Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja

Novi Kusumayanti - detikTravel
Kamis, 29 Mar 2018 11:25 WIB
loading...
Novi Kusumayanti
Pemakaman di Loko Mata yang berbentu baru besar
Batuan megalitikum di Bori Parinding
Batutumonga laksana desa diatas awan
Deretan Tongkonan (ruamah adat Toraja) di Kete Kesu
Prosesi acara Rambu Solo
Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja
Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja
Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja
Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja
Melihat Lebih Jauh Pemakaman Tana Toraja
Jakarta - Beberapa waktu lalu, Tana Toraja sempat viral karena aksi turis nakal. Sebenarnya, ada apa saja di sana?Mumpung masih hangat pemberitaan beberapa wisatawan yang berkunjung ke Tana Toraja, saya pun mau ikut meramaikan. Namun bukan dalam arti yang negatif melainkan dari sudut pandang pelancong yang mengagumi keindahan alam dan keunikan budaya di Tana Toraja.Beberapa waktu yang silam dalam kesempatan kunjungan ke Sulawesi Selatan, saya menyempatkan untuk melanjutkan perjalanan ke Tana Toraja dengan menggunakan bus. Untuk menghemat waktu dan biaya, saya menggunakan bus malam dari Makassar yang berangkat jam 21.00 WITA. Semula saya khawatir jumlah penumpang bus wanita hanya sedikit atau bahkan hanya saya seorang. Namun kekhawatiran saya itu tidak terbukti. Penumpang perempuan cukup banyak dan saya duduk bersebelahan dengan penumpang perempuan juga.Setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih delapan jam, akhirnya bus sampai di Rantepao. Jangan khawatir bagi para wisatawan yang berpergian sendiri, selain pilihan sewa motor atau mobil ada juga sewa ojek motor (motor dengan pengendaranya).Setelah menawar sewa ojek motor dan mendapatkan harga yang disepakati, kepada pengendara motor yang hari itu juga merangkap sebagai pamandu wisata, saya memberitahukan tempat-tempat yang ingin saya kunjungi juga saya sampaikan jika ada, saya ingin datang ke acara Rambo Solo. Karena setahu saya acara Rambu Solo tidak setiap waktu diadakan.Berkunjung ke Tana Toraja bagi saya pribadi seperti mengingatkan pada kematian karena beberapa objek wisata yang cukup terkenal di Tana Toraja adalah pemakaman bahkan acara adat Rambu Solo pun adalah ritual prosesi pemakaman.Tempat pertama yang didatangi adalah LoÒ€ℒkoÒ€ℒ Mata. Di tempat ini terdapat pemakaman berupa batu besar. Jenazah akan ditempatkan pada lubang Γ’β‚¬β€œlubang yang dibuat pada batu besar tersebut. Di sekitar lubang dimana jenazah disimpan juga terdapat patung Tao Tao yang merupakan simbol orang yang dimakamkan di tempat tersebut. Tidak jau dari tempat pemakaman ini saya melihat kerbau bule yang biasanya dijadikan persembahan pada acara Rambu Solo. Semakin sedikit warna gelap pada kerbau tersebut akan semakin mahal harganya.Perjalanan berlanjut ke BoriÒ€ℒ Parinding yang merupakan situs megalitikum. Selain batu-batu tinggi megalitikum di tempat ini juga terdapat pemakaman. Sedikit menuju ke atas akan terlihat pohon Tarra yang oleh masyarakat tana Toraja dijadikan tempat pemakaman jenazah bayi.Sebetulnya saya tidak mengetahui LoÒ€ℒkoÒ€ℒ Mata dan BoriÒ€ℒ Parinding namun pengendara ojek yang saya sewa menyempatkan mengantar saya ke dua tempat ini sebelum saya mengunjungi Batutumonga. Benar-benar pelayanan yang diberikan diatas yang saya harapkan!Tujuan berikutnya adalah Batutumonga yang kata beberapa pelancong adalah desa diatas awan karena berada di dataran tinggi di kaki gunung Sesean dan saat mengarahkan pandangan kebawah terlihat hamparan hijaunya sawah berpadu dengan putihnya awan.Puas memandangi keindahan alam di Batutumonga, saya melanjutkan perjalanan. Kali tempat yang di tuju adalah KeteÒ€ℒ Kesu yang merupakan salah satu desa adat di Tana Toraja. Selain terdapat deretan Tongkonan atau rumah ada suku Toraja, di tempat ini juga ditemui pemakaman berupa gua yang berundak-undak.Di tiap rumah adat Tongkonan terlihat deretan tanduk kerbau yang merefleksikan tingkat sosial pemilik tongkonan. Tanduk kerbau tersebut didapat pada saat upacara pemakaman Rambu Solo salah satu keluarga pemilik Tongkonan yang menandakan banyaknya kerbau yang disembelih pada saat acara tersebut. Banyaknya tanduk kerbau juga merefleksikan tingkat sosial pemilik Tongkonan dan keluarganya. Semakin banyak tanduk kerbau yang dipajang di depan rumah, semakin tinggi kelas atau tingkat sosialnya.Di KeteÒ€ℒ Kesu juga terdapat beberapa toko yang menjual cinderamata khas Tana Toraja; seperti kotak kayu berukir dengan berbagai ukuran, patung tao tao dan lain sebagainya. Saat di perjalanan sang pengendara motor memberitahukan bahwa saat ini ada acara Rambu Solo yang berlokasi di sekitar KeteÒ€ℒ Kesu. Betapa senang saya mendengar informasi ini.Sebelum menuju ke tempat acara Rambu Solo, saya diantar ke toko kelontong untuk membeli gula, kopi dan rokok. Barang-barang ini biasa dibawa para tamu yang datang di acara Rambu Solo. Tiba di tempat acara, terlihat para tamu datang silih berganti. Kerbau dan babi berduyun-duyun diantarkan oleh para kerabat. Menurut berita, ini adalah hari keempat dari rangkaian acara Rambu Solo. Rambu Solo yang saya datangi diadakan untuk memakamkan orang tua salah satu warga terpandang. Karenanya acara berlangsung selama berhari-hari. Barisan penyambutan dan tarian serta makanan barganti-gantian menyambut kedatangan para tamu. Terlihat beberapa wisatawan manca negara juga datang untuk melihat prosesi ini.Prosesi Rambu Solo belum berakhir dan entah sampai berapa hari lagi baru berakhir namun saya menginggalkan temapt ini untuk menuju tempat berikutnya.Berikutnya adalah Lemo. Adalah tempat pemakaman berbentuk dinding gua. Sama seperti di tempat lainnya di Toraja, di tempat ini pun terlihat patung Tao Tao yang bentuknya lebih halus dan lebih menyerupai orang yang dimakamkan di tempat ini.Tempat terakhir yang saya kunjungi adalah Londa. Masih tempat pemakaman, namun kali ini pemakaman berupa dinding tebing yang tinggi. Entah bagaimana menaikkan jenazah untuk disimpan di dinding yang tinggi itu. Pastinya diperlukan kerjasama dan kekompakan dari orang-orang yang terlibat pada pemakaman. Jika di tempat lain Tao Tao memakai baju yang dipakai pada saat jenazah masih hidup, di Londa saya temui Tao Tao yang memakai pakaian dengan warna tertentu yaitu merah, kuning dan putih.Sekitar jam 15.00 WITA saya selesai berkeliling sebagian Tana Toraja dan mengunjungi beberapa tempat pemakaman. Mengisi waktu sebelum kembali ke Makassar dengan bus malam, saya sempatkan untuk ke Makale dengan transportasi umum untuk melihat patung raksasa Lakipadada yang terletak di tengah kolam air.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads