Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha

irfantraveller - detikTravel
Minggu, 22 Apr 2018 11:26 WIB
loading...
irfantraveller
Bangunan depan Botataung Pagoda
Lukisan Sang Buddha memberikan Relic suci kepada Tapissa Dan Balikha
Kuil kecil berlapis emas dan batu mulia tempat menyimpan Relic suci sang Buddha
Pagoda utama di Botataung Pagoda
Jembatan menuju patung nat Bo Bo Gyi pelindung Botataung pagoda
Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha
Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha
Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha
Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha
Kisah Pagoda Emas yang Menyimpan Helai Rambut & Gigi Sang Buddha
Jakarta - Di Myanmar, ada satu pagoda emas yang sangat istimewa. Pagoda ini menyimpan relik suci, berupa helai rambut dan gigi Sang Buddha. Sudah pernah ke sini?Botataung Pagoda itulah nama Pagoda Emas ini. Pagoda ini berada di sudut Jalan Botahtaung Pagoda dan Jalan Atrand di Kota Yangoon, Myanmar.Di samping pagoda, mengalir Sungai Yangoon, salah satu sungai besar di kota ini yang dapat dilayari kapal. Ada pelabuhan untuk kapal-kapal mendarat tidak jauh dari lokasi pagoda.Saya mengunjungi Botataung Pagoda, tanggal 27 Januari 2013, hari kesepuluh saya di Myanmar. Kami tiba sekitar jam 09.30 dan halaman pagoda sudah penuh dengan mobil dan bus-bus wisata yang membawa peziarah maupun wisatawan yang mengunjungi obyek wisata ini.Setelah membayar tiket masuk USD 2 atau 20.000 kiat sesuai kurs saat itu, kami pun memasuki Botataung Pagoda. Botataung Pagoda memiliki beberapa bangunan dan stupa.Ruang pertama yang kami masuki adalah ruangan sejarah, kami menyebutnya. Itu karena di dinding-dinding ruangan ini terdapat lukisan-lukisan dalam ukuran yang cukup besar menjelaskan sejarah Botataung Pagoda.Beruntung di bawah lukisan tersebut selain Bahasa Myanmar juga ada terjemahan Bahasa Inggris, sehingga wisatawanΒ  dapat memahami cerita yang disampaikan.Di lukisan pertama digambarkan Sang Buddha Gautama yang sedang bersemedi di awah pohon boddhi di India sekitar 2500 tahun yang lalu mendapat kunjungan dua orang bersaudara bernama Tapissa dan Balikka yang berprofesi sebagai pedagang.Tapissa dan Baliika berasal dari negara jauh di seberang lautan bernama Kerajaan Mon (sekarang menjadi negara Myanmar), dimana saat itu yang berkuasa adalah Raja Sihadipa.Tapissa Dan Balikka membawakan persembahan kepada Sang Buddha berupa kue manis berlapis madu yang diterima dengan baik oleh sang Buddha. Sang Buddha pun memberkati kedua pedagang tersebut dengan memberikan 8 helai rambuntnya yang kemudian disimpan kedua bersaudara ke dalam kotak emas.Di lukisan berikutnya, digambarkan perjuangan kedua bersaudara tersebut untuk sampai di negaranya. Di satu lukisan digambarkan Tapisa Dan Balikka tiba di suatu kerajaan dan disambut baik Sang Raja. Bahkan keduanya dijamu di istana.Sayangnya begitu Sang Raja tahu kedua bersaudara tersebut membawa relic Sang Buddha, dengan berat hati 2 lembar helai rambut sang Buddha diserahkan kepada Sang Raja.Di Lukisan selanjutnya, ketika sedang berlayar di laut lepas kapal yang mereka naiki dihadang Raja Naga. Agar dapat lewat Raja Naga meminta relic Sang Buddha. Terpaksa kedua bersaudara tersebut memenuhi permintaan Raja naga dengan memberikan 2 helai rambut Sang Buddha.Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di kerajaan Mon setelah berbulan-bulan pergi. Ternyata meski sudah sampai negeri asal, kemalangan yang didapat kedua bersaudara tersebut belumlah usai.Kembali dua helai rambut sang Buddha dicuri pencuri dari rumahnya, Sehingga kini hanya tinggal 2 helai rambut Sang Buddha dari jumlah awal 8 buah. Semakin dalam rasa kecewa dan sedih serta malu yang dirasakan kedua bersaudara tersebut padahal mereka ingin mempersembahkan relic suci sang Buddha tersebut kepada raja mereka, Raja Sidhapa.Di lukisan berikutnya nampak Raja Sidhapa yang sedang beristirahat bermimpi bertemu Sang Buddha. Di mimpi itu, Sang Buddha menjelaskan kejadian yang terjadi atas relic suci yang dibawa Tapissa Dan Balikka. Sang Buddha menjelaskan, esok hari ke 6 helai rambut sang Buddha yang diambil selama perjalanan akan kembali.Lukisan berikutnya menggambarkan saat Tapissa Dan Balikka membawa kota emas berisi relic suci Sang Buddha ke istana. Di hadapan Sang Raja Sidhapa dan pejabat istana kotak emas itu dibuka. Ajaib, ternyata jumlah helai rambut sang Buddha kembali menjadi 8. Hal ini membuat tekejut seluruh hadirin yang hadir.Raja Sidhapa memberikan penghargaan besar kepada Tapissa dan Balikka yang sudah membawa relic suci sang Buddha. Kedua bersaudara harus menempuh perjalanan ribuan kilometer dan berbulan-bulan menghadapi bahaya selama perjalanan untuk dapat membawa relic suci sang Buddha ke Kerajaan Mon.Di lukisan terakhir menggambarkan setelah berdiskusi dengan para pejabat istana dipilihlah tempat terbaik mendirikan stupa untuk menyimpan relik suci Sang Buddha. Saat hari pendirian stupa, selain Sang Raja, dua Bersaudara Tapissa dan Balikka, serta seluruh rakyat, hadir juga 1.000 pejabat militer yang mengawal prosesi ini. Itulah asal muasal nama Botataung Pagoda.'Bo' berarti pemimpin, dan 'tahtaung' berarti seribu dalam Bahasa Mon. Bila digabung, maknanya Botataung Pagoda diartikan 'Pagoda 1.000 Pemimpin Militer'.Kisah Botataung Pagoda tidak selesai sampai di sini. Di salah satu sudut pengunjung, kita akan melihat lukisan pesawat-pesawat tempur menjatuhkan bom-bom ke komplek Pagoda sehingga Pagoda itu terbakar. Inilah cerita sedih yang dialami Botatatung Pagoda tanggal 8 November 1943 saat pesawat-pesawat tempur RAF (Royal Air Force) membom komplek Botataung Pagoda saat menyerang Yangoon yang dikuasai Tentara Jepang saat Perang Dunia ke-II.Setelah Myanmar merdeka di Tahun 1948, mulailah dimulai penggalian arkeologi di lokasi Batotaung Pagoda yang hancur akibat pengemboman RAF di Perang Dunia ke II. Dari usaha itu ditemukanlah benda-benda bersejarah berupa batu-batu mulia, benda-benda terbuat dari emas dan perak yang bila dihitung jumlahnya mencapai 700 lebih.Namun benda paling berharga adalah pagoda kecil terbuat dari emas murni dihias batu-batu mulia yang diyakini tempat relic suci sang Buddha disimpan. Kemudian Botataung Pagoda dibangun kembali. Apa yang kita lihat sekarang adalah bangunan baru.Dari Ruang Lukisan sejarah Botataung Pagoda, kami beranjak ke ruangan utama. Inilah tempat paling suci di Botataung Pagoda dan paling ramai oleh umat Buddha yang berdoa, maupun wisatawan yang mengabadikan fotonya.Di sini lah 700 benda-benda bersejarah, batu mulia, emas dan perak yang diperoleh saat penggalian disimpan di dalam pintu-pintu kaca terkunci rapat. Pagoda emas tempat relic Sang Buddha diletakkan di dalam pintu kaca tebal berlapis.Kami berada di ruangan ini sekitar 13 menit untuk mengambil foto dan melihat koleksi. Sebagai saran untuk sesama wisatawan karena ini tempat berdoa bagi umat Buddha, jangan terlalu lama mengambil foto sehingga mengganggu ibadah para peziarah.Keluar dari ruangan ini, kita akan tiba di halaman pagoda yang amat luas. Biasanya tempat ini ramai dimana para peziarah akan mengelilingi pagoda sambil berdoa atau duduk sambil membaca kitab suci. Kebetulan karena kami tiba siang hari sebagian besar peziarah sudah meninggalkan Botataung Pagoda. Umumnya pagoda-pagoda di Myanmar sangat ramai di pagi atau malam hari. Lapangan ini tempat terbaik mengambil foto Botataung Pagoda secara utuh. Kita dapat mengambil foto pagoda induk setinggi 40 meter dengan pagoda-pagoda kecil yang mengelilinginya.Di Lapangan ini ada beberapa tempat yang menarik dikunjungi. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah kuil tempat Nat Bo Bo Gyi. Dalam masyarakat Myanmar, Nat bisa diartikan sebagai dewa/peindung. Nat Bo Bo Gyi dianggap sebagai pelindung Botataung pagoda.Untuk sampai ke tempat ini, kami berjalan melewati jembatanΒ  berornamen khas Myanmar yang menghubungkan danau buatan ke sebuah pulau buatan di seberangnya tempat dimana Nat Bo Bo Gyi berada.Dari pinggir jembatan saat mengantre untuk melihat Nat Bo Bo Gyi, kami melihat ikan dan kura-kura yang hidup bebas di danau ini. Ikan dan kura-kura yang hidup di danau ini dianggap keramat dan tidak boleh diganggu. Banyak pengunjung kami lihat memberikan roti kepada ikan dan kura-kura.Kuil nat Bo Bo Gyi selalu ramai peziarah. Para peziarah melipat uang-uang kertas kiat mereka menjadi bentuk pohon-pohon uang. Pohon uang ini bukanlah uang kertas mainan, namun uang kertas asli yang digunakan sebagai alat tukar sehari-hari.Sungguh pengalaman berkesan bagi kami mengantre, dimana sekeliling kami puluhan mungkin ratusan warga membawa pohon-pohon uang. Oleh warga pohon-pohon uang ini di letakkan di depan patung Nat Bo Bo Gyi.Setelah menaruh pohon uangnya, warga akan berdoa di depan patung Nat. Ramainya peziarah dapat dilihat dari penuhnya area sekitar patung Nat Bo Bo Gyi dengan uang. Awalnya kami hendak mengambil foto patung Nat Bo Bo Gyi namun melihat ramainya peziarah kami mengurungkan niat.Tempat selanjutnya yang kami kunjungi adalah kuil tempat dimana patung Buddha berumur ratusan tahun berada. Saat kami sampai, di tempat ini ada sekitar 25 orang peziarah duduk di depan patung Buddha berwarna keemasan yang duduk bersemedi di singgsana yang juga berwarna keemasan.Patung Buddha ini merupakan kekayaan budaya Myanmar. Menurut sejarahnya, patung ini dibuat atas perintah Raja Mindon Min pada tahun 1859 di Mandalay, ibukota terakhir Kerajaan Myanmar.Patung ini dibuat dari campuran emas, tembaga, perak, besi dan timbal. Di dalam patung ini, Raja Mindon Min meletakkan Relic Suci Sang Buddha.Oleh Sang Raja, Patung Buddha ini diletakkan di dalamΒ  di istana kerajaan dan menjadi tempat beribadah keluarga kerajaan. Patung Buddha ini kemudian dikenal dengan nama The Royal Palace Budhis Bronze Image.Ketika di TaHun 1885, Inggris menguasai Myanmar banyak benda bersejarah di Myanmar dibawa ke Inggris termasuk Patung Buddha ini. Di Inggris selama hampir 66 tahun Patung Buddha ini dipamerkan di Museum Victoria dan Albert di Kota London.Tanggal 7 Juni 1951, patung Buddha ini kembali ke Myanmar yang disambut perasaan suka cita warga Myanmar. Sejak 16 Mei 1981, Patung Buddha ini diletakkan di Botataung Pagoda.Kini tidak hanya keluarga kerajaan saja yang dapat berdoa di depannya, namun warga biasa juga dapat berdoa. Setelah mengambil beberapa foto kami pun menuju tempat terakhir, yaitu Buddha Tooth Relic PagodaDi sebuah bangunan bercat hijau berbentuk segienam dengan pagoda kecil di puncaknya.dan kaca-kaca besar di setiap sisinya. Inilah tempat relic suci Sang Buddha disimpan tepat di atas pintu masuk tertulis Buddha Tooth Relic Pagoda.Saat masuk ke tempat ini, kami bertemu beberapa orang biksu Buddha yang sedang membaca paritta. Tepat di tengah ruangan, berdiri pilar dari kayu berukir. Di atas pilar ini berdiri kotak kaca dimana di dalamnya terdapat 3 buah pagoda mini. Di salah satu pagoda mini dengan dinding kaca inilah terdapat beberapa buah gigi yang dipercaya sebagai gigi Sang Buddha.Selesai dari tempat ini, kami pun keluar. Saat itu waktu menunjukkan pukul 10.32, berarti kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam mengelilingi pagoda ini. Pagoda buka dari pukul 06.00 pagi hingga 20.00 setiap hari. Jadi rekan-rekan traveller memiliki waktu yang panjang untuk mengunjungi pagoda ini.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads