Ada Surga Kecil di Pulau Kenawa
Jumat, 21 Des 2018 03:00 WIB
Merry Handayani Tumanggor
Jakarta - Menikmati keindahan alam Indonesia berupa Pulau Kenawa, sebuah surga kecil padang savana yang menawan di Sumbawa Barat, NTB. Pulau yang cocok untuk relaksasi diri dari keramaian.Salah satu impian saya memang pengen liburan ke Afrika, tapi masih belum kesampian karena perlu menabung yang banyak dulu. Sebenernya masih banyak deretan tempat nan indah yang pengen saya kunjungi selain Afrika yang menyajikan eksotika padang savana, salah satunya ada di Sumbawa Barat.Pulau Kenawa namanya, saya tahu pulau ini pertama kali dari temen kampus saya namanya Dinda. Dia yang ajak saya liburan. Awalnya saya kira Pulau Kenawa yang dia ceritakan selama ini adalah Pulau Kanawa yang ada di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tapi ternyata saya salah kira. Kenawa dan Kanawa itu adalah dua pulau yang sama-sama menawan tapi berbeda lokasi.Saya baru tahu dari Instagram kalau Pulau Kenawa itu di Sumbawa Barat. Postingan foto atau video yang saya lihat tentang Pulau Kenawa memang bagus banget savananya, bikin ngiler pengen ada di sana. Pulau Kenawa emang jadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk liburan. Termasuk jadi tujuan liburan saya dan Dinda. Pulau ini adalah salah satu dari pulau gugusan Gili Balu yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Pulau Kenawa cuma punya luas 13,8 hektar yang didominasi oleh padang savana. Pulau ini juga merupakan pulau kosong alias nggak berpenghuni.Hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Saya berangkat dari Bandara Husein Sastranegara pukul 10.00 WIB dan sampai di Bandara Internasional Lombok sekitar pukul 13.00 WITA. saya melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Mataram, naik bus Damri dengan harga Rp 25ribu/orang. Sekitar pukul 14.30 WITA saya sampe di Mataram. Selanjutnya sekitar pukul 16.00 WITA, saya naik bus dengan rute Mataram-Taliwang. Soalnya sekalian menyeberang dari Pelabuhan Kayangan ke Pelabuhan Poto Tano. Jadi, enggak usah bayar lagi buat kapal ferry karena sudah sepaket dengan ongkos bus Rp 60ribu/orang.Tapi sayangnya saya sampai di Pelabuhan Poto Tano sekitar jam 7 malam, karena di Pelabuhan Kayangan lumayan lama nungguin kapal berangkat. Hal ini bikin kita enggak bisa langsung ke Pulau Kenawa karena hari sudah larut. Saya dan Dinda mencari tempat penginapan di sekitar pelabuhan tapi nggak ketemu, karena memang sudah lumayan sepi. Sampai pada akhirnya kita memutuskan untuk tidur di bale yang ada di sekitar pelabuhan, berbekal sleeping bag masing-masing.Hari ke-2 di Pelabuhan Poto Tano, kita berangkat sekitar pukul 07.00 WITA pagi dari bale dan jalan ke dermaga. Rencananya mau mengejar sunrise di Pulau Kenawa, tapi hancur karena saya bangun kesiangan. Setelah jalan menuju dermaga sekitar sepuluh menit, kita cari sewa perahu nelayan untuk menyebrang ke Pulau Kenawa. Karena kita cuma berdua, harus menunggu orang yang mau sharing perahu. Biar patungannya jadi murah meriah. Akhirnya selang beberapa menit, ada 3 orang dari Surabaya yang mau ke Pulau Kenawa juga. Kita dapet harga Rp 250ribu/perahu pergi-pulang, jadi per orang cuma bayar Rp 50 ribu.Setelah menyeberang kurang lebih 20 menit, saya disuguhkan pemandangan kapal-kapal yang berada di atas laut biru, gugusan Gili Balu yang rumputnya kering keemasan. Perlahan-lahan saya melihat Pulau Kenawa yang menawan. Hamparan savana yang merata seperti di Afrika pun mulai dekat, walaupun tanpa kehadiran satwa liar."Padang savana, I'm coming!"Perahu nelayan pun menepi di dermaga kecil Pulau Kenawa. Langit biru yang terik dan hamparan savana ada di depan mata. Kaki saya mulai melangkah di atas pasir putih nan indah. Menghirup udara yang bersih. Suara angin pantai pun terdengar merdu. Tidak terdengar bising oleh polusi suara, apalagi kemecetan kendaraan bermotor. Ada beberapa orang yang sedang berkemas merapihkan tenda setelah berkemah semalam.Padang savana di Pulau Kenawa ini sama persis kayak yang saya lihat di instagram. Malah lebih indah lagi kalo dilihat aslinya. Ada beberapa pohon yang tidak terlalu tinggi. Ada juga beberapa bale kecil untuk tempat istirahat. Bukit kecil yang jadi ciri khas Pulau Kenawa pun terlihat sangat menawan. Membawa saya dan yang lain untuk mendakinya. Walaupun cuacanya lagi panas terik, kita semua tetap mendaki untuk menikmati pemandangan dari atas bukit. Lumayan berkeringat dan membuat kulit gosong. Enggak sampai setengah jam, saya sudah sampai di atas bukit. Dari atas bukit, saya bisa lihat ada kapal besar, perahu nelayan dan bukit-bukit kering dikelilingi lautan biru yang tenang.Setelah puas menikmati pemandangan dan foto-foto di atas bukit, akhirnya saya turun karena mataharinya sudah sangat enggak santai. Makin siang, makin menyengat cuacanya. Saya istirahat di bale sambil ngadem dari sinar matahari yang semakin menusuk kulit. Ditemani lagu indie, saya menikmati relaksasi di tengah padang savana. Sampai akhirnya, saya ketiduran karena angin sepoi-sepoi yang terus-terusan menghampiri.Pas saya bangun, ternyata orang-orang sudah pada beres snorekling dan saya sangat nyesel nggak ikutan snorkeling. Ada beberapa orang baru datang di Pulau Kenawa menggunakan perahu nelayan yang nampak di dermaga. Semuanya sibuk berfoto-foto mengabadikan momen berlatarkan padang savana. Setelah beberapa jam kita ada di Pulau Kenawa, ternyata perahu nelayan kita sudah ada di dermaga untuk jemput kita balik ke Pelabuhan Poto Tano. Hari pun sudah semakin panas, akhirnya rombongan saya, siap-siap untuk meninggalkan Pulau Kenawa.Semoga saya bisa nikmatin keindahan savana Pulau Kenawa lagi, enggak kalah indahnya sama savana di Afrika!
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum