum menuju candi ini yaitu agar memastikan kendaraan yang dipergunakan berada pada kondisi yang prima dikarenakan jalan masuk yang berupa kelokan, jurang dan tanjakan serta tidak meninggalkan sampah plastik atau benda-benda yang tidak dapat di daur ulang demi kelestarian dan kebersihan lingkungan Candi Sukuh.
Salam hangat dari Tim Petualang ACI wilayah Jawa Tengah & Jogja.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Profil PT KWE yang Disebut-sebut Mau Bikin 600 Vila di Pulau Padar