Terhipnotis Lagi dengan Cantiknya Pulau Padar
Kamis, 29 Nov 2018 10:55 WIB

FATMA ATIK
Jakarta - Eksotisme Indonesia memang tidak ada habisnya. Salah satu yang jadi incaran para traveler, Pulau Padar yang selalu bikin kamu rindu.Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Indonesia memiliki segudang wisata alam bak surga dunia yang memanjakan mata. Salah satu destinasi wisata yang ada di Indonesia dan menjadi bucket list saya adalah Pulau Padar. Pulau Padar merupakan pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo setelah pulau Komodo dan pulau Rinca. Pulau Padar merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO yang menjadi magnet bagi turis lokal maupun internasional di Labuan Bajo. Meskipun kita tidak akan menemukan Komodo di Pulau Padar karena pulau padar kosong tak berpenghuni, tapi kita akan disuguhkan oleh hamparan laut lepas berwarna biru kehijauan yang terbagi menjadi 3 bagian yang di kelilingi perbukitan elok berwarna coklat yang menjulang tinggi dan pastinya sangat instagramable untuk spot foto.Ada seseorang yang bilang Γ’β¬ΕBagai sayur tanpa garam kalau kamu ke Labuan Bajo tanpa berkunjung ke Pulau Padar. Kalimat tersebut terngiang ketika saya berkesempatan untuk dapat mengabdi di Desa Komodo bersama Tim KKN Mandiri UNNES Desa Komodo, kami wajib menginjakkan kaki di pulau Padar. Setelah 45 hari kami mengabdi di desa, liburan menjadi destinasi akhir kami setelah melepas kesibukkan dan kepenatan dalam berkegiatan. Pada hari Rabu 7 November 2018 kemarin, kami bersama pemuda desa Komodo berlibur ke Pulau Padar. Pagi hari, salah satu tim kami mencari kapal penduduk desa untuk membawa kami ke pulau Padar. Karena kami menunggu beberapa pemuda desa, kami berangkat dari desa Komodo saat sang surya begitu terik sekitar jam 11 siang. Perjalanan dari desa Komodo sampai ke Pulau Padar membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Terlintas dalam benakku perjalanan akan membosankan karena jarak yang cukup jauh dari desa, tetapi dugaanku salah.Sepanjang perjalanan kita disuguhkan hamparan air laut biru kehijauan yang sangat jernih sehingga terumbu karang di dasar laut terlihat begitu menawan dilengkapi gugusan perbukitan coklat yang menyejukkan mata. Sepanjang jalan, rasanya tak ingin kami menyia-nyiakan keindahan surga tersembunyi ini tanpa mengabadikannya dengan foto. Mata tak hentinya memandangi alam dan hatipun tak hentinya berucap syukur atas keindahan ciptaan Tuhan.Suara mesin kapal terhenti menandakan kami telah sampai di Pulau Padar. Pak Kapten kapal memberi kami waktu 1,5 jam untuk mengeksplore keindahan Padar, karena jika terlalu lama ombak akan semakin besar dan mengganggu perjalanan kapal. Tak sabar rasanya kaki ini melangkah mendaki keindahan pulau Padar. Sang Surya bersinar tepat diatas kepala menandakan bahwa saat itu pukul 13.00 WITA, Meskipun cuaca begitu panas dan terik hal tersebut tidak menjadi penghalang semangat kami mendaki bukit padar. Topi, Kaca mata, jaket, sepatu dan pastinya air mineral telah siap menemani langkah kami mendaki sekitar 800 anak tangga.Sepanjang tracking menaiki anak tangga, hembusan angin sepoi-sepoi dan panasnya sengatan terik sang surya mengiringi langkah kami. Sinar sang surya begitu menyengat kulit, untunglah kami memakai masker wajah dan sunblok sehingga kulit kami terlindung dari matahari. Untuk mencapai puncak padar memerlukan waktu sekitar 1 jam, hal itu tak terasa lama karena sepanjang pendakian kita akan disuguhkan pemandangan laut dan perbukitan yang memanjakan mata. Saat sampai di puncak padar, bibir ini tak hentinya mengucap rasa syukur menikmati indahnya surga yang tersembunyi di NTT.Pemandangan di atas padar sangat menakjubkan! Bukit-bukit menjulang di sana sini, warna coklat mendominasi, laut hijau kebiru-biruan terbagi oleh bukit yang bercabang seolah membentuk bintang raksasa, putihnya pasir pantai pun ikut serta melambai-lambai seolah ingin di selami. Inilah negeriku, negeri kebangganku dengan sejuta pesona alam bak surga dunia. Lagu yang tepat kunyanyikan di puncak padar adalah Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki.Indonesia tanah air beta..Pusaka abadi nan jaya..Indonesia sejak dulu kala selalu di puja-puja bangsa.disana tempat lahir beta dibuai dibesarkan bunda.Tempat berlindung di hari tua sampai akhir menutup mata.Mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang terlukis dalam keeksotisan pulau Padar tak lengkap rasanya jika kita tak mengabadikannya dengan lensa kamera. Berbagai spot foto yang instagrammable di Padar kami jelajahi, saking asyiknya berfoto hingga kami lupa bahwa jam menunjukkan pukul 15.00 WITA. Kami bergegas menuruni terjalnya bebatuan di pulau Padar. Sesampainya di kapal, Pak kapten kapal agak marah karena kami terlambat turun dari puncak. Akibatnya saat perjalanan menuju desa Komodo, Ombak lautan begitu besar. Pusaran ombak menguncang kapal sehingga kapal terasa ingin terbalik. Kami sangat khawatir dan takut, lantunan ayat suci mengiringi perjalanan pulang kami. Deburan ombak yang sangat kuat membuat kami duduk merunduk dibawah kapal, suasana sangat mencekam diiringi jeritan suara kami. Pak Kapten memutuskan untuk menyandarkan kapal di suatu Pulau tak berpenghuni karena takut kapal akan terbalik dan mengancam nyawa kami. Akhirnya kita terdampar di suatu pulau hingga menunggu ombak reda. Pulau tak berpenghuni ini sangat indah bagai Pulau Kuta di Bali. Kami bergegas untuk menunaikan sholat, kemudian kami menikmati Sunset sambil bermain air dan pasir. Karena ini adalah liburan perpisahan Tim KKN dengan pemuda desa, kami menjaili pemuda desa dengan mengangkatnya bersama-sama dan menceburkannya ke laut. Suasana sangat menyenangkan, meskipun kami terdampar dalam pulau sepi tak berpenghuni tapi kami memanfaatkannya untuk moment perpisahan.Hari mulai gelap, sang surya telah menghilang dan berganti rembulan. Ombak di pantai telah kembali normal dan kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke desa. Sesampainya di desa guncangan perut tak dapat ditahan, kami memutuskan untuk membakar ayam di belakang posko KKN sambil menikmati malam terakhir bersama pemuda di Desa Komodo. Lantunan lagu perpisahan diiringi petikan gitar mengiringi malam kami. Jutaan bintang bersinar menyelimuti malam ini, diiringi suara deburan ombak ditepi pantai yang menenangkan hati.Pengalaman hari itu sangat menyenangkan dan tak kan terlupakan dalam memori. Bagi anda yang ingin menikmati surga dengan kehangatan warganya. Berkunjung ke Pulau Padar dan Desa Komodolah jawabannya. Anda akan merasakan nikmatnya surga negeri ini dilengkapi orang-orang yang sangat ramah bagai keluarga sendiri. Tips dari saya bagi anda yang ingin mengeksplore keindahan Padar. Berangkatlah saat pagi hari atau sore hari sambil menikmati sunrise atau sunset. Jika anda berangkat siang hari, cuaca akan sangat panas dan akan sangat menguras tenaga karena anda harus menaiki sekitar 800 anak tangga dengan kecuraman bukit sekitar 45 derajat. Jangan lupa siapkan topi, kaca mata, sepatu, air mineral dan pastinya kamera untuk mengabadikan moment. Satu hal yang terpenting saat anda melakukan travelling yaitu jangan lupa membawa Tolak Angin. Si kecil yang terbukti ampuh mengatasi masuk angin dan menjaga kekebalan tubuh. Berkat Tolak Angin yang menemani saya selama mengeksplore pulau Padar, tubuh saya terasa bugar, sehat dan semangat meskipun dibawah teriknya sinar matahari dan hembusan angin laut yang begitu kencang. Terima kasih Tolak Angin, orang pintar minum Tolak Angin.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda