Ketika Mendaki Gunung Tak Lagi Dimonopoli Orang Dewasa

Jakarta - Biasanya aktivitas mendaki gunung dimonopoli oleh traveler dewasa saja. Namun kini, traveler cilik atau yang masih anak-anak pun ada yang sudah mulai rajin mendaki gunung. Hebat!Dalam sebuah kegiatan mendaki gunung atau mountain climbing, biasanya di monopoli oleh kalangan tertentu atau hanya kaum dewasa saja sebagai pelaku kegiatan. Akan tetapi, seiring dengan semakin majunya informasi dari media-media online, semakin mudah pula para traveler atau pendaki mengakses informasi tentang sebuah destinasi secara lengkap.Saat awal Tahun 2000-an, informasi tentang gunung-gunung hanya sedikit saja. Biasanya informasi ini hanya didapat dari orang-orang yang pernah ke sana saja, atau dari komunitas-komunitas  pecinta alam yang masih terbatas pada kampus atau universitas-universitas dengan himpunannya yang biasa disebut MAPALA.Bukan hanya informasi, peralatan saat itu pun tergolong mahal dan jarang. Berbeda dengan sekarang, dimana sudah banyak merk dengan harga terjangkau yang menawarkan peralatan camping atau pun pendakian yang tentunya fungsinya semakin mempermudah kita dalam melakukan kegiatan, yang saat ini seperti mulai hidup kembali, setelah sempat tertidur beberapa tahun yang lalu.Kini, sering kita jumpai pendaki-pendaki cilik yang mulai menjajal kegiatan outdoor yang satu ini. Mengenalkan mereka dengan alam bebas sejak usia dini, akan sangat membantu pembentukan karakter mereka. Bukan hanya fisik saja, tetapi kemandirian, keberanian dan team work bisa kita ajarkan kepada si kecil saat melakukan kegiatan ini.Terlebih yang utama agar si kecil makin mengenal, mengagumi, dan melihat kebesaran Tuhan. Melalui hal ini, bisa menumbuhkan bukan hanya jiwa patriotisme akan kecintaan terhadap negeri, tetapi juga kepada Tuhan YME, pencipta langit dan bumi.Persiapan yang dilakukan saat mengajak si kecil memang harus ekstra teliti. Selain kesiapan fisik atau kesehatan dan mental si anak, para orang tua juga hendaknya menyiapkan peralatan dengan cermat guna mengantisipasi perubahan cuaca yang bisa tiba-tiba terjadi saat pendakian.Soal logistik dan obat-obatan pun harus diperhatikan dan disesuaikan dengan Si Kecil. Kondisi prima juga harus dimiliki oleh para orang tua yang nantinya akan menyertai pendakian si kecil. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan tempat mendaki atau gunung yang ramah bagi para pendaki pemula, terutama pendaki cilik.Salah satu referensi yang bisa penulis informasikan adalah Gunung Papandayan (2662 mdpl) di Garut Jawa Barat. Akses yang sudah layak dan mudah di akses baik menggunakan angkutan umum maupun mobil pribadi. Keindahan alam, trek pendakian yang tidak curam, suhu rata–rata antara 10–15 derajat celcius saat malam cukup bersahabat.Daerahnya juga cukup luas untuk mendirikan tenda, serta melimpahnya sumber mata air. Terdapat pula 13 toilet dan kamar mandi yang layak pakai dan puluhan warung menjajakan makanan dan jajanan yang bisa kita jumpai sepanjang perjalanan yang buka 24 jam.3 jam jarak tempuh pendakian dari base camp sampai tempat mendirikan tenda/ nge-camp (Pondok Saladah) dengan berjalan santai plus foto-foto tentunya, menjadikan gunung ini sebagai pilihan yang tepat di awal kegiatan mendaki bagi si kecil.Disarankan untuk mengajak serta orang yang sudah mempunyai pengalaman mendaki, bagi orang tua yang belum mempunyai pengalaman mendaki gunung Mengajak dan mengenalkan si kecil tentang alam bebas dari usia dini, kenapa tidak?Do it safely, mendaki bersama keluarga akan membuat keluarga Anda menjadi keluarga hebat. Salam traveling!