Ini Gunung Favorit untuk Pendaki Pemula
Kamis, 21 Nov 2019 15:15 WIB

Melati Sihotang
Jakarta - Mungkin ada di antara traveler yang adalah pendaki pemula dan ingin mencoba naik gunung. Gunung Prau di Dieng pun bisa jadi rekomendasi.Selama ini gunung cenderung didaki oleh pendaki profesional. Tahukah kamu ada gunung yang ramah bagi para pendaki pemula? Jawabnya yaitu Gunung Prau. Berada di Pegunungan Dieng, Gunung Prau dengan puncak tertinggi mencapai 2.590 mdpl ini menjadi gunung favorit bagi para pendaki pemula, termasuk saya.Gunung Prau kini bisa dilewati melalui delapan jalur pendakian. Enam jalur dibuka untuk umum, yaitu jalur pendakian via Patak Banteng, via Kali lembu, via Dieng Wetan, via Dieng Kulon (Dwarawati), via Campurejo dan via Wares. Sedangkan dua jalur lainnya adalah jalur yang hanya digunakan khusus untuk rute konservasi.Dari semua rute, saya dan keempat teman memutuskan mendaki Prau via Patak Banteng, kenapa? karena ini adalah jalur yang sering dipakai pendaki pemula. Jalurnya sendiri memang menanjak, tapi justru di sinilah pendaki dilatih untuk menghadapi trek gunung yang sesungguhnya.Hari Sabtu pagi, kami sudah tiba terminal Wonosobo, dijemput mobil yang disediakan oleh private trip yang kami pakai, kami pun berangkat menuju basecamp di Dieng. Memakan waktu sekitar 40 menit kami pun tiba di basecamp milik Pak Yadi, yang nantinya akan menemani kami selama pendakian.Kami beristirahat sejenak dan repacking barang bawaan. Menunggu hingga siang tiba, agar tidak bertabrakan dengan para pendaki yang baru turun. Sekitar pukul satu siang kamipun berangkat. Awalnya mau berjalan menuju pos 1, tapi karena ternyata ada ojek seharga 15 ribu kami memutuskan untuk naik ojek. Hitung-hitung membantu perekonomian warga sekitar. Apalagi dengan naik ojek kami sudah menghemat tenaga dan waktu sekitar 20 menit.Tidak sampai lima menit kami sudah tiba di pos 1. Wah canggih ya, hehehe. Selanjutnya dari pos 1 menuju pos 2 jalur lumayan cukup nanjak namun masih belum terlalu sulit. Kami beristirahat sejenak di warung terakhir di pos 2. Di warung ini tersedia buah dan gorengan yang nikmat untuk disantap.Selesai istirahat, kami melanjutkan pendakian dari pos 2 menuju pos 3, di sinilah tenaga dikuras habis, jalurnya nanjak terus enggak ada landainya. Wah baru berasa jadi anak gunung, dengan bawaan tas yang berat ditambah jalurnya yang nanjak.Namun. perjalanan ini kami jalani dengan santai. Tujuan kami memang untuk refreshing, jadi tidak terlalu ngoyo. Sesekali kami berhenti untuk berfoto sehingga tidak terlalu terasa lelah. Akhirnya setelah mendaki sekitar 4 jam kamipun tiba di area camp. Tiba di area kami disambut hujan. Syukurnya tenda sudah didirikan. Jadi kami beristirahat ditemani gemericik hujan.Malam hari di gunung ternyata tidak sesunyi yang saya bayangkan. Ada banyak orang yang berbincang ditambah ada salah satu rombongan pendaki yang menyalakan musik dengan terlalu keras. Saya agak kesal sih, karena sesungguhnya hal itu dilarang. Keesokan paginya, saya dan keempat teman saya bangun subuh untuk hunting sunrise. Menyaksikan matahari terbit di sini gunung adalah kali pertama bagi saya. Ternyata seindah itu ya. Udara yang dingin tidak memadamkan semangat kami untuk menjelajahi semua spot yang ada untuk mencari angle yang tepat agar bisa memotret keindahan pagi di Gunung Prau dengan Gunung Sumbing dan Sindoro sebagai backgroundnya.Setelah matahari meninggi, kami pun kembali ke tenda dan bersiap untuk turun. Sebelum turun kami menyempatkan diri berfoto di tempat wajib kalau naik gunung, iya apalagi kalau bukan plang nama dengan tulisan ketinggian kita berada.Nah, untuk traveler yang pengen menyaksikan langsung keindahan pagi di puncak Prau, bisa banget dengan pesan tiket kereta di @tiket.com. Bagi traveler yang berdomisili di Jakarta, cukup memesan tiket jurusan pasar Senen-Purwokerto dan disambung dengan transportasi umum atau bisa juga sewa mobil di tiket.com. Jadi tunggu apalagi, karena semua ada tiketnya.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?