Jakarta - Banyak traveler yang penasaran dengan Kawah Ijen di Jawa Timur. Semangat pun tidak pudar walau hujan gerimis membasahi.Pesona Kawah Ijen sudah tidak diragukan lagi.Blue fire yang melegenda adalah daya tarik utama.Meskipun harus hiking selama kurang lebih 2-3 jam, tak menyurutkan niat wisatawan unutk menyaksikan keindahan Kawah Ijen.Terletak di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso, Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif dengan keinggian 2.443 mdpl.Seperti umumnya pendakian gunung, maka mengunjungi Kawah Ijen paling tepat jika kita mulai saat tengah malam, sehingga kita dapat menyaksikan blue fire dan matahari terbit pada keesokan harinya. Rombongan kamipun begitu, berangkat dari kota Banyuwangi jam 9 malam.Cuaca gerimis dan tidak bersahabat, tapi kami masih berharap cuaca akan membaik. Ketika loket dibuka pada pukul 12 malam, gerimis semakin deras, kami pun bersiap dengan jas hujan masing-masing.Sayang sekali gerimis tidak mereda, justru berubah menjadi deras. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat kami, karena kami datang dari Jakarta dan cuti yang terbatas jadi apapun yang terjadi harus tetap mendaki sesuai jadwal.Di tengah hujan deras, kami pun tertatih-tatih menyusuri jalan menanjak, dengan penerangan senter dan lampu badai dari pengunjung yang lain tercipta pemandangan yang menakjubkan.Cahaya yang berasal dari senter dan lampu yang dibawa nampak seperti kunang-kunang berbaris di tengah gelapnya malam, kadang hilang kemudian muncul lagi. Memberi panduan untuk berjalan ke arah puncak. Tak jarang pula para pendaki saling memperingatkan untuk tetap berhati-hati karena jalan licin dan hujan deras serta jurang yang menganga di sebelah kanan.Setelah berjalan sekitar 1 jam, kami pun tiba di pos Gunung Bunder. Di sini kami beristirahat sambil menunggu hujan mereda. Beberapa teman sempat mengisi amunisi dengan mie rebus dan teh hangat, cocok untuk menghangatkan badan dan menambah tenaga.Hujan tidak juga mereda, sehingga kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Udara semakin dingin, tetapi jalanan sudah tidak terlalu menanjak, pemandu kami pun terus memberi semangat, ayo sedikit lagi sampai.Setelah pos Gunung Bunder, jalan tidak lagi terlalu menanjak. Setelah sekitar 1 jam berjalan kami pun sampai di tepi kawah. Bau belerang begitu menyengat. Kami pun segera menggunakan masker yang bisa di sewa di tempat, sehingga kami bisa bernafas dengan leluasa.Hujan masih saja turun, cuaca dingin menusuk tulang. Beberapa teman tetap memutuskan turun ke bawah untuk mencoba melihat blue fire. Meski menurut informasi di tengah cuaca seperti ini blue fire tidak terlihat. Benar saja, tidak berapa lama kami kembali karena blue fire sama sekali tidak terlihat.Karena cuaca yang masih juga gerimis dan beberapa dari kami sudah menggigila menahan dingin, kami pun memutuskan turun. Suatu saat kami akan kembali lagi, semoga saat itu cuaca cerah dan kami bisa melihat fenomena blue fire yang sangat terkenal. Tunggu kami kembali Kawah Ijen.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain