Yang Cantik dari Nusa Penida: Pantai Atuh
Selasa, 23 Okt 2018 16:03 WIB
Mawar Minora Sihotang

Jakarta - Pantai Atuh di Nusa Penida menawarkan kecantikan alami yang akan memikat traveler. Tapi hati-hati, untuk bisa turun ke pantai ini butuh tenaga ekstra.Pernahkah d'Traveler mendengar Pantai Atuh atau Atuh Beach? Mungkin beberapa d'Traveler sudah tidak asing, tapi sebenarnya masiih banyak yang belum pernah mendengar Pantai Atuh seperti salah satu teman kantorku.Di artikel sebelumnya saya bercerita tentang Pantai Kelingking, kali ini saya akan bercerita pengalaman saya ke Pantai Atuh. Sudah menjadi anganku untuk menjelajah pantai cantik ini karena melihat pemandangan ini dari foto cantik milik saudara saya Melati. Puji Syukur, aku bisa mewujudkan kali ini.Jatuh Cinta itu yang kurasakan saat kali pertama melihat pantai Atuh dari kejauhan. Letak Pantai Atuh sendiri berdekatan dengan tempat wisata Rumah Pohon Batu Molenteng yang gak kalah kece dan cantik dari pantai Atuh.Pantai Atuh terletak di kecamatan Nusa Penida yang termasuk dalam kabupaten Klungkung, Bali. Untuk akses ke sini perlu menyeberang menggunakan fast boat. Salah satunya bisa dari Pelabuhan Sanur.Kondisi jalanan cukup bagus. Walaupun di beberapa bagian terdapat jalanan yang masih jelek, tapi masih banyakan jalan bagusnya. Dengan membayar biaya HTM sebesar Rp 5.000, kami berjalan menyusuri jalanan setapak yang sudah disemen.Oh iya, kalau saya tidak salah, pantai ini sebenarnya dimiliki seorang kaya dan dikelola oleh karyawannya. Saat Menyusuri jalan setapak yang cukup lebar, terlihat pemandangan yang terbentang, dan terlihat Pantai Atuh dari 2 sisi yang berbeda. Wow, pantai indah nan cantik terlihat dari kejauhan.Pantai ini benar-benar tersembunyi karena diapit oleh tebing-tebing karang yang menjulang tinggi. Tempat yang nyaman untuk bersembunyi.Kami pun beranjak menuruni jalanan setapak dengan berpegangan pada tali tambang yang digunakan sebagai pembatas atau pagar dari jalanan setapak ini. Saat kami sudah berjalan makin turun, salah satu teman memberitahu bahwa ada bagian jalan yang rusak dan sangat riskan untuk turun, seketika itu rasanya sedih banget, tapi apa mau dikata, daripada kenapa-napa.Sebenarnya terlihat ada beberapa orang yang sudah di pantai, dan aku salut, berani banget ya mereka. Jadi aku hanya bisa cukup puas melihat dari kejauhan.Tidak ingin bersedih terlalu lama, aku naik ke atas lagi, karena Pantai Atuh ini memiliki dua sisi yang bisa dijelajah. Karena letaknya yang diapit tebing-tebing tinggi, butuh perjuangan untuk turun ke bawah, jadi apabila dTraveler ingin bermain air, siapkan fisik yang kuat ya.Biar tidak sendirian ku bertanya pada beberapa teman dan sayangnya tidak ada yang mau turun, karena berdasarkan informasi teman yang sudah tahu tempat ini, untuk turun dan naik butuh tenaga ekstra.Tidak mau berkecil hati, kutekadkan diri untuk turun sendiri setelah cukup berpikir. Akhirnya aku turun sendiri, dengan persiapan mental dan minum secukupnya. Aku pun berjalan turun sendiri, semua ini juga termotivasi oleh saudaraku Melati.Perjalanan turun ini cukup melelahkan, jarak tangga semen satu dengan yang lain cukup lebar. Hal ini cukup membuat lelah karena kakiku yang pendek. Cukup sulit menjangkaunya dalam satu langkah, jadi saya berjalan dua langkah baru turun ke tingkat yang berbeda.Dari atas cukup terlihat banyaknya wisatawan yang sedang berjemur dan sayangnya karena musim kering, jadinya air surut sehingga terlihat karang dan bebatuan di bibir pantai. Tapi hal itu tidak menyurutkanku untuk terus turun.Setibanya di bawah, wahh kebanyakan turis asing, serasa di luar negeri deh. Akupun menjelajah pantai ini hingga ke tengah, ke batas air yang cukup tinggi. Gelombang yang menghempas tebing membuat sensasi berbeda saat melihatnya dari jarak dekat.Ada kejadian cukup menyedihkan, karena aku terpeleset dikarenakan bebatuan yang licin, menyebabkan jari kaki ku luka dan berdarah. Tapi tenang, kunci kesuksesan dalam situasi seperti ini, jangan panik.Aku pun membasuh kaki dengan air dan melanjutkan perjalananku. Beristirahat sejenak, mataku tertuju pada banyaknya beanbag yang digunakan wisatawan untuk tempat berjemur maupun santai menikmati air laut yang berwarna turquoise (biru-hijau), sungguh indah dan memanjakan mata.Akhirnya tiba waktuku untuk naik tebing. Ternyata perjalanan naik sangat sangat membutuhkan tenaga ekstra. Hal ini karena jarak cukup tinggi antar tangga, lalu tidak adanya pegangan yang bisa menopang beban badanku, jadi aku benar-benar gliyengan saat naik, serasa hampir pingsan.Tapi aku terus meyakinkan diri "ayo Mawar kamu pasti bisa, alon-alon asal kelakon" dan itu aku benar-benar jalan santai, tidak memaksakan diri, karena takutnya jika terlalu memaksakan diri malah berbahaya.Sampai di atas, ku langsung memesan es kelapa muda. Segar sekali dan bersyukur masih bisa di atas. Bagaimana? Apakah d'Traveler tertarik untuk turun mencapai Pantai Atuh?Menurut aku pribadi, Pantai Atuh merupakan wisata pantai yang wajib dTraveler datangi minimal sekali seumur hidup. Selamat menjelajah pantai.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum