Benteng Pendem Ambarawa yang Indah dan Penuh Misteri
Kamis, 25 Jul 2019 11:30 WIB

Renky Liniaryadi

Jakarta - Masa kolonialisme di Indonesia menyisakan bangunan-bangunan bersejarah yang indah. Salah satunya Benteng Pendem Ambarawa yang unik, indah dan penuh misteri.Ambarawa daerah kecil di Kabupaten Semarang memang menyimpan banyak pesona dari masa lampau. Tak hanya memiliki Museum Kereta Api yang terkenal itu, Ambarawa juga memiliki benteng peninggalan era kolonial Belanda yang layak untuk kita kunjungi seperti Benteng Pendem Ambarawa.Sebenarnya nama asli dari Benteng Pendem Ambarawa ini adalah Benteng Fort Willem I. Namun masyarakat umum lebih sering menyebutnya dengan Benteng Pendem yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti terpendam. Hal itu dikarenakan bangunannya terletak terpendam di bawah tanah.Untuk menuju benteng ini ada beberapa alternatif, salah satunya melalui Kampung Bugisan yang letaknya tak jauh dari Jalan Jenderal M Sarbini. Bagi yang melaju dari arah Bawen menuju Yogyakarta melewati bypass pasti akan melihat benteng ini dari pinggir jalan. Memang terlihat dekat dengan jalan, namun untuk masuk menuju ke lokasinya harus melewati jalan kampung yang agak sempit dan berliku. Maka dari itu jangan malu untuk bertanya dengan warga sekitar agar tidak tersesat.Saat sudah sampai jalan tanah yang semakin sempit, biasanya ada warga yang menyarankan untuk memakirkan kendaraannya di rumahnya, karena lokasinya memang tidak tersedia tempat parkir yang memadai untuk mobil. Dari rumah warga hanya perlu jalan kaki sekitar 5 menit untuk menuju ke gerbang belakang benteng. Sesampainya di gerbang, pengunjung akan dikenakan biaya masuk Rp 5.000 per orang.Benteng Fort Willem I ini dibangun pada tahun 1834 oleh Belanda. Bentuk bangunannya tidak seperti bangunan benteng pada umumnya yang terdapat parit dan tembok berlubang untuk meriam. Tapi justru memiliki banyak jendela dan pintu yang mirip sekali dengan Lawang Sewu di Semarang. Dari keunikannya itu, kemungkinan VOC membuat benteng ini bukan untuk pertahanan, melainkan untuk barak dan logistik selama pertempuran.Pada masa pendudukan Jepang, benteng ini digunakan untuk kamp militer tentara Jepang. Namun, pada masa kini dialihfungsikan sebagai Lapas Kelas II A. Meskipun begitu, kawasan ini masih bisa dikunjungi sebagai tempat wisata namun hanya sisi utara saja.Sesaat memasuki kawasan ini pasti akan terasa suasana mistisnya meskipun siang hari, karena kondisi bangunannya sudah tua, banyak dinding yang lapuk dan ditumbuhi semak-semak sehingga terlihat menyeramkan. Suasana yang cukup menyeramkan ternyata tak membuat para pengunjung takut untuk mengeksplorasi. Ini terbukti, semakin sore tempat ini semakin ramai didatangi wisatawan untuk sekadar selfie maupun pemotretan pre-wedding.Tekstur dinding yang hancur menambah estetika pada foto yang dihasilkan, seolah-olah sedang berada pada masa penjajahan. Mirip seperti adegan film Soekarno yang memang melakukan syuting di benteng ini.Ada satu hal yang unik, saat saya melihat ke atas, lantai 2 bangunannya ternyata digunakan untuk tempat tinggal. Maka dari itu para pengunjung dilarang untuk naik, karena dikhawatirkan akan mengganggu ataupun terperosok karena ada beberapa bagian yang rapuh.Bicara soal benteng, di Kota Dubai Uni Emirat Arab juga terdapat peninggalan benteng kuno yang bernama Al Fahidi Fort. Namun kini benteng tersebut telah bertransformasi menjadi Dubai Museum yang di dalamnya terdapat sejarah kota Dubai yang disajikan dengan menarik.Jadi, menurut saya lokasi ini jadi destinasi wajib jika traveling ke Dubai, karena seperti pepatah tak kenal maka tak sayang. Saat berkunjung harus kenal sejarah tempat yang kita singgahi agar lebih sayang dan mendapatkan banyak pengetahuan. Yah, semoga selain ke Benteng Pendem Ambarawa, saya bisa berkesempatan mengunjungi Benteng Al Fahidi di Dubai suatu saat nanti.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum