Thailand Rasa Malaysia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Thailand Rasa Malaysia

Jurnalis Jh - detikTravel
Jumat, 11 Mei 2018 11:43 WIB
loading...
Jurnalis Jh
Pusat Perbelanjaan Hat Yai
Snack Ala Hatyai
Minuman ala Hat Yai
Sajian Makanan di Hat Yai
Pilihan Makanan di Hatyai
Thailand Rasa Malaysia
Thailand Rasa Malaysia
Thailand Rasa Malaysia
Thailand Rasa Malaysia
Thailand Rasa Malaysia
Jakarta - Berwisata ke Hatyai di Thailand Selatan, traveler bisa merasakan suasana berbeda. Di sini, rasa Malaysia kental terasa karena letaknya tak jauh dari perbatasan.Thailand sejak dipimpin oleh Raja Rama V, memfokuskan diri kepada layanan pariwisata dan kesehatan sebagai salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan. Untuk produknya, Thailand fokus pada produk pertanian dan perkebunan, karena hasil sumber daya alamnya tidak sebagus Indonesia.Industri yang mereka izinkan dari luar pun banyak didominasi oleh industri otomotif dan instrumen kelistrikan. Fokus pada bidang pembangunan membuat Thailand maju pesat diantara negara-negara ASEAN.Di Bagian selatan Thailand langsung berbatasan dengan negara Malaysia di negara bagian Perlis, Kedah dan Kelantan. Ada 3 pintu border yang menghubungkan imigrasi Thailand dan Malaysia, saya melalui salah stau border yang paling ramai, yakni border Padang Besar.Sisi bagian Malaysia di Padang Besar banyak penduduk yang bisa berbicara 2 bahasa, Thailand dan Malaysia. Sisi bagian Thailand di Padang Basai juga banyak yang bisa berbicara 2 bahasa, bahkan sebagian besar muslim.Kota paling besar di Thailand Selatan adalah Hat Yai, ada yang menuliskan Hadyai. Kota ini berjarak kurang lebih 1 jam dari perbatasan dengan menggunakan kendaraan roda empat.Tidak terdapat tol seperti halnya di Malaysia, namun jalanannya cukup besar. Perjalanan melalui darat sangat direkomendasikan di Thailand karena banyak terdapat bangunan besar dengan berbagai bentuk dan warna yang unik.Berbeda dengan di Thailand bagian utara yang sebagian besar rakyatnya beragama Budha, di bagian selatan sebagian besar rakyatnya adalah Muslim. Mungkin karena dulu Thailand bagian selatan adalah termasuk bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam yang luas wilayahnya hingga ke bagian selatan philipina (sekarang Kepulauan Mindanau).Di Hatyai banyak terdapat mall, tempat hiburan, pasar kuliner, tempat wisata yang dikunjungi turis dari manca negara, seperti halnya Phuket dan Pattaya warga Thailand sangat ramah kepada setiap turis yang datang, meskin dengan bahasa inggris yang pas pasan. Tapi untuk wisatawan dari Malaysia dan Indonesia, tidak begitu susah, karena mereka juga bisa berbahasa Melayu.Ya, di Hat Yai kita bisa dengan mudah berbelanja dan berkomunikasi dengan bahasa kita sehari-hari baik di pasar, maupun di hotel. Sebagian masyarakat di Hat Yai dapat berbahasa Melayu, dengan dialek Malaysia, tidak begitu susah untuk orang Indonesia pastinya.Makanan-makanan yang dijajakan di restoran dan rumah makan serta di emperan jalan pun tidak jauh berbeda dengan di Malaysia dan sebagiannya halal. Saya pun menyempatkan memakan mie goreng ayam yang disajikan dengan bumbu khas thailand yang pedas dan kaya rempah.Bahkan di beberapa Mall, kita bisa membayar belanjaan kita dengan menggunakan mata uang Ringgit, tapi tidak dengan mata uang Rupiah. Di berbagai pusat keramaian di Hat Yai, kita masih dengan mudah menemukan wanita-wanita berkerudung yang menandakan banyaknya warga muslim di kota ini, meskipun sebagian besar penduduknya adalah beragama Budha.Agama Budha adalah agama sangat mayoritas di Thailand, lebih dari 90% dari jumlah populasinya, diikut oleh Islam dan Kristen sebagai agama minoritas. Namun kebijakan Pemerintah Thailand yang mewajibkan setiap pusat keramaian untuk membuat satu ruangan untuk muslim melakukan ibadah meskipun kecil serta beberapa konter makanan halal patut kita hargai, meskipun semua kebijakan tersebut pastinya adalah perjuangan dan usaha dari warga muslim di Thailand.Di area kampus pun, beberapa mahasiswa muslim di Thailand -paling banyak dari Malaysia dan Indonesia- tidak susah untuk melakukan shalat dan makan di kantin, karena terdapat ruangan di kampus untuk mushalla dan kantin yang menyediakan makanan halal.Pemerintah Malaysia dan Thailand pun sepertinya memperbolehkan kendaraan dari masing-masing negara melintasi daerah perbatasan masing-masing negara, ini terlihat dari banyaknya kendaraan bermotor, terutama roda dua Thailand yang hilir mudik di Malaysia, demikian juga sebaliknya.Padahal cara ini banyak dimanfaatkan oleh penyeludup untuk menyeludupkan baik barang maupun manusia dari dan ke Thailand dan Malaysia. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun terakhir di masing-masing perbatasan dibuat pos polisi perbatasan untuk memeriksa setiap bawaan dari kendaraan yang bernomor polisi negara sebelah.Hat Yai enak dikelilingi dengan menggunakan becak khas Thailand, Tuk-Tuk. Tuk-Tuk bisa dinaiki 4-6 orang, tergantung porsi badan. Menaiki Tuk-Tuk di Thailand harus ekstra hati-hati karena beberapa kejadian tidak mengenakkan terjadi pada wisatawan. Namun bila kita sudah tahu cara aman dan senantiasa membawa peta, insya Allah kita tidak akan tersesat. Untuk mengelilingi pusat kota Hat Yai dibutuhkan sekitar 30 Bath (sekitar Rp 12.000).Lesson Learn perjalanan kali ini adalah; Pertama; Thailand sangat menghormati Rajanya, apakah dia seorang Budha, Kristen, Muslim sekalipun. Hampir disetiap sudut jalanan di Thailand dihiasi dengan foto Raja dan Keluarganya. Kedua; Berdekatannya perbatasan Malaysia dan Thailand membuat akulturasi ekonomi, budaya, sosial, politik dan mungkin agama sangat besar terjadi.
Hide Ads