Negri Vietnam pada saat ini memang sudah sangat terbuka bagi para turis. Dan Ketika mendengar bahwa kunjungan wisata bagi pemegang paspor Indonesia sudah bebas visa, maka ayah segera memutuskan untuk mengajak kami sekeluarga ke Hanoi. Demikianlah kisah-kisah ini berdasarkan kunjungan saya, kakak, adik, dan tentu saja ayah dan ibu ke ibu kota Vietnam yang dulu sempat menjadi ibukota Vietnam Utara saja.
Vietnam Airlines dengan Pramugari Berseragam Aodai
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang Dong yang membuat kita merasa kaya
Setelah sekitar satu jam lebih mengudara pesawat pun mendarat di bandara No bai. Proses kedatangan berjalan lancar,.. Petugas imigrasi berseragam hijau, khas polisi di negara komunis. Yang sedikit unik adalah walaupun paspor saya masih banyak halaman kosong tapi cap imigrasi dibubuhkan pada halaman terakhir paspor. Baru dua tahun kenudian saya tahu dari ayah yang berkunjung lagi ke Vietnam , bahwa cap ke dua juga dibubuhkan di halaman yang sama. Jadi sedikit lebih mudah untuk mengetahui berapakali sesorang telah berkunjung ke Vitenam tanpa perlu membuka atau membulak- balik halaman paspor kita.
Setelah melewati bea cukai, ayah, segera menukarkan uang US dolar yang dibawa, dan ternyata 1 USD dapat ditukar menjadi sekitar 12 700 Dong. Wah masih lebih bagus Rupiah, fikir saya dalam hati. Lumayan, setidaknya kita merasa cukup kaya dengan uang lebih dari sejuta Dong dikantong. Paling tidak cukup untuk naik taksi ke Hotel dan ongkos jalan-jalan di hari pertama. Ternyata di Vietnam sangat mudah menukar uang karena di resepsionis pun kita dapat menukar uang dengan rate yang baik.
Ada foto Ibu Presiden di Hotel Horison Hanoi
Dengan taksi, kami segera menuju ke Hotel kami di pusat kota Hanoi. Yaitu Hotel Horison Hanoi yang sudah ayah pesan sebelumnya. Wah, di Ancol khan juga ada hotel Horison, apakah pemiliknya sama , kata saya dalam hati. …… Mulailah pengebaranaan kami di jalan-jalan kota Hanoi, Begitu mendekati pusat kota baru terasa bahwa jalan pun cukup padat, namun yang agak aneh adalah mobil tidak begitu banyak di Hanoi, namun jumlah sepeda motor benar-benar banyak dan menjadi raja jalanan- Untuk menyebrang jalan saja cukup susah akibat banyaknya sepeda motor yang juga tampaknya sangat semerawut, Setelah lebih dari 45 menit akhirnya kami tiba di Hotel. Steelah cek in, seperti biasa ayah minta peta kota yang isinya informasi tentang tempat-tempat wisata di sekotar kota. Ayah juga telah membeli sebuah guide book di Bandara Hongkong, berikut sedikit percakapan bahasa Vietnam. Lumayan untuk bisa berkomunikasi dasar dengan orang di jalan maupujn supir taksi.
Sambil menunggu ayah yang sedang berbicara dengan resepsonis hotel, saya melihat-lihat ke sekitar lobby dan cukup terkejutamelihat foto Ibu Presiden Megawati dipajang di dinding hotel . Ternyata Ibu Presiden pernah menginap di hotel ini beberapa waktu sebelumnya.
Danau Hoan Kiem : Jiwa dan Semangat Hanoi
Tempat pertama yang kami kunjungi di pusat kota Hanoi adalah Danau Hoan Kiem atau Ho Hoan Kiem dalam bahasa Vietnam, artinya Lake of the restored sword, sebuah danau yang indah dan tenang di pusat kota Hanoi. Letak danau ini kira-kira 3 km dari hotel kami. Dari Hotel di Cat Linh, perjalanan melewati beberapa jalan seperti Giang Vo dan Nguyen Thai Hoc. Setelah menempuh perjalanan dengan taksi sekitar 10 menit lebih akhirnya kami pun tiba di tepi danau.
Ho Hoan Kiem adalah ikon kota Hanoi, menurut buku panduan yang ayah beli di hongkong, walaupun danau ini bukan yang terbesar atau terdalam dari sekian banyak danau di kota Hanoi, tetapi danau ini mewakili jiwa dan jantung kota Hanoi. Di tepi danau terdapat tempat pedestrian yang teduh dengan banyak sekali bangku-bangku danau untuk duduk sambil bersantai menikmati angin semilir. Tampak penduduk kota Hanoi baik tua maupun muda bercengkerama diisini. Terutama orang-orang tua yang sudah pensiun sambil duduk- duduk atau bernain catur gajah. Kalau kita berjalan santai, kita dapat mengelilingi danau ini dalam waktu 30 menit saja. Yang menarik, penduduk Hanoi tidak memayebut danau ini dengan nama aslinya melainkan dengan panggilan kesyaangan bo ho atau tepi danau saja. Dan mereka sudah tahu bahwa yang dimaksud adalah danau Hoan Kiem. Di sebelah utara danau terdapat sebuah pulau kecil dengan sebuah kuil kecil disebut Ngoc Sohn. Untuk menuju pulau kita harus membeli tiket sebesar 3000 Dong dan kemudian berjalan melaui jembata kayu bercat merah yang disebut Huc , artinya “sinar mata hari pagi”. Di kedua ujung jembatan terdpat gapura batu yang bertuliskan aksara cina. Di dalam kuil ada altar yang dipersembahkan untuk pahlawan Tran Hung Dao, yang konon pernah bertempur dengan tentara Mongol pada abad ke 13.
Menyanyikan Lagu Bengawan Solo Bersama Penyanyi Vietnam
Setelah lelah melihat-lihat, ibu mengajak kami mampir ke sebuah restoran. Saya segera memesan es krim yang sangat lezat sementara ibu memilih masakan dengan menu makanan Vietnam yang lezat. Di restoran ini juga terdapat sekelompok penyanyi dengan alat musik tradisional vietnam, dan penyanyinya juga memakai pakaian tradisional. Agak mirip dengan pakaian tradisional Cina. Sementara kami dan pengunjung lain menikmati makanan sambik menikmati pemandangan danau, mereka menyanyikan beberapa lagu rakyat Vietnam. Anehnya ada lagi yang sangat mirip dengan lagu burung kutilang yang ada trallalla dan trililili. Cuma dinyanyikanVdalam bahasa Vietnam,. Wah siapa yang yang mencontek nih?
Kemudian ayah dan adik sempat mendekat dan mengambil foto mereka. Seorang penyanyi akhirnya menanyakan dari mana kami berasal. Setelah mengetahui bahwa kita dari Indonesia, mereka segera menyanyikanlagu sang maestro Gesang yang terkenal yaitu Bengawan Solo. Wah bangga juga kita bahwa lagu ini dibawakan oleh sekelompk penyanyi Vietnam nun jauh disana di sudut kota Hanoi yang permai. Ibu tidak sabar dan segera ikut bernyanyi. Suara ibu yang merdu berduet dengan penaynyi Vitenam yang cantik , mendapat tepuk tangan yang riuh dari pengunjung restoran yang lain.
Wah, sebuah poengalaman yang tidak terlupakan tentunya.
Nonton Wayang Golek yang dipertunjukan di atas Air
Sehabis makan siang, kami segera melanjutkan jalan-jalan di sekitar danau, tanpa sengaja kami sampai di semacam theratre yang ternyata setiap malamnya jam 7.30 ada pertunjukan wayang boneka yang dipertunjukan di atas air. Kami segera membeli karcis dengan harga cukup murah. Yaitu sekitar 25 000 Dong per orang. Di dalam gedung ternyata dipamerkan bahwa kelompok ini juga telah mengadakan pertunjukan keliling dunia. Hari masih jam dua , dengan tiket sudah di tangan maka kami memutuskan untuk kembali berjalan-jalan dulu dan kemudian kembali ke hotel dulu untuk beristirahat,
Pukul 7.15 malam kami sudah siap digedung pertunjukan dan penonton pun sudah mulai ramai. Tepat pukul 7,30, layar segera dibuka dan pertunjukan di mulai. Ternyata ada pemain jusiknya juga. Benar-benar sangat menarik dan unik. Pertunjukan wayang boneka sejenis wayang golek dengan bentuk boneka yang lucu. Juga ada wayang dengan bentuk-bentuk hewan seperti kerbau dsb.. Diselingi dengan musickdan nyanyian yang sayangnya kami tidak mengerti, Namun dengan hanya menonton dapat juga dimengerti alur ceritanya yang cukup sederhana. Pertunjukan sendiri berlangsung sekitar 1 jam.
Mua Roi Nuoc atau wayang air merupakan kesenian yang unik. Menurut cerita kesenian ini berasal dari delta Sungai Merah dan sudah ada sejak abad ke 10. Pertunjukan ini hanya ada di Vietnam utara dan group yang terkenal adalah Tang Long yang gedung pertunjukannya kami kunjungi malam ini.
Naik Taxi Mercy Putih dan Supirnya pun seorang wanita
Setelah selesai, kami segera kembali dengan taksi ke hotel, Wah kita sangat beruntung ternyata dapat taxi Mercedecz benz berwarna putih. Dan lebih-lebih lagi supirnya seorang cewek Vietnam yang cantik dan sudah tentu langsing..dan ongkosnya pun hanya 25 ribu Dong…jadi jauh sebelum di Jakarta ada taksi Mercy ternyata di Hanoi sudah lebih dulu ada…Lagi-lagi kejutan di negara yang masih menganut sistem komunis.
(adt/adt)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang