Jakarta - Ranu Kumbolo tak hanya memiliki panorama alam yang indah. Sejak ribuan tahun silam, air danaunya ternyata dianggap suci dan masih dipercaya sampai sekarang.Mulai 1 Mei lalu, pendakian gunung Semeru telah dibuka kembali setelah ditutup untuk konservasi selama kurang lebih 4 bulan. Kabar gembira ini langsung disambut dengan persiapan mendaki gunung Semeru kembali bersama beberapa teman.Pendakian kali ini saya ditemani oleh beberapa teman yang berasal dari daerah lain, yaitu Jakarta, Bandung dan juga Manado. Pesona gunung Semeru memang sudah menyebar keseluruh Indonesia, sehingga banyak sekali pendaki yang ingin menikmati keindahann alamnya. Kami berkumpul di stasiun kota Malang pada pagi hari dan melanjutkan perjalanan ke pasar Tumpang menggunakan angkot. Kemudian dari pasar Tumpang kami menuju desa Ranupane menggunakan jeepSetelah tiba di desa ranu pane, kami mengurus perijinan dan tiket masuk kawasan nasional, serta mendapatkan briefing yang akan menambah pengetahuan kami saat berada di dalam wilayah konservasi. Saat briefing berlangsung, salah seorang panitia menjelaskan sejarah Ranu Kumbolo. Selain keindahan pemandangan danau yang luar biasa hingga sering disebut sebagai surganya gunung Semeru, tersimpan sejarah yang kental dibaliknya. Sangat menarik disimak bahwa danau yang memiliki luas hinnga 8 hektar dan berada di ketinggian 2400 mdpl ini memiliki sejarah yang cukup tua. Danau ini adalah salah satu sumber air suci yang ditemukan Prabu Kameswara, Raja dari Kerajaan Kediri. Ditemukan sebuah prasasti di tepian danau Ranu kumbolo yang bertuliskan Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra, tulisan yang berbahasa Jawa kuno tersebut dapat diartikan bahwa ketika itu, Prabu Kameswara sekitar pada 1182 M pernah melakukan kunjungan suci dengan mendaki Gunung Semeru untuk mencari sumber air suci.Hingga saat ini Ranu Kumbolo masih digunakan untuk ritual suci keagaamaan, baik umat dari dalam dan luar negeri. Hal ini membuat ada beberapa peraturan yang harus ditaati saat ingin menggunakan air danau untuk keperluan pendakian. Air danau tidak boleh dipakai untuk mandi atau cuci secara langsung, namun semua kegiatan harus dilakukan dalam radius 10 meter dari bibir danau, termasuk mendirikan tenda untuk tetap menjaga kesucian air danau.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain