Simbol Kesuburan Sekaligus Ikon Kota Tua Jakarta
Jumat, 10 Nov 2017 11:30 WIB
Rudi Chandra
Jakarta - Kota Tua Jakarta menjadi destinasi favorit akhir pekan warga Jakarta dan sekitarnya. Di sana juga ada Meriam Jagur yang ikonik dan sarat mitos.Kota Tua Jakarta yang dikenal juga dengan nama Batavia Lama adalah sebuah kawasan kota tua yang berada di Jakarta Barat, DKI Jakarta. Kawasan ini memiliki banyak bangunan-bangunan tua yang bersejarah dengan arsitektur nan indah. Selain itu, di sini juga ada satu meriam unik bernama Meriam Si Jagur.Meriam Si Jagur adalah sebuah meriam peninggalan Belanda yang diletakkan di bagian utara Taman Fatahillah. Berada tepat di antara gedung Kantor Pos Jakarta Kota dan Kafe Batavia, dengan moncong meriam membelakangi Museum Sejarah Jakarta dan mengarah ke Pasar Ikan.Berdasarkan sejarah, Meriam Si Jagur ini dibuat di pabrik senjata di Macau yang kemudian dibawa oleh Portugis ke Malaka. Ketika Malaka jatuh ke tangan VOC pada tahun 1641, meriam ini pun dibawa Belanda ke Batavia untuk menjaga pelabuhan dan kota.Meriam yang memiliki berat hingga 3,5 ton ini memiliki satu ciri khas yang sangat unik. Yaitu hiasan meriamnya yang berbentuk tangan dengan gelang dengan posisi ibu jari yang dijepit di antara jari telunjuk dan jari tengah.Bagi orang Indonesia, tentu pose jari seperti itu umumnya diartikan sebagai pose yang memiliki arti yang cukup negatif bahkan memiliki arti yang mengarah ke pornografi. Tetapi, arti sesungguhnya dari hiasan meriam ini adalah mano in figa yang dalam bahasa Portugis memiliki arti semoga beruntung dan kesuburan. Sungguh makna yang jauh berbeda.Dulunya Meriam Si Jagur ini juga dipercaya oleh masyarakat sebagai meriam yang bisa memberi kesuburan. Hingga membuat banyak masyarakat yang berikhtiar dan memberi sesajen di meriam ini. Mereka biasanya berdoa agar mendapatkan pasangan atau keturunan. Namun saat itu, hal tersebut telah ditinggalkan. Sekarang Meriam Si Jagur telah menjadi salah satu objek wisata menarik yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta.
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?