Layangan daun, disebut kaghati dalam bahasa muna, terbuat dari daun kolope untuk badannya. Sedang untuk benangnya terbuat dari serat nanas. Daun ini bercabang tiga, dan memiliki variasi 3 warna berdasarkan tempat tumbuh dan cara memetik/memperolehnya. Sedang tebal serat nanas yang digunakan akan tergantung pada besar layangan. Saat festival layangan terakhir, Pak Lasima menggunakan benang sepanjang lebih dari seribu meter. Benang yang terlihat rapuh ini ternyata cukup kuat untuk bisa menerbangkan kaghati sampai berhari-hari. Bahkan kaghati cukup kuat digunakan sebagai pemegang umpan saat nelayan hendak memancing ikan sori, yang biasa mencari makan di permukaan air.
Pak Lasima bercerita bahwa pembuatan kaghati merupakan kebudayaan turun temurun di daerah tersebut. Bahkan di Desa Kabori, yang terletak tak jauh dari rumah Pak Lasima, terdapat gua (ceruk) yang memiliki gambar sejarah berbentuk layangan. Menurut penelitian ahli sejarah, gambar ini diperkirakan berasal dari abad ke-12. Kecintaan beliau sendiri pada layangan dimulai dari usia 7 tahun. Dan sekarang, saat beliau berusia 50an tahun, beliau masih terlihat sangat bersemangat untuk bercerita dan membuatkan kami sebuah layangan kecil yang di sebut dangkonu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, meskipun kaghati mampu memberikan penghargaan internasional dan nilai ekonomis yang tidak kecil bagi pembuatnya, namun penerus kebudayaan ini semakin berkurang. Saya bisa merasakan sedikit kekecewaan dari suara beliau saat beliau bilang hanya satu anaknya yang tahu cara membuat kaghati. Dan bahkan anaknya sekarang tidak lagi membuatnya layangan. Serta anak-anak di daerah ini sekarang lebih senang membuat layangan dari kertas karena lebih mudah. Rasanya sayang apabila keterampilan dan pengalaman puluhan tahun beliau harus hilang punah. Saya berharap, masih akan ada seseorang di masa depan yang mampu bercerita tentang kaghati dengan semangat dan binar mata yang sama seperti beliau.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks