Gedung Arsip Nasional, Lebih dari Sekadar Tempat Resepsi Pernikahan
Jumat, 23 Mar 2018 23:35 WIB

Jakarta - Gedung Arsip Nasional, mungkin lebih familiar sebagai tempat resepsi pernikahan. Namun tahukah kamu, ada nilai sejarah yang tersimpan di sini.Gedung Museum Arsip Nasional adalah bekas kediaman gubernur jenderal VOC Reinier de Klerk dan dibangun pada abad ke-18. Bangunan ini sempat beberapa kali berganti kepemilikan dan fungsi pada jaman kolonial mulai dari panti asuhan, Departemen Pertambangan, dan kemudian dijadikan Lands archief atau arsip negeri oleh pemerintah kolonial Belanda.Setelah Indonesia merdeka gedung ini berubah namanya menjadi Gedung Arsip Nasional. Pada tahun 1974-1979 arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di Jalan Ampera, Jakarta Selatan dan kondisinya semakin memprihatinkan.Namun pada akhirnya gedung ini diselamatkan dan dipugar oleh kelompok usahawan Belanda yang mendirikan Stichting Cadeau Indonesia atau yayasan hadiah Indonesia dan diberikan ke pemerintah Indonesia sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50.Di Gedung Arsip Nasional ini traveler dapat menjumpai gedung yang kental dengan gaya arsitektur kolonial, terutama pada bentuk jendela maupun ukiran pada ventilasi udara di atas pintu.Gedung Arsip Nasional ini juga memiliki hamparan taman yang luas dan indah, sehingga tidak jarang di lokasi ini dijadikan sebagai lokasi penyelenggaraan resepsi pernikahan maupun sesi foto pra-wedding.Di sini terdapat benda-benda kuno peninggalan era kolonial, seperti brankas unik tanpa lubang kunci yang konon tidak dapat dibuka sampai sekarang, namun untuk membukanya harus menggerakkan lingkaran pada bagian depan pintu sampai didapat kombinasi yang pas.Selain itu traveler bisa menjumpai lonceng yang terdapat di halamannya sebagai penanda agar tentara Belanda yang menginap di gedung ini pada masa lalu, berkumpul di lapangan untuk apel.Traveler dapat juga menjumpai benda-benda kuno yang ada di Gedung Arsip Nasional seperti arsip surat korespondensi antara sultan atau pemimpin daerah dengan pemerintah kolonial, senjata-senjata kuno dan beberapa pajangan klasik.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum