Libur Lebaran ke Bangka, Yuk ke Pulau Pongok
Jumat, 01 Jul 2016 10:55 WIB

Darwance Law
Jakarta - Bagi yang Libur Lebaran ke Pulau Bangka, siap-siap menjelajahi banyak temppat wisata. Salah satunya Pulau Pongok di bagian selatannya, punya perairan yang jernih!Sebagai daerah kepulauan, Pulau Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memang memiliki begitu banyak pulau, besar maupun kecil, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Salah satu pulau berpenghuni itu miisalnya adalah Pulau Pongok.Bahkan, secara administratif, pulau yang di peta nasional dikenal dengan nama Pulau Liat ini, membentuk sebuah kecamatan tersendiri dengan nama Kepulauan Pongok. Sebagaimana namanya, daerah ini memang terdiri dari pulau-pulau kecil dengan potensi bahari yang luar biasa. Setelah sekian lama berencana, suatu hari tanpa pernah diduga saya pun pergi mendatangi pulau eksotis ini.Menjelang tengah malam, sebelum berangkat ke Pulau Pongok, ponsel saya tiba-tiba berdering petanda ada SMS yang datang. Nama Pak Ibrahim, dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung tertera di sana. Intinya, Pak Ibrahim menyampaikan rencana beliau bersama Pak Dwi Haryadi, dosen Fakultas Hukum di universitas yang sama, bahwa besok pagi-pagi sekali mereka akan menyeberang ke Pulau Pongok dari Pelabuhan Sadai.Barangkali beliau tahu bahwa saya sendiri asli orang Pasirputih, sebuah desa yang letaknya bersebelahan dengan Desa Sadai tempat dimana pelabuhan itu berada, beliau meminta bantuan saya mencari tempat penitipan mobil di daerah itu. Maklum, rencananya mereka akan berangkat dari Pangkalpinang yang berjarak kurang lebih 150 kilometer dari Sadai.Singkat cerita, kami sepakat bahwa besok saya akan ikut Pak Ibrahim dan Pak Dwi Haryadi menuju Sadai, menitip mobil di rumah orangtua saya, lalu saya sendiri ikut menyeberang ke Pulau Pongok. Pucuk dicinta ulam pun tiba, jadilah akhirnya saya pergi ke Pulau Pongok, tempat ayah saya dilahirkan.Pukul delapan pagi, dari Pangkalpinang kami berangkat menuju Pelabuhan Sadai di Bangka Selatan. Sekitar 2,5 jam kemudian, kami tiba di pelabuhan itu. Hari itu, rupanya Pak Ibrahim dan Pak Dwi Haryadi akan menghadiri acara pelantikan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) kabupaten/ kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sekaligus launching Pulau Pongok sebagai Pulau Pemilu di Indonesia.Acara itu sendiri akan dihadiri oleh Arteria Dahlan, salah seorang Anggota DPR RI dari Jakarta, beserta sejumlah pejabat lain di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan. Saya sendiri memanafaatkan acara itu sebagai ajang untuk menikmati keindahan bahari Pulau Pongok, sekaligus mengekplorasinya agar pulau ini bisa dikenal lebih luas lagi sebagai destinasi wisata.Pukul satu siang, kami berangkat menuju Pulau Pongok menggunakan kapal cepat milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan, bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Satu setengah jam kemudian, kami menepi di pelabuhan kecil di tepi Pulau Pongok, disambut sejumlah warga yang siap mengantarkan rombongan kami menuju tempat acara. Diiringi lagu daerah Pulau Bangka, dua pasang remaja Pulau Pongok yang masing-masing mengenakan pakaian adat Bangka dan pakaian adat Pulau Pongok, menyambut kedatangan kami.Acara pun usai. Sayang, hari itu juga Pak Dwi Haryadi memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke Pangkalpinang, tidak ikut kami menginap di Pulau Pongok barang semalam atau dua malam. Alhasil, tinggalkah saya, Pak Ibrahim, dan beberapa orang kawan lain yang masih harus mengisi acara lain di Pulau Pongok keesokan harinya. Setelah menemani rombongan yang sore itu memutuskan untuk langsung kembali ke daratan Pulau Bangka, saya bersama Pak Ibrahim dan beberapa kawan yang lain langsung mengelilingi Pulau Pongok, menikmati keindahannya yang mempesona, salah satunya adalah fenomena matahari tenggelam yang langsung membuat kami berdecak kagum senja itu.Sebuah sore di hari kedua di Pulau Pongok. Setelah seluruh acara yang harus diisi Pak Ibrahim usai, kami pun memutuskan untuk mengisi sisa waktu sebelum kembali ke daratan Pulau Bangka dengan menikmati keindahan Pulau Pongok yang tersembunyi. Setelah sore sebelumnya kami menikmati senja di ufuk barat Pulau Pongok, mengelilingi pemukiman penduduk dengan berjalan kaki seraya sesekali singgah di warung-warung kecil yang menjajakan makanan lokal, sore itu kami mendatangi Pantai Batu Tambun yang terletak di sisi timur pulau kecil yang eksotis ini.Lanskap pantai ini tak jauh berbeda dengan lanskap pantai lain yang ada di Pulau Bangka pada umumnya, terdiri dari pasir pantainya yang putih bersih, batu-batu granit yang tersusun rapi, serta lautnya yang jernih laksana kaca.Pagi-pagi sekali di hari ketiga, kami bersiap-siap untuk kembali pulang ke daratan Pulau Bangka. Sebagaimana hari-hari sebelumnya, pagi itu kami sarapan terlebih dahulu di rumah salah seorang warga dengan menu yang terkadang disajikan dengan cara khas Pulau Pongok,yakni disajikan di dalam dulang.Usai sarapan, kami kembali mengelilingi pemukiman warga di Pulau Pongok seraya mencari-cari oleh-oleh khas apa yang bisa kami bawa dari pulau ini. Sebab daerah ini merupakan kepulaun yang dikelilingi lauatan dengan potensinya yang luar biasa, sebagian besar makanan di sini memang terbuat dari ikan dan jenis hasil laut lain, diantaranya adalah kempelang dan pekasem. Pekasem adalah salah satu makanan paling ekstrem di Pulau Bangka, terbuat dari daging sejenis kerang-kerangan yang dipermentasi.Pukul 11 siang, kami meninggalkan Pulau Pongok dengan segala keelokan bahari dan warganya yang ramah-ramah. Dua setengah jam kemudian, kapal kayu berukuran raksasa yang kami tumpangi merapat di salah satu dermaga di Sadai, desa pelabuhan sekaligus desa nelayan di ujung selatan Pulau Bangka. Sebuah perjalanan yang menakjubkan, selalu disuguhkan dengan pulau-pulau kecil yang eksotis di antara laut yang membiru. Sesekali, terlihat oleh mata telanjang kami segerombolan ikan yang berenang kian kencang. Sampai jumpa lagi, Pulau Pongok!
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB