Negeri di Atas Awan Itu Ada di Lumajang
Selasa, 18 Des 2018 10:24 WIB

Lily Kusumawati
Jakarta - Liburan akhir tahun, saatnya traveler habiskan di Lumajang. Pemandangan Negeri di Atas Awan bisa traveler nikmati dari Puncak B29. Perjalanan kali ini benar-benar tidak pernah aku rencakan. Awalnya, aku berkeinginan untuk pergi ke Kawah Ijen yang sudah lama menjadi salah satu 'wishlist' tempat yang ingin aku kunjungi.Aku mengajak salah satu teman satu kampusku yang bernama Teduh. Lalu, aku diminta oleh Teduh untuk membuat grup chat dan mengajak beberapa orang. Setelah grup chat itu terbuat yang terdiri dari 4 orang yaitu aku, Teduh, Cekade, dan Ryan, tiba-tiba saja Teduh mengganti tujuan kami menjadi ke B29.To be honest, aku gak pernah denger tempat apa itu. Bahkan aku mengira Teduh akan mengajak 29 orang untuk trip, udah kayak mau study tour aja. Akhirnya, aku searching di Mbah Google, lalu berkata 'kayaknya keren juga tempatnya, yuk gaskeun!'Aku pribadi orangnya mau aja mah asal diajak explore Indonesia dan kamipun sepakat untuk pergi ke B29.DAY 1Hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Berangkat dari Bali pukul 17.00, kami bertiga menggunakan bus tujuan Jember dengan harga Rp 85 ribu. Kenapa bertiga? karena Teduh sudah lebih dulu berangkat ke kampung halamannya yaitu di Glenmore, Banyuwangi 3 hari sebelumnya.Kami bertiga memilih bus tujuan Jember seperti saran dari Teduh dan nantinya berhenti di depan rumahnya yang ada di Glenmore. Setelah sekitar 6 jam kami tiba tepat di depan PAG (Pondok Alam Glenmore) milik orang tuanya. Kami bermalam di sana untuk menunggu keberangkatan kami besok pagi dengan kereta api.DAY 2Bunyi alarm hp kami menunjukkan pukul 05.00 untuk bersiap-siap menuju Stasiun Glenmore. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk tiba di stasiun tersebut. Kami tiba lebih cepat sebelum kereta datang. Tepat pukul 06.18, bunyi kereta kami pun terdengar. Sejujurnya, ini kali pertama buat aku naik kereta api.Situasi Stasiun Kereta Tawang Alun, Glenmore-LumajangSuasana kereta sangat nyaman dengan fasilitas AC dan juga ada kantinnya. 2 jam 47 menit tidak terasa kami telah tiba di Stasiun Klakah, Lumajang.Stasiun Klakah, LumajangSetelah tiba kami binggung bagaimana caranya menuju Desa Agrosari karena memang dari awal kami tidak membuat itinerary. Sambil berpikir, kami melihat di depan stasiun ada sebuah warung dan kami istirahat sejenak.Saya bertanya pada ibu-ibu penjaga warung bagaimana cara menuju Desa Agrosari. Ibu itu memanggil seorang pria dan pria tersebut menawarkan kami untuk naik taxi, kami pikir seperti taxi yang ada di kota dan ternyata taxi yang dimaksud adalah angkutan umum.Taxi tersebut kami sewa dengan harga Rp 150 ribu sekali jalan untuk menuju Desa Argosari yang berjarak sekitar 34 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih. Setelah tiba di Desa Agrosari, kami diturunkan oleh Bapak taxi (karena lupa namanya) di Pura Mandara Giri Lumajang karena mobil bapak tersebut tidak bisa mengantarkan hingga desa di Agrosari tersebut yang diakibatkan oleh jalan yang sangat menanjak. Kami pun kembali berfikir bagaimana cara untuk naik menuju Puncak B29 yang masih butuh waktu sekitar 1 jam dengan jarak sekitar 20 km.Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak dengan motor lama menghampiri kami untuk menawarkan ojek ke Puncak B29. Setelah tawar menawar kami lakukan, akhirnya dia pun setuju untuk mengantarkan kami PP Pura Mandara Giri Lumajang-Puncak B29 dengan harga Rp 175 ribu per orang.Perjalanan ke kawasan B29Kami segera melanjutkan perjalanan menuju B29 dengan 4 motor. Baru ingin berangkat, tiba-tiba hujan deras turun. Akhirnya kami menggunakan jas hujan yang diberikan. Selama perjalanan aku benar-benar tidak dapat melihat pemandangan sekitar, hanya tahu bahwa jalan yang kami lewati tanjakan semua.Setelah sekitar 30 menit perjalanan, aku merasa hujan sudah berhenti dan aku pun segera menyingkirkan jas hujan bapak ojek itu dari kepalaku. Wow! Keren sekali pemandangan sekitar. Yang lebih anehnya ternyata hujan hanya berada di bawah saja tidak sampai jalan di atas. Bapak ojekku berkata hal yang sama.Setelah sampai di permukiman warga, kami diantarkan oleh ojek kami masing-masing untuk mencari penginapan di daerah tersebut. Hampir 1 jam kami mencari-cari penginapan tidak ada yang cocok, padahal penginapan di daerah tersebut hanya berjarak 7 km dari Puncak B29 dan akhirnya kami turun kembali untuk meneruskan pencarian tempat istirahat kami.Finally! Ketemu juga penginapannya. Namanya Wahyu Homestay, aku sangat sangat recommend banget buat kalian yang pengen stay di pemukiman warga desa di Desa Agrosari tersebut. Harganya pun terjangkau hanya Rp 90 ribu per kepala.Tak disangka, ternyata 1 deretan rumah-rumah di sekitar Homestay kami itu adalah mayoritas bersuku Tengger dan beragama Hindu. Berasa seperti ada di Bali, karena mulai dari rumah hingga ada pula puja trisandya pada pukul 6 pagi, 12 siang juga 6 sore.Sebenarnya kami yang awalnya berniat untuk melihat sunset batal karena cuaca yang tidak mendukung. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat saja hingga menunggu esok hari. Jujur saja, sangat sulit mencari makanan di sini. 2 hari 1 malam berada di sana kami hanya makan mie instan. Padahal pemilik homestay mengizinkan kami untuk membuat masakan dengan peralatannya.Keakraban wargaSetiap malam warga berkumpul bersama, malam hari kami melihat beberapa warga membuat api unggun, sangat senang bisa melihat keakraban lingkungan tersebut seperti keluarga. Karena lapar aku dan Ryan mencari gorengan.Setelah itu, kami berbincang-bincang dengan pemilik rumah yaitu mas Wahyu tentang Desa Agrosari. Akhirnya, waktu menunjukkan pukul 22.00 dan kami memasang alarm pukul 03.00 dan langsung istirahat.DAY 3Pukul 03.00 kami bersiap-siap untuk menuju Puncak B29. 3 Ojek kami siap untuk mengantarkan kami menuju puncak. Pasti heran kenapa hanya 3, karena 1 Ojek menggandeng aku dan Cekade. Salut banget sama bapak itu dengan jalan hanya cukup untuk 1 motor dan kondisi jalan berbatu juga berlubang.Selain salut tapi ngeri abis sebenernya. 3 Ojek ini kami memberikan tarif Rp 80 ribu/orang PP. Jarak dari Homestay menuju ke Puncak B29 sekitar 15-20 menit. Yuhuuu!Akhirnya tiba di Puncak dan bener-bener dingin banget sekitar 12 derajat celcius. Sambil menunggu matahari terbit kami menunggu di warung setempat. Beruntung kami ke sana pada hari Sabtu pagi sehingga tidak terlalu ramai.Kami naik beberapa meter lagi untuk melihat pemandangan yang sangat terkenal. Yaps! Pemandangan Gunung Bromo yang diselimuti awan. Ternyata suhu di atas ini lebih dingin lagi mungkin sekitar 10 derajat.Kami menikmati pagi dengan disuguhkan sinar matahari yang terik dan juga awan yang indah. Kalau kata orang di daerah itu, tempat ini adalah negeri di atas awan. Kami menikmati pemandangan ini selama beberapa jam, tetapi karena dinginnya puncak, kami memutuskan untuk turun sekitar pukul 07.00.Kami memesan mie di warung sekitar puncak, sambil menunggu jemputan dari mas Wahyu. Akhirnya ojek-ojek kami tiba dan kami menuju ke Homestay, tapi sebelum menuju homestay kami minta diantar ke tempat tulisan Puncak B29 ini.Perjalanan pulang menuju homestay jujur saja lebih mengerikan dibandingkan berangkat, selain karena berangkat tidak lihat apapun dan juga kami diturunkan tempat di tulisan Puncak B29 tadi dan kami menanjak sekitar 1-2 km ke puncak paling tinggi.Sedangkan saat pulang kami melewati tanah gembur seperti ini. Setelah sampai di homestay kamipun beristirahat sejenak sebelum kembali pulang.Siangpun tiba dan kami pun pulang dengan ojek kami kemarin. Di perjalanan pulang kami disuguhi pemandangan yang indah. Kami menuju kembali ke Glenmore dengan kereta dan hari esoknya pukul 09.00 pagi kembali ke Bali dengan bus.Cara ke sini1.Carilah bus tujuan Banyuwangi dengan harga lebih murah mungkin sekitar Rp 50 ribu, lalu berhenti di Pelabuhan Ketapang dan menuju Stasiun Banyuwangi Baru yang hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan jalan kaki.2. Kemudian naik kereta api dengan tujuan Stasiun Banyuwangi Baru-Stasiun Klakah dengan harga sekitar Rp 60ribu/one way3. Dari Stasiun Klakah charter angkutan umum seharga Rp 300 ribu PP (minta dijemput kembali di penginapan sekitar Pura Mandara Giri Lumajang).4. Carilah penginapan di daerah Pura Mandara Giri Lumajang untuk lebih menghemat budget seharga Rp 150-200 ribu per kamar (bisa untuk 3-4 orang).5. Tapi jika kalian ingin menginap di Desa Agrosari bisa memilih ke Wahyu Homestay dengan harga Rp 90ribu/orang/malam. Recommend banget karena bersih dan ada air hangatnya.6. Naik Ojek dari Pura Mandara Giri menuju Homestay Agrosari seharga Rp 175ribu/orang PP.7. Naik Ojek dari Homestay menuju Puncak B29 seharga Rp 80ribu/orang PP sudah termasuk tiket masuk Puncak B29.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang