Kenapa Tidak? Mudik Sekalian Melihat Indahnya Bromo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kenapa Tidak? Mudik Sekalian Melihat Indahnya Bromo

Meis Musida - detikTravel
Sabtu, 17 Jun 2017 15:55 WIB
loading...
Meis Musida
Barisan Gunung Bromo, Batok dan Semeru. Dilihat dari Pananjakan setelah lewat waktu sunrise
Jalan dari Pasuruan maupun Probolinggo relatif mulus. Tidak perlu menggunakan kendaraan berat untuk sampai ke desa terakhir (Wonokotri atau cemoro lawang)
Pemandangan yang berbeda dari Gunung Batok. Saat mengikuti Bromo Marathon, seolah-olah lari mengitari Gunung Batok.
Kenapa Tidak? Mudik Sekalian Melihat Indahnya Bromo
Kenapa Tidak? Mudik Sekalian Melihat Indahnya Bromo
Kenapa Tidak? Mudik Sekalian Melihat Indahnya Bromo
Jakarta - Pesona Bromo memang tidak ada matinya. Bagi traveler yang mudik ke Malang, sekalian saja lihat indahnya Bromo.Gunung Bromo merupakan satu-satunya destinasi wisata yang saya tidak pernah bosan untuk dikunjungi. Hampir setiap tahun saya ke sana. Kalau ada teman yang ingin ke Bromo, saya tidak segan-segan untuk ikut atau mengantar. Kenapa Gunung Bromo? Bagi saya Gunung Bromo memiliki keunikan tersendiri yang tiada duanya. Disamping mudah untuk dijangkau, keindahannya juga tiada tara. Sensasi sunrisenya, luar biasa. Tidak hanya di Pananjakan, sekali kali coba rasakan sensasi sunrise dari gunung Bromo. Teman-teman sampai heran, kenapa saya tidak pernah bosan untuk datang ke Gunung Bromo. Padahal saya lahir dan kecil di Malang.Kebetulan waktu saya kecil dulu, orang tua saya juga sering mengajak kami sekeluarga untuk mengunjungi Gunung Bromo. Seolah-olah Gunung Bromo merupakan tempat main bagi saya. Tahukah pembaca, kenapa saya tidak pernah bosan ke Gunung Bromo? Di samping udaranya segar, bentuknya unik, mudah dijangkau dan relatif murah. Ternyata akses menuju Gunung Bromo itu ada 4, rute pertama dari Surabaya/Malang menuju Pasuruan, Warung Dowo, Tosari, Wonokitri, Dingklik, Penanjakan. Rute dua dari Surabaya/Malang menuju Probolinggo, Cemor lawang dan Bromo. Rute tiga dari Malang menuju Tumpang, Gubuk Klakah, Ngadas, Jemplang, Bromo. Rute empat dari Lumajang menuju ke Puncak B29. Luar biasa bukan. Itulah salah satu alasan kenapa saya tidak pernah bosan untuk ke gunung Bromo. Setiap ke sana, saya bedakan jalurnya. Tergantung dari kendaraan yang dipakai, waktu untuk perginya dan event yang ada. Kecuali nomor empat, yaitu yang lewat Lumajang, saya belum pernah. Suatu saat, saya akan ke Gunung Bromo lewat Lumajang. Saat ini sedang mencari teman dan browsing transportasi serta waktu yang sesuai dengan kondisi cuaca. Info yang saya terima, kalau musim hujan jalannya licin. Jalur pertama biasanya saya pakai kalau mengikuti event Bromo Marathon. Setiap tahun saya aktif mengikuti bromo Marathon dan kebetulan start nya dari Wonokitri. Jadi saya lewat Pasuruan dan menginap di sekitar lokasi acara. Nomor dua jalur umum kalau wisata dengan teman-teman dan keluarga, jalannya bagus, pemandangan bagus dan medan tidak terlalu berat. Nomor tiga jalurnya agak susah, kendaraan juga susah, tapi pemandangannya luar biasa. Saya jarang lewat jalur Tumpang. Perlu waktu lebih lama dan persiapan fisik untuk melewati jalur Tumpang.Secara keseluruhan, lewat jalur mana saja pemandangannya bagus dan berbeda-beda. Sehingga saya tidak bosan untuk mengunjungi Gunung Bromo.
Hide Ads