Naik Kapal di Sungai Musi Saat Puasa Lebih Seru
Sabtu, 19 Mei 2018 11:50 WIB

Ivonesuryani

Jakarta - Bulan puasa identik dengan ngabuburit.Β Di Palembang, kita bisa ngabuburit di Sungai Musi sambil berwisata.Bulan Ramadan 1439 H telah tiba. Bulan suci ini selalu dinanti oleh umat Muslim sedunia karena bulan ini adalah momentum turunnya Al Quran dan bulan penuh berkah. Selain karena ramadan sarat makna religius, bulan ini juga identik dengan budaya masyarakat yang biasanya hanya dilakukan saat ramadan, misalnya kuliner yang hanya ada saat ramadan, pasar bedug, pesantren kilat dan ngabuburit. Ngomongin soal ngabuburit, tradisi yang berasal dari Sunda dan bermakna menunggu sore ini menjadi lekat dengan Bulan Ramadan. Konon, dahulu para perempuan di Jawa Barat akan menyambangi rumah tetangga untuk mengobrol atau menganyam bersama selepas ashar sampai magrib menjelang. Kini, ngabuburit menjadi budaya menunggu waktu berbuka dan sepertinya telah menjadi tradisi banyak umat muslim di Indonesia. Di Palembang, ada satu cara yang menarik untuk mengisi sela waktu antara ashar dan magrib, yaitu berwisata di Sungai Musi. Tepian Musi memiliki beberapa destinasi wisata budaya yang layak untuk dikunjungi atau sekedar dilewati saat ngabuburit. Kita juga bisa berfoto dengan latar Jembatan Ampera, Kampung Arab atau matahari terbenam. Kita dapat menyewa perahu kecil dengan mesin tempel, masyarakat Palembang menyebutnya getek, di Dermaga Benteng Kuto Besak yang berada tidak jauh dari Jembatan Ampera atau dari dermaga kecil lainnya di sekitar jembatan. Tarifnya tidak standar, harus melakukan tawar menawar. Jika sudah sepakat, mintalah awak kapal untuk mengantarkan kita menyusuri tepian Sungai Musi untuk melihat destinasi wisata yang ada. Tarif perahu berkisar antara Rp 80.00 - Rp. 100.000 dengan kapasitas 10 orang, untuk empat destinasi yang bisa kita sambangi, yaitu: 1. Pulau Kemaro Pulau Kemaro merupakan pulau kecil di tengah Sungai Musi, jaraknya sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Di pulau ini terdapat sebuah klenteng yang bernama Hok Tjing Rio dan sebuah kuil. 2. Kampung Arab Al Munawar Kampung Arab Al Munawar berada tepat di tepian Musi, 13 Ulu, Palembang. Dari tepi sungai dapat kita lihat mushola dan rumah-rumah masyarakat keturunan Arab yang masih memegang erat adat dan budaya leluhurnya. Kampung ini terawat dengan sangat baik. 3. Jembatan Ampera Saat melintas di bawah Ampera, kita bisa melihat aktivitas bongkar muat kapal-kapal kecil yang berasal dari daerah di pinggiran Palembang. 4. Rumah Baba Boen Tjit, merupakah salah satu spot terbaik untuk menanti sang mentari tenggelam di ujung hari. Rumah seorang keturunan Tionghoa muslim ini selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap Minggu sore. Selama ramadan, destinasi wisata yang dikelola oleh Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Selatan ini menawarkan paket buka bersama setiap Hari Minggu. Jika kita ngabuburit pada hari Minggu, kita bisa mampir ke tempat ini untuk berbuka sambil menunggu sunset. 5. Jembatan Musi VI Dari depan Rumah Baba Boen Tjit kita dapat melihat Jembatan Musi VI dari kejauhan. Jembatan megah ini masih dalam tahap penyelesaian. Di tepi Sungai Musi juga terdapat beberapa rumah makan, bahkan ada rumah makan terapung, yaitu perahu yang disulap menjadi rumah makan sederhana dan bisa berpindah-pindah tempat. Mushola juga tersedia di setiap rumah makan yang berada di tepian sungai. Masjid Agung Palembang pun letaknya tidak jauh dari Dermaga Benteng Kuto Besak, jadi kita tidak perlu khawatir bila waktu berbuka tiba. Asik lho, ngabuburit sambil berwisata sungai. Tidak pakai macet dan anti mainstream.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya