Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan

Ivonesuryani - detikTravel
Sabtu, 21 Okt 2017 16:15 WIB
loading...
Ivonesuryani
Songket Sumatera Selatan
Kain Jumputan yang sedang dikeringkan
Kain Tajung dengan warna yang cerah
Pembuatan Kain Blongsong dengan ATBM
Jumputan yang dijemur instagramable juga lho
Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan
Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan
Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan
Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan
Terpesona Lembaran Kain Sumatera Selatan
Jakarta - Sumatera Selatan tidak hanya dikenal dengan pempek dan aneka pindangnya. Provinsi ini juga mempunyai kain-kain tradisional cantik dengan motif yang khas.Di Palembang, Ibukota Sumatera Selatan, kain disebut dengan kata Sewet. Ada beberapa jenis kain atau sewet tradisional di Sumatera Selatan, yaitu Songket, Jumputan, Blongsong atau Tajung dan Batik Jupri.Songket Palembang memiliki motif geometris atau flora dan fauna dalam pola dekoratif. Motif flora seperti bunga melati, mawar dan cengkeh bermakna kesucian, keanggunan dan limpahan rezeki. Selain itu, ada juga motif Nago Besaung atau Naga Bertarung, Bungo Cino, Bungo Pacik, Tabur Limar, Jando Beraes, Bungo Mutiara dan Bungo Jepang.Motif-motif tersebut memiliki makna kemurnian, keindahan, ketekunan, ketelitian dan kesabaran. Dahulu, songket dengan motif tertentu hanya boleh digunakan oleh kalangan tertentu pula. Misalnya, motif Bungo Cino (Bunga Cina) hanya boleh digunakan oleh istri sultan yang berkebangsaan China. Motif Jando Beraes (Janda Berhias) hanya boleh dikenakan oleh wanita yang telah menjadi janda. Namun kini, kekhususan tersebut tidak lagi dilakukan. Songket telah bebas dikenakan tanpa memandang kedudukan dan status.Songket Sumatera Selatan adalah primadona di antara jenis kain lainnya. Bahkan di Indonesia, Songket ini sangat diminati. Harganya pun relatif tinggi. Harga Songket Sumatera Selatan sangat dipengaruhi oleh bahan dan lamanya waktu pembuatan yang memakan waktu sekitar 3-6 bulan.Beberapa daerah di Sumatera Selatan memiliki kekhasan motif Songket sendiri. Misalnya di Kota Administratif Prabumulih, ada bentuk buah nanas pada motifnya. Hal ini melambangkan Prabumulih sebagai penghasil buah nanas terbesar di Sumatera Selatan. Motif ini pun telah dipatenkan di Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Indonesia.Selain Songket, Palembang juga memproduksi Kain Pelangi atau lebih dikenal dengan Jumputan. Pengrajin Jumputan kebanyakan berada di Jalan Aiptu Wahab, Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu I. Kawasan ini dikenal sebagai sentra kerajinan Jumputan di Palembang.Tangan para perajin terampil melukis bahan dasar yang berwarna putih, menjumput dan memberi warna. Motif Jumputan yang berwarna warni bak pelangi merupakan konvergensi banyak budaya, yaitu budaya Jawa, Melayu dan Tionghoa.Sesuai dengan namanya, Jumputan dibuat dengan cara menjumput kain yang telah diisi biji-bijian atau bebatuan berdasarkan motif yang telah dilukis pada bahan dasarnya. Jumputan yang sedang dijemur dapat menjadi latar foto yang instagramable, lho.Sedangkan Blongsong atau Tajung adalah kain yang ditenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Warna-warna Blongsong dangat cerah dan cantik. Motifnya seperti Songket pada umumnya. Yang membedakan Blongsong dengan Songket terletak pada benang yang digunakan. Blongsong tidak menggunakan benang emas seperti Songket, melainkan hanya benang katun atau sutra. Blongsong dan Tajung adalah jenis kain yang sama, hanya berbeda pada penggunaannya saja. Blongsong digunakan oleh perempuan, terdiri dari sarung dan selendang. Sedangkan Tajung digunakan oleh para pria, hanya berupa sarung saja. Untuk sehelai Tajung yang berukuran panjang 2 meter, biasanya ditenun dalam waktu 1-3 hari.Namun begitu, butuh waktu sebulan untuk pewarnaan benang, pengeringan dan menyusun motif sebelum ditenun. Dibutuhkan ketelitian dan kerapian penenun agar kain yang dihasilkan berkualitas baik.Selain jenis-jenis kain di atas, Sumatera Selatan juga memiliki kain baik, dikenal dengan nama Batik Jupri. Namun, karena terbatasnya pengrajin batik di Palembang, Batik Jupri diproduksi di Cirebon, Jawa Barat.Batik Jupri memiliki motif yang khas yaitu burung kecil dan sulur daun. Umumnya berwarna merah tua atau merah laseman. Ada juga yang telah dimodifikasi dengan warna hijau atau hitam putih. Batik yang hampir seluruh permukaan kainnya dipenuhi motif ini dibuat sejak 200 tahun ini diproduksai di Trusmi, Cirebon. Di sinilah uniknya Batik Jupri. Diproduksi di Cirebon tapi khusus dipasarkan di Sumatera Selatan. Kini, Batik Jupri mulai dilestarikan oleh pemerhati kain Palembang. Penggunaannya tak hanya sebagai sarung, tapi juga didesain menjadi busana yang indah.Jadi, jika suatu saat jalan-jalan ke Palembang, jangan lupa beli kain Palembang sebagai buah tangan ya.
Hide Ads