Alun-alun Watansoppeng yang Sarat Legenda
Minggu, 14 Jun 2020 18:40 WIB

Arnis Taher

Jakarta - Nama Kota Watansoppeng di Sulawesi Selatan mungkin masih belum populer di kalangan traveler. Namun, alun-alunnya punya banyak legenda.Alun-alun Watansoppeng dengan mitos yang diyakini oleh masyarakat setempat dan menjadi kebanggaan masyarakat Soppeng. Ribuan kelelawar yang hingga di beberapa pohon asam dan juga keindahan bangunan tua kolonial bergaya eropa - bugis yang indah di ketinggian.Watansoppeng adalah ibu kota kabupaten soppeng, provinsi sulawesi selatan. Lama perjalanan dari kota makassar menuju Kota Watansoppeng bisa ditempuh kurang lebih 5 sampai 6 jam dengan menggunakan rute bulu dua. Disarankan untuk selalu berhati-hati dalam berkendaraan pada rute ini, karena sepanjang perjalanan kalian akan berpapasan dengan kendaraan berukuran besar seperti truk, bus yang saling menyalip satu sama lain dengan kondisi jalan yang berliku, menanjak dan cenderung sempit.Perjalanan menuju Kota Watansoppeng, kalian akan disuguhi pemandangan-pemandangan indah pedesaaan, pegununungan dan area pertanian akan membuat mata kalian tak akan terpejam.Alun-alun Watansoppeng adalah kebanggaan masyarakat Soppeng, karena di tempat ini masyarakat dapat beristirahat, berlibur atau sekedar bercengkerama sejenak bersama keluarga sambil menikmati keramaian taman kalong dan keindahan bangunan-bangunan di sekitarnya. Pohon asam di alun-alun ini juga menjadi rumah atau sarang bagi ribuan kalong atau kelewawar yang menjadi legenda masyarakat berabad-abad silam.Mistos yang dipercaya oleh masyarakat setempat, bahwa kalong atau kelelawar ini diizinkan oleh Raja Latemmala untuk tinggal di pohon asam tersebut dengan syarat jangan memakan buah-buah hasil pertanian masyarakat. Mitos yang tak kalah menarik lainnya adalah jika ada pendatang yang sedang berkunjung ke tempat ini dan terkena kotoran kalong atau kelewawar maka diyakini akan mendapatkan jodoh berasal dari Soppeng.Alun-alun Watansoppeng juga memiliki bangunan tua peninggalan kolonial yang terletak di ketinggian dengan pemandangan pegununungan yang sangat indah dan sejuk. Bangunan tua ini dikenal dengan nama Villa Yulianna, dibangun oleh bangsa kolonial pada tahun 1905.Nama yuliana diambil dari nama anak ratu belanda (wilhelmina), arsitektur bangunan ini merupakan perpaduan budaya eropa dan bugis. Menurut masyarakat setempat villa ini juga terkenal angker karena sering muncul penampakan seorang none-none belanda yang mengenakan gaun zaman kolonial.Tak jauh dari Alun-alun Watansoppeng kalian akan menemukan masjid agung yang menjadi kebanggaan masyarakat soppeng, masjid berkelir putih yang indah dikenal dengan nama Masjid Agung Darussalam. Hampir lengkap jika Alun-alun Watansoppeng dijadikan tempat liburan singkat bagi keluarga, tetapi jangan lupa ya untuk membawa makanan dari rumah, karena tempat menjual makanan olahan di sekitar Alun-alun Watansoppeng sangat jarang ditemukan, hanya terlihat beberapa toko yang menjual makanan dan minuman ringan.Tetap jaga kesehatan dan tunda dulu liburan mu hingga pandemi ini selesai.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol