Gemuruh Air Terjun Haratai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sendia Berka|44149|KALTENG & KALSEL|48

Gemuruh Air Terjun Haratai

- detikTravel
Rabu, 06 Apr 2011 10:45 WIB
KALIMANTAN SELATAN - Wooooooowwwww!!!!

Itulah teriakan pertama yang keluar dari mulut saya saat melihat keindahan Air Terjun Haratai. GemuruhΒ  tumpahan air terdengar sangat merdu di telinga. Meskipun tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 15 meter, namun terlihat begitu menawan dengan batu-batu yang menempel di pinggir tebing. Cipratan air dingin menyegarkan sudah mengenai tubuh dan wajah saat saya masih berada di saung yang tersedia, padahal jaraknya sekitar 10 meter ke permukaan air terjun.

Tak tahan melihat air yang sungguh menggoda, ditambah teman-teman yang sudah menceburkan diri ke kolam kecil dibawah air terjun, saya mulai menuruni batu-batuan sebelum berhasil mencapai pinggir kolam. Menuruni batu-batuan ini tidak sulit, namun harus sangat berhati-hati agar tidak terpeleset akibat lumut yang sudah menyatu dengan bebatuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dingiiiinnn!! Itulah teriakan kedua saat kaki sudah menyentuh air di kolam. Meskipun saya tidak menceburkan diri sepenuhnya, namun seluruh pakaian sudah basah akibat cipratan air terjun. Kedalaman pinggir kolam hanya sebatas paha dengan bebatuan didasarnya. Gary, pendamping saya yang berusaha berenang tepat kebawah air terjun, hanya berhasil setengah jalan sebelum akhirnyaΒ  terbawa lagi oleh derasnya arus yang diakibatkan oleh hempasan air terjun.

Menurut Gary, kedalaman air di dekat tumpahan air terjun sekitar 2 meter, dan ada batuan besar di sisi kiri kanan. Saya berusaha berjalan ketengah kolam, namun badan saya yang kecil tak kuat menahan dorongan arus. Saya-pun tak berani bertahan lama didalam kolam. Selain airnya yg begitu dingin, arusnya yang kuat selalu menyeret saya ke arah batu-batu besar.

Air Terjun Haratai berada di Desa Haratai, berjarak 8 KM dari Desa Loksado yang bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki atau menaiki ojek. Saat itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk menyewa jasa ojek karena hari sudah sore. Setelah tawar-menawar, akhirnya kami sepakat membayar Rp 50.000 per orang untuk biaya pulang-pergi ke Air Terjun Haratai.

Perjalanan naik ojek dicapai sekitar 30 menit, karena jalur tanah dan berbatu. Sejak dulu, saya tidak pernah benar-benar menyukai motor. Bayangan jatuh dan langsung bergesekan dengan aspal, batu, maupun tanah serta tertimpa motor sungguh menjadi hal yang tidak menyenangkan. Apalagi jalur menuju Air Terjun Haratai penuh tanjakan dan turunan berbatu dan tanah. Alhasil, sepanjang perjalanan saya menyuruh Jarnoko, supir ojek saya untuk berkendara dengan sangat pelan. Sayang sekali jalur wisata yang sangat indah ini belum difasilitasi dengan baik.

Meskipun 20 menit perjalanan penuh dengan rasa khawatir, namun hasil yang didapat setelah melihat keindahan Air Terjun Haratai pada 25 Oktober 2010 benar-benar membayar semua kekhawatiran tersebut.
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads