Menurut Wikipedia, suku Minahasa mulai menggunakan Waruga untuk menguburkan orang yang meninggal sejak abad IX. Orang yang telah meninggal diletakkan pada posisi menghadap ke utara dan didudukkan dengan tumit kaki menempel pada pantat dan kepala mencium lutut. Tujuan dihadapkan ke bagian Utara menandakan bahwa nenek moyang Suku Minahasa berasal dari bagian Utara.
Sekitar tahun 1860, pemerintah Belanda melarang menggunakan Waruga sebagai makam. Seiring dengan penyebaran agama Kristen di Minahasa, maka Waruga pun mulai ditinggalkan.
Waruga sendiri terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang. Waruga memiliki ukiran dan relief yang menggambarkan berapa jasad yang tersimpan di waruga, sekaligus menggambarkan mata pencarian atau pekerjaan orang tersebut semasa hidup.
So, pastikan anda berkunjung ke situs yang dicalonkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1995 ini.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau