Candi Gedong Songo, Wisata Budaya Kekinian Untuk Milenial

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Candi Gedong Songo, Wisata Budaya Kekinian Untuk Milenial

Li Partic - detikTravel
Kamis, 08 Agu 2019 13:33 WIB
Jakarta - Tak melulu wisata ke candi membosankan. Datang saja ke Candi Gedong Songo di Semarang, dijamin wisata budaya kamu menyenangkan. Banyak spot foto lho!Namanya tak asing lagi. Bangunan yang bernama candi ya paling gitu-gitu aja. Namun, kini kawasan wisata Candi Gedong Songo diracuni oleh tempat selfie, sehingga ramai pengunjung. Oleh karenanya, saya pun tertarik mengunjunginya.Mungkin ada yang belum tahu Candi Gedong Songo? Sesuai dengan namanya, Candi Gedong Songo adalah kawasan yang punya 9 candi. Namun, yang bisa kita jumpai karena masih utuh hanya ada 5 candi. Mulai Candi Gedong I yang berada paling bawah sampai Candi Gedong V yang ada di bukit paling atas. Candi ini merupakan candi Hindu, jika dilihat dari reliefnya.Mengenai candi, pasti ada sejarahnya. Hal itulah yang menjadi salah satu daya tarik. Sayangnya, Candi Gedong Songo ini tidak begitu banyak ditemukan cerita detilnya. Candi ini dibangun pada masa yang sama debgan Candi Dieng karena arsitekturnya mirip. Perhatian pertama dilaporkan oleh Loten pada tahun 1740. Kemudian oleh Raffles candi ini disebit Candi Banyukuning pada tahun 1804. Dalam buku The History of Java (1817), Raffles menuliskan komoleks candi ini sebagai Gedong Pitoe karena saat itu ditemukan 7 bangunan.Jalan menuju Candi Gedong SongoKunjungan ke Candi Gedong Songo adalah destinasi pertama saya di Semarang. Saya turun di stasiun Tawang. Kemudian naik mobil via tol ke arah selatan Semarang, naik ke daerah pegunungan. Kecamatan Bandungab namanya. Sebelum ke lokasi, saya menginap dulu di Bandungan Hotel. Hotel yang pas di kantong, tapi tidak terlalu jelek.Candi Gedong Songo terletak di 2 kecamatan, yaitu Desa Candi, Kecamatan Bandungan dan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Umumnya, kita ke sana melalui Bandungan. Jalan menuju ke sana berkelok-kelok seperti di Batu Malang. Wajar, letaknya memang di lereng Gunung Ungaran dengan ketinggian 1.200-1.400 meter di atas permukaan laut.Saya ke sana cukup dengan taksi online. Tapi saya sarankan lebih baik menyewa mobil harian agar lebih fleksibel dengan waktu. Menjelang petang kendaraan pulang agak susah ditemui.Biaya MasukUntuk masuk kawasan Candi Gedong Songo kita cukup mengeluarkan biaya sekecil Rp. 10.000. Di dalamnya ada beberapa tempat wisata lagi seperti bumi perkemahan, wana wisata yang tiketnya 5 ribu, Ayanaz tiketnya 25 ribu.Ada Apa saja?Setelah memasuki gerbang masuk, saya menemui peta kawasan. Melihat saya sedang mengamati peta, seseorang berbaju merah mendekati saya menawarkan jasa kuda. Saya iyakan saja tawarannya. Hitung-hitung agar berkesan di ingatan anak-anak yang belum pernah naik kuda.Tapi sebelumnya saya khusyuk mengamati peta dulu. Areanya sangat luas. Di sana ada:1. Candi Gedong I s.d. V.2. Wisata Berkuda keliling kawasan candi.3. Pemandian air panas.4. Mata Air Panas.5. AyanazNah, di Ayanaz inilah yang sedang digandrungi kaum milenial. Ada spot foto di atas kolam, balon udara, kurungan, dll.Jadi dengan adanya daya tarik baru ini, kaum milenial diharapkan bisa melestarikan dan tertarik pada wisata candi sekaligus berselfie ria di sini.Wisata ExtraordinarykuTiba saatnya berkuda. Saya hanya memesan satu kuda untuk dinaiki 2 anak. Saya bertanya pada si bapak penuntun kuda. Apakah saya bisa jalan mengikuti kuda? Dia mengiyakan. Akhirnya saya jalan di belakang kuda sambil menggendong anak.Perjalanan pertama biasa saja. Ringan. Namun selanjutnya jalanannya menanjak, membuat saya berjalan lebih lambat dibanding kuda, apalagi sambil menggendong bayi tanpa gendongan. Berat!Perjalanan terasa lama, saya melalui hutan. Sampai pada ketinggian tertentu, saya melihat pemandangan indah. Sawah-sawah di lembah, dan di seberangnya ada candi! Ya, itu candi yang akan kita tuju. Apa? Berarti masih sangat jauh, sedangkan saya sudah kelelahan. Ya, Tuhan!Mau tak mau saya harus lanjutkan berjalan kaki. Karena 2 kali tawaran kuda yang mengejar saya sudah saya tolak. Kemudian saya lalui hutan kopi yang jalannya ramah, maksudnya tidak menanjak. Setelah hutan kopi itulah baru saya menemukan anak-anak yang riang bermain. Si kuda istirahat. Oh, ternyata di titik ini adalah Candi Gedong IV dan V.Setelahnya, kita berjalan lagi. Setelah berkelok-kelok jalan agak menurun, saya jumpai mata air panas. Bau gasnya khas. Sayangnya, saya ketinggalan kuda lagi. Maunya kan foto dengan anak-anak, tapi mereka sudah duluan.Ya sudah, saya berjalan lagi agak naik hingga sampai di Candi Gedong III. Ini bangunan candi yang paling bagus menurut saya. Ada dua bangunan di sini. Lalu saya melanjutkan ke Candi Gedong II yang tidak terlalu jauh.Di tengah perjalanan saya bertemu si bapak penuntun kuda tadi naik motor. Ternyata anak-anak sudah sampai. Sedangkan saya belum bertemu Candi Gedong I. Katanya si kakak menghilang masuk ke salah satu spot wisata yang sudah saya lalui tadi. Saya diminta jalan lebih dulu saja. Sementara si bapak yang mencari.Tak lama kemudian saya pun berjumpa dengan Candi Gedong I. Perjalanan pun selesai. Dari situlah saya baru memahami bahwa pengunjung tanpa kuda bisa langsung ke Candi I naik sedikit demi sedikit sampai Candi V. Perjalanannya tidak terlalu ekstrim. Tahu begitu kan tadi tidak perlu berkuda saja. Tapi pengalaman memang guru terbaik. Jika tidak demikian, saya tidak akan tahu seluruh kawasan. Berwisata sampai kelelahan sambil menggendong bayi tidak akan terjadi. Itulah wisata extraordinary saya.Saya ingin merasakan pengalaman wisata extraordinary lain di Dubai. Ingin merasskan naik dibpuncak tertinggi Burj Khalifa, merasakan padang pasir, sampai salju indoor yang sangat besar. Semoga suatu saat terwujud, ya! (travel/travel)

Hide Ads