Proyek ini adalah bagian dari pembangunan pusat penelitian di tengah hutan hujan Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Dilansir dari situs dailymail.co.uk pada Senin (23/1), proyek senilai 6,4 juta Poundsterling (sekitar Rp 90 miliar) ini didanai oleh British Charity.
Lokasi ini nantinya akan menjadi tempat para ilmuwan dari Royal Botanic Gardens melakukan berbagai penelitian. Selain pusat penelitian, akan dibangun pula jalur pejalan kaki yang dengan panjang hampir 10 kilometer. Jalur ini akan tampak seperti jembatan karena letaknya di atas 'atap Amazon'. Belum dijelaskan apakah jalur ini dibuat menggunakan tiang khusus, atau menghubungkan jalan dari satu pohon ke pohon lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti akan menggunakan jalur ini untuk mempelajari bagian atap dari hutan hujan Amazon. Sementara, para turis bisa melakukan wisata ramah lingkungan sekaligus menyaksikan megahnya Hutan Amazon dari atas. Proyek ini dikoordinasi oleh Amazon Charitable Trust dan diperkirakan akan selesai dalam dua tahun mendatang.
Tak hanya demi kepentingan penelitian dan pariwisata, proyek ini juga diharapkan memberi lapangan pekerjaan bagi suku-suku di wilayah Amazon. "Proyek ini memungkinkan mereka untuk hidup tanpa harus merusak hutan, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap hutan hujan di seluruh dunia," kata Managing Partner dari Amazon Charitable Trust, Robert Pasley-Tyler.
Dengan luas total sekitar 5,5 juta kilometer persegi, hutan hujan Amazon membentang di beberapa negara yaitu Brazil, Peru, Kolombia, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, dan Suriname. Terdapat beberapa suku pedalaman yang mendiami hutan ini, di antaranya Kuorubo dan Matis yang terkenal dengan senjata tiupnya.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC