Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat

Bernard T. Wahyu Wiryanta - detikTravel
Selasa, 07 Mei 2019 10:20 WIB
loading...
Bernard T. Wahyu Wiryanta
Bersembunyi dan berdiam diri untuk melihat dan merekam atraksi tarian The Birds Of Paradise di hutan-hutan di Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat
Cenderawasih botak atau Wilson Birds Of Paradise (Cicinnurus respublica) yang banyak mendiami hutan-hutan dataran rendah di Waigeo
Cenderawasih merah jantan (Paradisaea rubra) menari dan memekik di atas pohon untuk menggoda betina pasangannya sebelum melakukan ritual perkawinan
Cenderawasih botak atau Cenderawasih Wilson, menari dan bernyanyi untuk menarik Wilson betina
Salah satu sudut pantai di Desa Saprokren, Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat. Salah satu surga di timur Indonesia.
Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat
Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat
Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat
Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat
Mengintip Atraksi Tarian The Birds of Paradise di Raja Ampat
Jakarta - Raja Ampat tak hanya memiliki keindahan terumbu karang dan lanskap epiknya. Di tengah hutan Pulau Waigeo ada sajian atraksi tarian dari The Birds of Paradise.Pagi sekali Anda harus bangun dan memulai perjalanan, yakni pukul 03.30 WIT. Kami melewati kampung kecil dan mengikuti jalan setapak di pinggiran kampung. Dan ketika cahaya bintang mulai tertutup rapatnya kanopi hutan, kami mulai berjalan menanjak.Di kanan dan kiri kami, dalam rimbunan hutan, beberapa kali ada suara babi hutan. Jalanan terus menanjak, mengejar tarian paradisaea rubra akan segera dimulai ketika matahari terbit. Setengah jam berjalan, kemudian kami mendapati jalan menurun.Sampai di persimpangan jalan, tepat ketika matahari mulai bersinar dan kicauan beberapa spesies burung mulai terdengar memekakkan telinga. Ketika ada satu suara yang berbeda, itulahΒ  cenderawasih merah, sambil menunjuk puncak sebuah bukit. Jadi kami akan ke sana.Tidak berapa lama, Sony berhenti menunggu saya dan segera memberi kode untuk masuk ke dalam hutan. Jalan kembali menanjak dan hampir tegak lurus, kami berjalan mendaki sebuah bukit berhutan lebat, suara cenderawasih kembali terdengar bersahutan.Hampir 15 menit kami mendaki sebelum akhirnya sampai di puncak bukit. Di sana pepohonan tinggi tepat berada di puncaknya, di bawah sebuah pohon sudah ada tempat persembunyian dari terpal. Tepat di atas saya ada 2 pasang paradisaea rubra sedang bercengkrama.Saya segera menyiapkan tripod, mengeluarkan kamera dengan lensa 200 mm dan menambahkan tele converter 2x. Seekor betina bertengger di batang kering yang disinari matahari, pejantannya menghampiri, namun si betina melesat ke dahan lain. Pejantan yang kecewa ini kemudian memamerkan suaranya sambil memutari ranting.Selanjutnya dia menggetarkan kedua sayapnya beberapa saat sebelum akhirnya mengembangkan sayap dan bulu ekornya. Dua ekor kawat panjangnya berputar dan sang betina mendekat melihat tarian pejantannya. Sang pejantan masih meneruskan tariannya sambil memamerkan kecantikan bulu-bulu indah tepat di hadapan pasangannya. Ketika sang betina lengah, seketika dia mengambil posisi di punggung betinanya dan membuahi sang betina.Hutan sepi sesaat, sampai kemudian sang betina melompat kabur ke dahan lain dan pejantan tadi diam dan tampak puas. Di dahan lain, pejantan cenderawasih merah lainnya masih berusaha menarik perhatian pasangannya dengan tarian dan suaranya. Bergoyang ke kiri dan ke kanan, sementara pasangannya diam di depannya. Bulu sayap dan ekornya bergetar, tidak berapa lama terkembang, dan saya tahu sebentar lagi atraksi ini akan selesai.Hanya dua puluh menit, dua atraksi perkawinan yang didahului ritual tarian oleh paradisaea rubra ini berlangsung. Traveler tertarik melihatnya juga?
Hide Ads