d'Traveler Jelajahi Indonesiamu
Petualangan Epik Menuju Mata Air Guyangan di Bali
Kamis, 30 Agu 2018 16:35 WIB
Ratri Adityarani
Jakarta - Bali tidak hanya sekadar pantai dan tarian. Tapi banyak petualangan di setiap sudutnya, seperti menuju Mata Air Guyangan di Nusa Penida.Bali adalah salah satu tempat wisata paling eksotis yang pernah saya kunjungi di Indonesia. Tidak hanya keindahan pantai-pantainya saja, setiap sudut Bali memiliki daya tarik yang membuat orang dapat berkali-kali mengunjunginya dan merasakan berbagai pengalaman yang berbeda. Salah satu pengalaman yang paling tak terlupakan bisa didapatkan di Nusa Penida, sebuah pulau kecil di selatan Bali yang menyimpan berbagai pesona.Nusa Penida adalah pulau kecil yang berjarak sekitar 40 menit perjalanan menggunakan kapal boat dari Denpasar. Kalau dari Jakarta, tinggal naik pesawat ke Bali lalu langsung menuju Sanur untuk naik kapal boat. Pulau ini memang terkenal dengan kebudayaan tradisionalnya yang masih kental, namun tetap menarik bagi para wisatawan untuk menjelajah.Nah, salah satunya adalah sebuah tempat yang bernama Mata Air Guyangan. Saat saya mengunjungi tempat ini, saya tidak pernah membayangkan akan mengalami perjalanan epik di pulau Dewata ini.Mata Air Guyangan terletak di desa Batu Kandik, di bagian selatan pulau Nusa Penida. Mata air ini cukup unik, karena untuk mencapainya, kita harus menuruni sekitar 800 anak tangga yang curam di sisi tebing karang. Butuh keteguhan hati, ekstra hati-hati dan juga tenaga yang cukup untuk menuruninyaΒ Karena kalau kita melihat ke bawah tangga, langsung terhampar deburan ombak laut selatan yang ganas menghantap dinding tebing. Cukup memicu adrenalin!Tapi setelah berhasil menuruni anak-anak tangga yang curam tadi, kita bisa melihat keindahan alam Indonesia yang luar biasa. Di bagian tengah tebing ada dataran landai tempat mata air Guyangan berada, dengan pemandangan laut selatan berwarna hijau kebiruan dengan buih ombak putihnya yang luas membentang. Suara deburan ombaknya menenangkan sekaligus membawa kekaguman akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Ah, benar-benar mempesona.Mata air yang airnya bening ini disalurkan melalui pipa-pipa untuk menghidupi masyarakat di daerah itu. Rasanya menyenangkan sekali bisa mandi-mandi di mata air yang airnya sejuk setelah perjalanan menuruni tangga yang penuh tantangan. Yah, tentu saja setelah itu kita harus menyiapkan fisik dan mental lagi untuk mendaki anak-anak tangga kembali ke pintu masuk, bukan? Hehehe.Di dataran itu juga terdapat Pura Segara Kidul dengan tiga altar, yang dibangun oleh umat Hindu Bali sesuai dengan kepercayaannya, yaitu Tri Murti. Ada altar Wisnu Tirta, Brahma Tirta, dan Siwa Tirta. Altar Siwa Tirta juga berdampingan dengan altar Kanjeng Ratu / Diah Dewi yang dilengkapi dengan patung Kanjeng Ratu Kidul yang cantik dan bernuansa hijau. Umat Hindu biasanya berdoa di altar-altar ini. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk umat agama lain juga berdoa sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing, selama berlaku sopan dan memuja kebesaran Tuhan.Itu sebabnya di gerbang masuk Mata Air Guyangan ini diberi pemberitahuan bahwa untuk perempuan yang sedang menstruasi (haid) dilarang untuk memasuki kawasan mata air ini, karena tempat ini adalah tempat suci untuk berdoa. Untuk yang ingin bersembahyang pun harus memakai kain panjang sesuai aturan wajib umat Hindu.Mengunjungi Mata Air Guyangan di Nusa Penida ini benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Keindahan alam Bali selatan menjadikan mata air ini sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia yang pantang dilewatkan bagi petualang.Apalagi pesawat ke Bali sudah banyak dari kota-kota lain di Indonesia. Kamu bisa langsung cek di Pegipegi.com untuk harga tiket pesawat yang sering banget ada diskonnya. Berlibur ke Nusa Penida jadi jauh lebih praktis dan hemat dengan aplikasi Pegipegi di smartphone. Mari berpetualang! #Pegipegiyuk #JelajahiIndonesiamu












































Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi