Asyiknya Shirakawa-Go di Jepang Saat Diselimuti Salju
Rabu, 07 Nov 2018 13:20 WIB

Nathania Larissa
Jakarta - Tak disangka, salju turun lebih awal di Shirakawa-Go ketika saya di bulan November. Memang benar, desa ini lebih memesona saat salju putih menyelimutinya.Bagi banyak orang, Shirakawa-Go merupakan salah satu tempat yang paling diminati saat berkunjung ke Jepang, terutama pada saat musim dingin. Pagi itu saya mengarah ke Shirakawa-Go dari Takayama menggunakan jasa bus tur lokal. Sebenarnya saya tidak tidak terlalu berharap dapat menyaksikan salju di Shirakawa-Go karena saat itu masih bulan November, namun di tengah perjalanan saya melihat jejak salju di kiri-kanan jalan. Saya menjadi semakin tidak sabar untuk segera tiba di Shirakawa-Go.Setelah sejam perjalanan, saya tiba di dek observasi dan menyaksikan pemandangan yang luar biasa dari atas sana. Pagi itu memang tidak turun salju, namun sisa salju dari hari sebelumnya masih menyelimuti seluruh desa. Benar-benar pemandangan yang tidak terlupakan, desa Shirakawa-Go dengan rumah-rumah kayunya yangΓΒ berselimutkan salju dan dikelilingi oleh gunung-gunung di sekitarnya. Sangat indah!Saat tiba di Shirakawa-Go, suhu udara berada di titik -2 C, dan tubuh tropis saya belum terbiasa dengan suhu serendah itu. Untungnya saya selalu membawa Tolak Angin ke manapun saya melakukan perjalanan, sehingga saya tidak perlu bingung mencari cara mengatasi masuk angin dalam keadaan cuaca apapun, sekaligus untuk menjaga stamina tubuh selama perjalanan. Paling tidak sekotak Tolak Angin selalu tersedia di dalam koper saya setiap kali saya melakukan perjalanan ke negara manapun.Perjalananpun berlanjut ke wilayah desa yang saya lihat dari atas dek observasi tadi. Saya harus menyeberangi sebuah jembatan untuk masuk ke wilayah desa Shirakawa-Go. Pemandangan di sekitar jembatanΓΒ berhasil membuat saya terpukau, sungai dengan bebatuan dan salju yang menutupinya. Sekedar catatan, salju di bulan November tidak selalu terjadi di Shirakawa-Go, bahkan di awal bulan Desember, salju belum tentu hadir menyambut kedatangan anda. Saya merasa sangat beruntung! JadiΓΒ sebaiknya periksa dahulu ramalan cuaca jikaΓΒ anda berencana datang ke tempat ini pada bulan November atau Desember untuk menyaksikan salju agar tidak kecewa nantinya.Daya tarik utama desa ini adalah rumah-rumah pertanian gassho-zukuri dengan atap jerami yang khas dan dibuat khusus untuk menangkal udara dingin. Gassho sendiri berarti 'tangan berdoa, di mana atap dari rumah-rumah ini berbentuk seperti tangan biksu yang sedang berdoa. Beberapa dari rumah ini berusia lebih dari 250 tahun. Jika anda penasaran seperti apa isi rumah Gassho, beberapa dari rumah ini terbuka untuk umum, tentu saja dengan membayarkan biaya masuk. Saya membayar JPY 300 untuk biaya masuk ke rumah Kanda - salah satu rumah keluarga yang dapat dikunjungi. Anda akan disambut oleh tungku perapian ketika menginjakan kaki ke dalam rumah ini. Lantai pertama rumah Gassho adalah untuk kegiatan sehari-hari seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar tidur, sedangkan lantai kedua digunakan sebagai area penyimpanan alat-alat pertanian.Setelah mengunjungi rumah Kanda, saya berjalan keliling desa. Ternyata tidak semua rumah di desa menggunakan atap gassho, beberapa berbentuk lebih modern. Walaupun desa ini masih cukup tradisional, anda dapat menemukan beberapa toko suvenir di Shirakawa-go karena pariwisata telah menjadi salah satu pendapatan utama desa ini. Salah satu kegiatan yang patut dicoba saat mengunjungi tempat ini di musim dingin adalah makan es krim! Saya jamin es krim anda tidak akan meleleh dalam waktu yang sangat lama.Setelah kunjungan saya ke tempat ini, saya dapat menyimpulkan bahwa memang Shirakawa-Go merupakan salah satu tujuan yangΓΒ wajib dikunjungi di Jepang. Tradisional, indah, dengan pesona tersendiri. Tanpa saljupun saya yakin tempat ini memukau, namun jika kalian ingin pemandangan yang lebih 'menyihir', rencanakanlah kunjungan ke tempat ini di musim dingin, saat salju putih menutupi seluruh wilayah desa.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!