Musim Salju di China, Mirip Negeri Dongeng
Rabu, 07 Mar 2018 11:47 WIB

Neny Setiyowati

Jakarta - Gunung Huangshan di China punya sisi lain di musim dingin. Saat salju turun, seketika pemandangan di area gunung mirip negeri dongeng.Musim dingin bisa jadi pilihan tepat bagi traveler berpetualang Ke China, karena di beberapa wilayahnya terselimuti salju. Seperti Gunung Huangshan yang pesonanya bagaikan negeri di atas awan.Tentunya salju adalah pemandangan yang tak biasa karena tidak terjadi di negeri kita. Ini juga yang menjadi alasan kenapa saya pergi ke China di musim dingin dan juga low season alias sepi tidak berjejalan dengan turis local dan harga hotel dan tiket masuk tempat wisata turun atau bisa jadi gratis.Perjalanan ke Huangshan saya tempuh dari kota Nanjing naik kereta api biasa dengan hard seat seharga 53 Yuan dalam durasi 6 jam. Seharusnya sudah tiba di Stasiun Huangshan jam 3.30 pagi. Tapi saya tertidur dan baru sadar di jam 3.45 pagi. Beruntungnya Bos kereta api memperlakukan saya dengan special.Saya bisa turun di stasiun berikutnya dan naik kereta api lagi menuju Huangshan tanpa tiket baru. Saya ditempatkan di ruang tunggu VIP stasiun selama satu jam menunggu kereta api datang. Di dalam kereta api saya dibawa ke area tempat tidur bukan kursi. Menyenangkan sekali. Setelah 2 jam meregangkan badan,petugas meminta saya agar bersiap, kereta api akan segera tiba di Stasiun Huangshan.Sekitar jam 7 pagi saya sudah berada di luar stasiun yang tampak mendung dan gerimis. Bergegas saya mencari bus menuju Tangkou. Tarif busnya 20 Yuan. Tak lupa saya membeli mantel plastik seharga 5 Yuan di area bus. Perlu satu jam untuk tiba di Stasiun Bus Tangkou yang merupakan gerbang selatan Gunung Huangshan. Saya keluar terminal untuk mencari penginapan.20 menit berlalu tapi belum juga ketemu, pada saat bersamaan bertemu traveler lain yang sepertinya juga sedang mencari alamat. Tak disangka kami mencari alamat yang sama. Mondar-mandir kami bersama mencari, tiba-tiba seorang pria menghampiri dan menawari kami untuk tinggal di hotelnya. Tarifnya 40 Yuan per orang semalam sama seperti penginapan yang kami cari. Setelah kami cek, kamarnya bagus, luas dengan big double bed seperti hotel berbintang bukan penginapan dormitory yang kami pesan. Tanpa banyak pikir kami sepakat untuk tinggal di Mr Hu Hotel.Untuk mendaki full dari kaki gunung ke salah satu peaknya perlu 6-8 jam. Sementara Huangshan memiliki beberapa peak yang wajib dikunjungi. Peak tertinggi berada di 1864m tidak terlalu tinggi. Tapi untuk menjangkau peak lainnya perlu banyak pendakian sekitarΓΒ 3-5 jam. Dan waktu kami tidak cukup untuk mendaki full karena kami tinggal di kaki gunung. Ide yang tepat adalah naik bus dan cable car.Mr Hu dengan sukarela mengantar kami kembali ke Stasiun Bus Tangkou dengan mobilnya. Tersedia banyak shuttle bus yang pergi ke 2 entrance berbeda. Berbekal map yang kami beli dari Mr Hu seharga 5 Yuan,kami putuskan untuk masuk melalui entrance timur dimana Yungu cable car berada. Harga tiket bus 19 Yuan per orang. Di dalam bus kami teringat Mr Hu. Ternyata kami pernah membaca di beberapa forum Trip Advisor dimana orang-orang membicarakannya dengan positif. Tapi kami tetap waspada.Dalam 25 menit bus sudah tiba. Memasuki entrance kami memberikan passport untuk dicek. Winter kali ini (1 Nov-28 Feb 2018) tidak ada tiket masuk ke Huangshan alias gratis untuk turis asing. Biasanya harga tiket di musim dingin 150 Yuan dan di musim ramai (Mar-Nov) 230 Yuan. Lumayan kan buat traveler. Kami berjalan ke Yungu cable car. Harga tiketnya 65 Yuan per orang untuk satu trip. Cable car perlahan-lahan naik ke atas, semakin naik pemandangan semakin tak terlihat tertutup kabut.Dalam Bahasa China, Huangshan berarti Gunung Kuning. Sebagai penghargaan kepada Kaisar Kuning yang legendaris bernama Huang Di. Menurut legenda Huangshan adalah lokasi dimana Kaisar Kuning naik ke Surga. Huangshan terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu oleh formasi bebatuan unik dari serangakaian peristiwa glasial. Dengan luas sekitar 15400 hektar,sudah sering menjadi subject puisi,lukisan,sastra dan karya seni tradisional China lainnya beserta fotografi modern. Karena keindahanannya UNESCO telah menetapkan Huangshan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1990.Hanya dalam beberapa menit kami sudah berada di Yungu station bagian atas. Keluar dari stasiun tampak orang-orang memakai mantel dan payung. Bukan hujan air tapi salju. Kami urung memakai mantel karena kami ingin menikmati hujan salju. Kami mendaki naik turun menapaki anak-anak tangga yang terbuat dari batu. Diperkirakan terdapat lebih dari 60ribu anak tangga di seluruh area gunung. Yang konon kabarnya sudah berumur lebih dari 1500 tahun.Beberapa kali kami melintasi beberapa hotel dan restauran di beberapa peak yang hampir tak terlihat karena kabut. Kekaguman saya terhadap China selain transportasi adalah tersedianya bangunan di puncak gunung seperti kuil,hotel dan anak tangga sehingga memudahkan para pendakinya.Kami tidak istirahat hanya makan jagung rebus yang kami beli di kedai seharga 5 yuan per biji. Kami terus melaju menjelajahi keindahan gunung takut waktu habis karena cable car tutup jam 4 sore. Spot-spot cantik dan terkenal kami singgahi.The flying rock (batu melayang),west sea valley yang pesonanya seperti gunung Pandora di film Avatar. Semakin ke atas salju semakin turun deras menyelimuti pepohonan,ranting dan dedaunan. Semuanya berwarna putih bernuansa abu-abu. Indah sekali.Huangshan terkenal dengan puncak batu granit yang berbentuk aneh, tapi sayang tak terlihat jelas. Spot cantik lainnya adalah sea of clouds (lautan awan) juga tak terlihat jelas karena kabut. Sedangkan peak pohon pinus terlihat magis dengan salju menutupinya. Di musim panas pasti terlihat lebih menawan. Tapi di musim dingin pesona yang disajikan Huangshan juga tak kalah indah,malah lebih beda, seperti cerita dalam dongeng negeri di atas awan.Lama-lama anak-anak tangga menjadi licin karena tertutup es. Kami pun harus extra hati-hati. Beberapa kali nyaris tergelincir. Kami lupa membeli crampon di kaki gunung. Beruntung kami menemukan sepasang crampon yang terbuang di semak-semak. Masing-masing dari kami memakai satu sebelah-sebelah. Kami juga harus berburu waktu untuk mengejar cable car. Yang mungkin tak terkejar.Pemilik kedai jagung bilang cable car sudah tutup di jam 3 di winter. Kami semakin kawatir itu artinya kami harus mendaki turun dalam kegelapan karena tidak bawa senter. Tak sengaja kami berpapasan dengan 4 traveler lokal lain yang juga akan turun gunung. Seketika kami merasa lega. Dengan tergesa-gesa kami mendaki naik turun menuju Yuping Cable car. Hampir 1 jam mendaki tibalah di Yuping station.Memang cable car sudah tutup tapi masih ada penjaga yang bersedia membantu agar cable car bisa beroperasi. Harga tiketnya sama 65 Yuan. Kami pun dibawa ke dalam stasiun untuk menunggu cable car. Ternyata disana sudah ada 6 orang yang menunggu. Kami semakin senang. Karena mendaki dalam gelap dengan anak tangga tertutup es bukanlah perkara mudah.Sesampainya di Yuping sation bagian bawah yang merupakan entrance Huangshan bagian barat kami berlari mencari bus untuk membawa kami ke kaki gunung tepatnya Tangkou Bus Station. Sama halnya cable car,jam operasi bus juga sudah tutup. Tapi karena ada 12 orang,salah satu bus bersedia mengantar kami.Sebuah pengalaman berharga bisa mendaki Huangshan di musim dingin,terdapat seribu tantangan dibalik sejuta keindahannya. Bila traveler ingin mendaki Huangshan di musim dingin, bawalah crampon dan senter. Dan sebaiknya di mulai setidaknya dari jam 7 pagi bila tidak menginap di puncak gunung.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang