Belajar Siaga Bencana dari Negeri Sakura
Senin, 08 Apr 2019 10:31 WIB

Rita Pawestri

Jakarta - Jepang sering terkena bencana alam. Negeri Sakura punya pendidikan siaga bencana yang menarik untuk disimak.Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang berhasil membangun sistem pendidikan kebencanaan melalui latihan mitigasi bencana di sekolah-sekolah. Selain itu, Pemerintah Jepang juga membangun fasilitas publik untuk pendidikan kebencanaan bagi masyarakatnya.Ada beberapa taman yang sekaligus menjadi tempat menimba ilmu tentang kebencanaan. Lokasinya ada di beberapa tempat di Jepang. Salah satunya adalah disaster prevention park di Rinkai-Tokyo.Tokyo Rinkai Disaster Prevention ParkLokasinya sangat strategis, berada di tengah kota Tokyo Metropolitan, di antara gedung-gedung bertingkat. Di bagian depan terhampar halaman yang luas. Dalam dalam kondisi normal, taman ini digunakan masyarakat untuk belajar segala sesuatu tentang kebencanaan.Dalam keadaan darurat, gedung ini menjadi lokasi penting dalam mitigasi bencana. Dilengkapi dengan pelayanan dan bantuan medis, headquarters local emergency pemerintah pusat Jepang menggunakannya sebagai basis perlindungan bagi daerah-daerah di district Kanto Selatan.Gedung ini terbagi dalam tiga lantai. Lantai dasar menjadi pusat informasi. Di situ dipamerkan foto-foto bencana di Jepang dan penanganannya. Selain itu juga terdapat sebuah ruangan yang berfungsi sebagai media pendidikan untuk bertahan hidup selama 72 jam. Lantai dua merupakan pusat pembelajaran melalui video dan audio. Sedangkan lantai 3 adalah area terbuka.Bertahan hidup 72 jamSalah satu hal yang menarik dari Rinkai prevention park ini adalah bahwa pengunjung dapat mengikuti simulasi bertahan hidup selama 72 jam, karena 72 jam pertama pasca bencana merupakan periode kritis seseorang dapat bertahan hidup. Biasanya bantuan dari luar baru akan datang setelah hari ke-3 setelah bencana. Itulah sebabnya penting bagi setiap orang untuk bertahan hidup dalam 72 jam.Sebelum memulai simulasi, setiap peserta dibekali sebuah nitendo. Alat ini berisi pertanyaan-pertanyaan dalam bahasa Inggris yang harus dijawab. Setiap jawaban memiliki score. Jika jawaban betul, score akan bertambah. Sebaliknya, jika salah score akan berkurang.Pada akhir simulasi, peserta dapat mengetahui berapa score yang diperoleh. Tinggi rendahnya score sekaligus menunjukkan seberapa paham peserta dalam bertahan dalam bencana. Selain itu, peserta diminta memilih satu dari tiga pilihan benda. Di akhir simulasi, peserta akan diberikan informasi kegunaan dari benda yang dipilih tersebut.Ketika simulasi akan dimulai, seorang guide yang cukup terampil berbahasa Inggris akan memberikan pengarahan kepada peserta. Kebetulan saya mendapatkan simulasi sebagai berikut: pada hari ini, jam 6 sore, posisi saya sedang berada di lantai 10 sebuah gedung bertingkat. Kemudian gempa berkekuatan 7 SR mengguncang ketika saya sedang turun lift ke lantai 1. Saat itulah saat simulasi dimulai.Begitu saya keluar lift, suasana sekeliling saya begitu gelap dan berantakan. Tembok-tembok gedung hancur. Sebuah restoran terbakar, mesin AC tampak miring nyaris jatuh. Di mana-mana terdengar teriakan korban meminta tolong.Di setiap lokasi yang saya datangi muncul pertanyaan di layar nitendo. Total ada 10 pertanyaan dasar. Jika jawaban salah, jangan khawatir, karena ada penjelasan jawaban yang tepat. Permainan ini sangat informatif dan tentu saja memberikan pengetahuan bagi peserta.Beberapa pertanyaan yang dilontarkan antara lain: jika ada orang meminta tolong, apa yang seharusnya dilakukan? Bagaimana menggunakan fire extinguisher? Bagaimana menarik selang tabung gas? Apakah Anda mengetahui evacuation area di sekitar kita? Berapa nomor telpon darurat yang harus dihubungi kepada pihak berwajib?Di akhir simulasi, peserta ditunjukkan berbagai barang yang bisa digunakan dalam keadaan darurat. Kebetulan saya memilih kantong plastik sampah. Ternyata, banyak lo manfaat dari kantong plastik sampah dalam keadaan darurat!Di ruang pembelajaran lantai dua, terdapat ruang video mengenai peristiwa gempa dan tsunami di Jepang pada 13 Maret 2011 atau yang dikenal 3.11. Di sini juga terdapat area yang cukup luas bagi anak-anak untuk mendapatkan informasi tentang pencegahan bencana, baik berupa buku bergambar, buku mewarnai, buku cerita, permainan, dll.Di sini pulalah kami mendapatkan informasi berupa brosur-brosur yang tersedia dalam bahasa Jepang, Korea, Mandarin, dan Inggris. Salah satu yang paling penting adalah denah lokasi area evakuasi di district tersebut.Berbagai peralatan medis, alat pertukangan, dan perlengkapan evakuasi terasang rapi dalam etalase-etalase yang dipamerkan. Di lantai paling atas yang merupakan area terbuka, pengunjung dapat menikmati suasana sebagian kota Tokyo Metropolitan yang padat.Berkunjung ke Tokyo Rinkai Disaster Prevention Park sungguh memberikan pembelajaran bagi kita pentingnya wahana untuk belajar mitigasi bencana. Seperti pepatah mengatakan: sedia payung sebelum hujan. Kalau kita paham cara melindungi diri, setidaknya ini dapat meminimalisir jumlah korban jiwa.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol