Kota Kiel dengan penduduk sekitar 250 ribu orang, berada tepat di mulut sebuah fjord atau teluk yang terbentuk dari aktivitas glasier pada zaman es. Selepas dari teluk, Kiel langsung bertemu dengan Laut Baltik di kawasan Skandinavia.
Menumpang kapal menyusuri teluk adalah pilihan para wisatawan untuk menikmati kota pelabuhan ini. Perjalanan dimulai dari pangkal Teluk Kiel yang merupakan pusat kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kapal bergerak meninggalkan pelabuhan terlihat jelas pelabuhan ferry utama di Kiel. Ferry-ferry itu berlayar langsung menuju Norwegia dan Swedia. Tepat di sebelah pelabuhan Ferry, terletak pabrik galangan kapal Kiel.
Industri perkapalan di Kiel adalah yang paling maju dan modern di Jerman. Galangan kapal yang besar mendominasi pemandangan di pangkal Teluk Kiel. Hasil produksinya yang paling mumpuni ternyata bukanlah kapal penumpang, melainkan kapal selam tempur.
Sejak awal abad ke-20, Kiel adalah pabrik kapal selam untuk angkatan laut Jerman. Untersee Boot atau U Boat adalah kapal selam khas Jerman yang ditakuti dalam dua kali perang dunia. Saat pemimpin Jerman, Adolf Hitler mendeklarasikan Perang Dunia II, Jerman sudah siap dengan 65 kapal selam yang diproduksi di kota kecil ini.
Akibatnya Kiel dibombardir sekutu sampai hancur lebur. Bahkan, kota tua Kiel nyaris tak bersisa. Tapi sekarang, Kiel tetap jadi pangkalan AL Jerman terbesar.
Jejeran kapal tempur pun tampak berderet di sisi paling luar pelabuhan. Kapal tempur dan kapal lainnya bisa dengan mudah menuju Samudra Atlantik melalui kanal Terusan Kiel yang tembus di Hamburg.
Perjalanan Kapal Roro kami pun berujung di Laboe, sebuah pelabuhan kecil dan pantai yang cantik. Satu monumen perang tegak berdiri menghadap laut lepas Baltik, dan menjadi penanda kalau kota cantik ini pernah menjadi pusat kekuatan perang di lautan.
(gst/gst)












































Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Makam Ulama Abal-abal di Lamongan Dibongkar, Namanya Terdengar Asing