Telinga Kami Tak Panjang Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nurul Hidayati|13717|KALBAR 2|38

Telinga Kami Tak Panjang Lagi

- detikTravel
Selasa, 03 Mei 2011 10:40 WIB
KALIMANTAN BARAT - Sudah sejak lama orang mengidentikkan suku Dayak dengan telinga yang panjang. Kenyataannya hal seperti ini memang budaya Dayak. Dan ketika saya berkesempatan berkunjung ke kampung-kampung Dayak, terbersit keinginan untuk dapat melihat telinga mereka yang panjang. Namun, setelah beberapa hari di sana dan bertemu banyak suku Dayak, saya tak menjumpai satupun orang yang bertelinga panjang.
Β 
"Nenek itu telinganya agak panjang," bisik pemandu saya saat di Sungulo Apalin. Saya tidak berani memotretnya karena ada peraturan tidak boleh memotret sembarangan di sini. Jadi saya hanya melihatnya dari jauh dan bertanya-tanya di dalam hati mengapa tidak ada anting-antingnya.
Β 
"Nanti di hari ke-10 kita akan melihat yang bertelinga panjang ya. Sabar." hibur Bang Hoten, motoris longboat kami yang juga merupakan orang Dayak Punan. Dan benar saja di hari ke-10 ia membawa kami ke kampungnya di Nanga Bungan, hulu timur Kapuas. Ia mempertemukan kami dengan neneknya dan menunjukkan telinganya yang panjang. Namun, sekali lagi saya kecewa karena saya tidak melihat anting-anting bergelantungan di sana.

"Zaman sekarang anak muda sudah tidak mau lagi memakai anting-anting. Malu katanya. Nenek pun ikut-ikutan mencopot anting-antingnya," jelas Bang Hoten lagi. Sayang sekali jika sekarang tak ada yang mau bertelinga panjang. Padahal zaman dulu semakin panjang telinga berarti semakin berat anting-antingnya, dan semakin berdarah birulah ia. Lambat laun ciri khas ini bisa hilang dari suku Dayak. Lalu muncul pernyataan bahwa telinga orang Dayak tidak panjang lagi.
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads