Mata Air di Bandung yang Konon Bikin Awet Muda & Enteng Jodoh
Jumat, 23 Sep 2016 11:50 WIB

Nurul Hoeda
Jakarta - Traveler yang berencana menghabiskan akhir pekan di hulu Citarum, Kabupaten Bandung. Sempatkan mampir ke mata air sakral di sana yang konon berkhasiat.Siapa yang tidak kenal dengan Sungai Citarum, sungai terbesar di Jawa Barat yang bisa menghasilkan listrik 5000 mega Watt melalui 3 PLTU di Jawa Barat sehingga produksi listriknya bisa menerangi pulau Jawa dan Bali.Di balik keperkasaaannya, aliran Sungai Citarum ternyata bersumber dari 7 mata air di kaki Gunung Wayang Windu yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Ketujuh sumber mata air tersebut masing masing memiliki nama, yaitu Citarum, Cikahuripan, Cikoleberes, Cihaniwung, Cisadane, Cikawudukan, dan Cisanti.Lokasi ke tujuh mata air itu berpencar di dalam hutan Gunung Wayang, yang disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Hutan Larangan atau Hutan Adat. Cisanti adalah salah satu sumber mata air terluar yang paling mudah untuk di akses, karena lokasinya paling dekat dengan pemukiman penduduk.Sedangkan 6 sumber mata air lainnya berada di tengah hutan yang tidak mudah untuk di akses. Selain memang akses menuju lokasi yang sulit, juga terdapat aturan tak tertulis yang berlaku di masyarakat jika ingin menuju ke sana.Konon ceritanya, salah satu sumber mata air Citarum menjadi tempat favorit Prabu Siliwangi untuk membersihkan diri dan melakukan ritual bertapa. Sehingga tempat tersebut disakralkan oleh masyarakat setempat.Selain Prabu Siliwangi, tokoh terkenal lainnya yang pernah singgah di sana adalah Dipati Ukur, salah satu tokoh legendaris dalam sejarah Tataran Sunda. Tempat petilasan Prabu Siliwangi dan Dipati Ukur sampai sekarang masih ada dan terjaga dengan baik oleh warga. Banyak orang-orang dari luar daerah yang berkunjung ke sana untuk bertirakat dan napak tilas perjalanan hidup Prabu Siliwangi dan Dipati Ukur. Masyarakat meyakini jika mandi di tempat tersebut bisa membuat tubuh awet muda dan enteng jodoh. Setahun sekali, masyarakat setempat menggelar ritual tukar air. Ini merupakan ritual menukar air di hulu Citarum dengan air yang berada di bagian hilir (dekat dengan laut). Ritual adat ini tak banyak diketahui oleh masyarakat, namun begitu hingga kini ritual tersebut masih dilaksanakan oleh masyarakat hulu Citarum.Menurut Kang Adi, salah satu juru kunci mata air Cisanti yang saya temui saat berkunjung ke hulu Citarum, banyak para pendatang yang belum tahu tata krama atau peraturan adat setempat, karena memang peraturan itu sifatnya tidak tertulis.Namun sangat dipatuhi warga. Pelanggaran terhadap peraturan adat menimbulkan hilangnya kesakralan sumber mata air Citarum. Sehingga nilai-nilai kearifan lokal semakin terkikis.Beberapa aturan tidak tertulis yang berlaku di sana antara lain:1. Bersikap sopan2. Dilarang bersiul, dan berteriak teriak dengan suara lantang3. Dilarang menantang atau menyebut sesuatu dengan maksud menantangSiapa saja yang berkunjung ke mata air Citarum diperbolehkan mandi di sana kecuali wanita yang sedang haid. Saat mandi pun diwajibkan memakai pakaian yang sopan.Tempat mandi antara laki-laki dan perempuan juga tidak boleh menyatu, harus dipisah. Dan yang terakhir, mandi di sana haruslah diniatkan dengan hati bersih dan ikhlas. Aturan tersebut berlaku mulai dari perbatasan tugu Nol Kilometer Citarum di Situ Cisanti hingga seluruh area hutan larangan.Nah, buat D'Traveler yang mau berkunjung ke sana, tetap jaga kearifan lokal budaya setempat ya. Dengan menghormati adat istadat setempat. Seperti kata pepatah Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia