Hingga saat ini listrik belum mengaliri daerah yang hanya berjarak 3 kilometer dari pinggir jalan raya propinsi ini. Beberapa keluarga yang mampu untuk membeli mesin pembangkit listrik saja yang dapat menikmati terangnya rumah di malam hari. Sisanya harus bertahan dengan lampu minyak untuk mendukung kegiatan mereka saat malam tiba. Akses air bersih belum lama mereka nikmati, itupun dengan dukungan program sebuah lembaga swasta. Yang mereka keluhkan selama ini adalah lambannya gerak pemerintah memenuhi hak-hak dasar mereka. Sebuah hal yang seperti juga terjadi di belahan bumi Nusantara lainnya.
Hal yang patut dibanggakan adalah sikap mereka menghadapi kondisi ini. Meski tetap berusaha meminta pemerintah merealisasikan janji, di selang masa itu mereka tidak hanya berdiam diri. Dengan usaha mandiri dan kerja sama dengan putra-putri daerah, mereka mulai berbenah untuk menjadikan rumah ini sebagai daerah tujuan wisata wisata budaya. Pelayanan ditingkatkan, beberapa atraksi wisata baru juga diciptakan. Saat ini mereka sudah dapat menikmati hasil dari usaha yang mereka lakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya yakin Anda juga akan mengalami hal yang sama. Keramahan penduduknya, pengalaman mengikuti keseharian mereka, atraksi wisata yang mempesona dan tentu saja suasana alam yang asri dan indah akan langsung menyambut Anda setibanya disana. Bila Anda sempat mengunjungi kota Sintang, sempatkanlah untuk mengunjungi Rumah Betang Ensaid Panjang ini. Saya jamin Anda pasti ingin untuk datang lagi.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Hilangnya Si Penjaga Keselamatan, Ketika Museum Dirusak dan Dijarah
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo