Proses tenun membutuhkan konsentrasi, ketelitian, kerapian, dan nilai seni dari si penenun. Maka itu, harga yang berkisar sekitar Rp.600.000,- sampai Rp.1000.000,- lebih itu menjadi masuk akal karena prosesnya tidak mudah dan memakan waktu sekitar 2-4 minggu, waktu yang cukup lama bagi seorang penenun mengingat hanya bisa menghasilkan 1-2 kain dalam sebulan. Bila menginginkan hasil tenun yang semakin halus, maka akan semakin mahal pula harganya karena semakin sulit dan lama proses pembuatannya.
Motif kain tenun songket khas Sambas ini dibuat dan dirancang sendiri oleh pemesan atau penenun. Biasanya, motif yang dipakai kain tenun khas Sambas ini adalah motif padang terbakar, lunggi, insang, atau pecuk rebong. Warna emas mendominasi garis dan corak kain songket ini, walau masih ada juga warna lain seperti abu-abu, biru, dan lain-lain. Warna dasar biasanya menggunakan warna biru, merah, atau coklat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan suami istri yang memiliki tiga orang anak ini meneruskan usaha keluarga yang diturunkan dari mertua Ibu Muliawati, yang pada jaman dulu bahkan sempat menerima penghargaan Pakarti karena pengabdiannya dalam membina orang-orang yang putus sekolah menjadi penenun kain songket ini. Namun pada jaman sekarang, seriring dengan semakin sedikitnya penenun, maka pesanan lebih banyak dilimpahkan kepada pekerja borongan yang dibina terlebih dahulu.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum