Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!

Ristiyanti Handayani - detikTravel
Jumat, 24 Jul 2020 12:47 WIB
loading...
Ristiyanti Handayani
Kegiatan mengaji bersama menjadi penyambung silaturahmi yang mempererat tali persaudaraan diametraal kami
Mie ayam baso! Makanan khas Indonesia kesukaan kami.
Beragam kue basah yang tersaji, menjadi pengobat kerinduan akan tanah air
Kami adalah para perantau yang bermukim di Utrecht Belanda
Kue Talam pandan dari tepung beras.
Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!
Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!
Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!
Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!
Cerita Persaudaraan Perempuan Perantau di Belanda!
Jakarta - Wabah virus Corona membuat kami, perempuan perantau atau diaspora, menunda berkumpul untuk bersama-sama mencicipi ke-Indonesia-an.Beragam kisah menjadi alasan kami berkelana, merantau, dan akhirnya menetap di negeri kincir ini. Ada yang karena perkawinan campur, ada yang menjadi pekerja terdidik di bidang kesehatan, bidang IT, dan ada para pelajar.Kami bertemu dan bersilaturahmi secara berkala menjalin semangat persaudaraan di rantau, dengan rasa dan semangat ke-Indonesia-an.Di saat berkumpul dan bertemu, khususnya kami yang tinggal di Kota Utrecht, selain berbagi cerita suka dan duka, kami pun mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Di antaranya, pengajian, demo masak, permainan interaktif, piknik bersama, belanja dan bersepeda bareng serta kegiatan lainnya. Salah satu yang senantiasa dirindu oleh kami semua, adalah memanjakan lidah kami dengan citarasa beragam masakan khas Tanah Air. Setiap kali pertemuan layaknya wisata kuliner. Beragam sajian makanan Indonesia tersaji, mulai dari mie ayam baso, baso cuanki, rujak asinan, pempek, cireng, es durian, martabak dan beragam kue basah lainnya. Dampak dari corona, kami harus bersabar untuk kembali berkumpul seperti dulu. Biasanya, kami berkumpul dimulai dengan saling bertanya kabar dan aktivitas, kemudian sedikit intermezo dengan permainan atau kuis, dilanjutkan dengan mengaji bersama dan ceramah, ditutup dengan acara makan-makan dan senda gurau serta tentu saja berfoto bersama. Bahagia rasanya ketika kami bisa ceria ngobrol dalam bahasa ibu, seakan kami sedang berada di Tanah Air. Sayangnya, banyak dari kami, yang setiap tahun liburan ke Indonesia, namun untuk tahun ini tidak jadi pergi, tentu saja hal ini disebabkan wabah corona yang melanda dunia. Bersyukur kami, para perantau ini, masih bisa bersilaturahmi mempererat jalinan persaudaraan di negeri orang, serta bergotong royong saling membantu meringankan beban sesama saudara seperantauan. Semoga wabah ini segera berakhir, dan kita semua kembali berkumpul dan pandemi virus Corona segera usai.Β 
Hide Ads