Napak Tilas Kejayaan Islam di Era Ottoman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Napak Tilas Kejayaan Islam di Era Ottoman

- detikTravel
Selasa, 04 Jul 2017 11:20 WIB
Jakarta - Islam pernah mencapai masa jaya di era Ottoman atau Kekhalifahan Utsmaniyah. Untuk mengenang masa itu, traveler bisa berkunjung ke Turki.Turki adalah negara dengan posisi geografis yang unik, karena terletak di 2 benua; Asia dan Eropa. Hampr 80 % negaranya berada di Asia dan 20 % lagi berada di Eropa. Negara yang memiliki ibukota di Ankara ini tengah naik daun dalam perpolitikan dunia, juga dalam hal pariwisata. Berbagai strategi disusun untuk menjadikan pariwisata di negara islam sekuler ini sebagai lumbung baru bagi devisa negara.Nenek moyang bangsa Turki sebenarnya berasal dari daratan perbatasan China, tepatnya di Pegunungan Altai. Oleh karena diusir oleh Dinasti yang berkuasa pada masa 177 tahun sebelum masehi, bangsa yang disebut Tu-kin oleh Bangsa China ini bermigrasi ,dan hidup secara nomaden di dataran tinggi Asia.Corak hidup inilah yang menjadikan nenek moyang Bangsa Turki dikenal sebagai pembuat karpet dan permadani paling bagus di dunia, karena sejak dari dulu sudah terbiasa membuat karpet sebagai alas dan dinding pada tenda-tenda kehidupan berpindahnya. Hingga kini permadani Turki terkenal hingga seluruh dunia dengan berbagai merk.Walaupun Turki beribukota di Ankara dan di Asia, namun bagi wisatawan Muslim, kota yang paling sangat pantas dikunjungi adalah Istanbul yang terletak di benua Eropa. Selain letaknya yang berada di antara 2 benua tersebut, Istanbul pun menjadi saksi kejayaan dua imperium terbesar di dunia yakni Rumawi Timur (Bizantium) dan Ottoman (Utsmani).Masa kejayaan 2 kerajaan itu dapat dilihat dari fungsi bangunan Hagia Sofia yang pada awalnya dibuat sebagai gereja terbesar di dunia pada masa 537-1453 Masehi, namun sejak Konstantinopel berhasil direbut oleh Sultan Mehmed al Fatih, bangunan itu menjadi pertanda jatuhnya Bizantium ke tangan tentara muslim dan Hagia Sofia dirubah menjadi Masjid sejak 1453-1931 Masehi.Saya berkesempatan untuk mengelilingi old town kota Istanbul dan tidak pernah lupa untuk mengelilingi Masjid-Masjid yang berada di kota dengan penduduk 15 juta jiwa ini. Tiap sisi kota Istanbul akan dengan mudah didapati Masjid, bentuknya hampir sama dengan ruangan utama Masjid ditandai dengan kubah dan dikelilingi oleh Menara, yang berbeda adalah jumlah menaranya.Sema, yang menemani saya selama di Turki menceritakan bahwa jumlah menara Masjid di Turki menandakan peruntukan Masjid tersebut dibuat. Misalkan Masjid dengan 4 menara adalah Masjid yang dibangun oleh Sultan, sementara masjid yang dibangun dengan 2 menara dibangun untuk ibunda atau anak perempuan Sultan. Masjid yang paling terkenal di Istanbul adalah Masjid Sultan Ahmed, atau biasa disebut dengan Masjid Biru oleh karena interiornya dilapisi keramik-keramik berwarna biru. Masjid ini terletak bersebelahan dengan Hagia Sofia diselingin taman.Masjid dengan 6 menara ini memiliki arsitektur campuran rumawi dan Islam yang sangat khas dan dipenuhi oleh kaligrafi-kaligrafi indah karya arsitektur Seyyid Kasim Gubari, salah satu kaligrafer terbaik pada masa itu. Diluar, Masjid Biru dikeliling oleh taman indah yang bila didatangi pada bulan april akan menyajikan mekarnya bunga tulip yang menjadi ciri khas di Turki (selain di Belanda).Hagia Sofia dulunya juga adalah Masjid, namun sekarang masih difungsikan menjadi Museum, jadi kita hanya bisa mengunjungi Hagia Sofia sebagai turis. Masjid indah lainnya di Istanbul adalah Masjid Eyup Sultan. Nama Masjid ini diambil dari nama sahabat Nabi Muhammad yang bernama Abu Ayyub ikut memimpin pasukan Muslim dalam menaklukan kerajaan Konstantinopel pada tahun 674M semasa pemerintahan dinasti Umayyah.Ketika itu, umur Abu Ayyub sangat tua, sekitar 98 tahun. Meskipun tua, Abu Ayub tetap bersikeras turut ikut serta dalam rombongan. Saat itu pemimpin ekspedisi adalah Yazid bin Muawiyyah. Sampai kini makam Abu Ayyub terletak pada pelataran masjid ini sebagai simbol perjuangannya dalam menjalankan perintah nabi untuk menaklukan Konstantinopel. Di dalam pekarangan Istana Topkapi (Istana pertama yang dibangun di masa pemerintahan Al Fatih) terdapat sebuah gereja yang diubah fungsinya menjadi Masjid pada masa Beyazit II dalam misi mengubah semua gereja menjadi Masjid di seluruh daerah Ottoman. Namun sekarang berubah fungsinya menjadi museum terutama pada masa Republik Turki. Masjid indah lainnya dan merupakan masjid terbesar terletak di Suleymaniye Cami, Masjid ini dibangun atas perintah Sultan Suleymaniye Agung. Pembangunan dimulai pada tahun 1550 dan selesai tahun 1558. Terletak di Bukit Ketiga, masjid ini terlihat sangat berwibawa dengan pemandangan kota Istanbul yang luas di sekelilingnya.Masjid ini merupakan perpaduan arsitektur Byzantium dan Islam dengan menara yang tinggi dan ramping serta kubah besar seperti kubah pada Aya Sophia. Menaranya memiliki 10 galeri yang menandakan bahwa Sultan Suleyman I adalah Sultan kesepuluh dari Kekhalifahan Utsmaniyah/Ottoman Empire.Masih banyak Masjid indah di Istanbul, namun kunjungan saya 2 hari belum cukup untuk berkeliling semuanya. Masjid-masjid di Istanbul bisa dimasuki secara gratis oleh wisatawan, tak hanya umat muslim. Hanya saja, ada batas untuk wisatawan yang bermaksud sholat. Pihak pengelola juga menyediakan semacam sarung dan jubah untuk wisatawan yang tidak menutup auratnya. Selain itu tersedia pula plastik bening untuk wadah alas kaki.Selain masjid, Kota Istanbul juga terkenal dengan peninggalan benteng konstaninopel yang tetap diabadikan oleh Pemerintah Turki untuk menghargai sejarah. Benteng yang memiliki panjang total 22 km ini hampir sebagian sudah runtuh, namun menjadi keunikan tersendiri untuk menandakan keaslian dari bangunan yang dibangun sejak awal masehi tersebut.Istanbul memang menjadikan daerah old town ini menjadi daerah wisata religi yang dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahun. Berbagai informasi diberikan kepada wisatawan sehingga menjadi media pengetahun tentang banyaknya kejayaan Islam pada masa Ottoman.Dalam Istana Topkapi pun terdapat sebuah ruangan tempat menyimpan berbagai warisan Nabi Muhammad dan berbaai khalifah seperti pedang, jubah dan berbagai peralatan lainnya yang dibawa ke Turki oleh Sultan Salim dari Mesir.Di samping warisan Rasulullah dan para sahabat, Istana Topkapi juga Γ‚ menyimpan banyak relikui tokoh-tokoh terkenal lain dalam sejarah Islam. Beberapa diantaranya yang bisa disebutkan adalah potongan serban Syekh Abd al-Qadir al-Jailani, mangkuk Nabi Ibrahim, tongkat Nabi Musa, pedang Nabi Dawud, serban Nabi Yusuf serta jubah dan sajadah Fatimah az-Zahra.Turki dapat mengajarkan kepada kita bahwa menghargai sejarah dan menampilkannya kepada generasi masa kini dapat menimbulkan rasa cinta yang sangat mendalam pada Islam. Mudah-mudahan banyak kebaikan dari Turki yang dapat dipelajari untuk memajukan Islam di Indonesia. (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads