Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park tengah disorot lantaran pembangunan tembok diprotes warga karena menghalangi akses mereka. Padahal, GWK milik swasta.
Warga Ungasan yang tinggal di sekitar kawasan GWK mengeluhkan tembok pembatas tersebut karena dianggap menghalangi akses dan aktivitas sehari-hari.
Pihak pengelola GWK membantah tudingan itu. Mereka menyebut pembangunan tembok berada di atas lahan milik perusahaan dan telah melalui sosialisasi sebelumnya. Polemik ini bahkan bergulir hingga ke DPRD Badung dan DPRD Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik polemik tersebut, publik pun bertanya: siapa sebenarnya pengelola GWK, ikon pariwisata dunia yang berdiri megah di Bali?
Sejarah Panjang GWK
Gagasan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana lahir pada 1989 dari seniman I Nyoman Nuarta. Ide ini mendapat restu Presiden Soeharto pada tahun 1990, dengan dukungan Gubernur Bali kala itu, Ida Bagus Oka, serta Menteri Pertambangan dan Energi, Ida Bagus Sudjana.
Pendanaan awal datang dari Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave atas perintah Presiden Soeharto. Peletakan batu pertama GWK pun dilakukan tujuh tahun kemudian, tepatnya 8 Juni 1997.
Namun, krisis moneter 1997-1998 membuat proyek ini terhenti. Harapan baru muncul saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melirik kembali megaproyek ini pada tahun 2006.
Bersama Gubernur Bali saat itu, Dewa Made Beratha, SBY menargetkan penyelesaian GWK dalam dua tahun. Sayangnya, kendala anggaran membuat proyek kembali tertunda.
Kebuntuan panjang itu berakhir pada tahun 2012, ketika pihak swasta yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk mengambil alih proyek GWK melalui anak perusahaannya, PT Garuda Adhimatra Indonesia.
![]() |
Sejak saat itu, perusahaan swasta ini menjadi pemilik lahan sekaligus pengelola kawasan GWK. PT Garuda Adhimatra Indonesia kemudian menuntaskan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana dalam waktu lima tahun.
Patung setinggi 121 meter itu akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018, ditandai dengan pemasangan mahkota Dewa Wisnu dan upacara Melaspas.
Kini, GWK bukan hanya destinasi wisata populer di Bali, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan Indonesia. Kawasan ini kerap dipilih sebagai lokasi acara berskala internasional, termasuk KTT G20 pada November 2022 dan World Water Forum pada Mei 2024.
Meski sempat dipenuhi dinamika, GWK telah menjelma menjadi salah satu ikon wisata dunia yang melekat dengan citra Bali.
---------
Artikel ini telah naik di detikBali.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain