Roadtrip Mantap dan Seru Menuju Pagaralam
Jumat, 17 Jan 2014 12:25 WIB

April Aprilianti
Jakarta - Berwisata ke kampung halaman teman, ternyata bisa menjadi liburan yang mantap. Banyak hal yang seru sepanjang jalan, seperti misalnya dari Jakarta ke Pagaralam. Kita akan menemukan banyak destinasi baru yang menakjubkan.Balek dusun kudai ai adalah bahasa Pagaralam yang artinya balik ke kampung dulu ya. Ungkapan ini mewakili perasaan rekan jalan saya yang sudah lama tidak pulang ke kampung halamannya di Pagaralam.Kota Pagaralam seluas 633,66 km2 memiliki penduduk sekitar 126.181 jiwa. Kota ini baru mulai berkembang 10 tahun terakhir ditandai dengan masuknya pendatang-pendatang dari Pulau Jawa. Mayoritas pekerjaan utama penduduknya adalah bertani.Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Besemah yang sekilas mirip dengan bahasa Palembang karena memang masih serumpun. Tertarik oleh cerita keindahan Pagaralam di Sumatera Selatan, saya segera mencari tahu tentang Kota Pagaralam melalui internet.Ternyata keindahan Pagaralam bukan sekadar isapan jempol. Hamparan kebun teh dan air terjun, serta kulinernya membuat saya terpikat dan tanpa ragu menyatakan keinginan untuk ikut pulang ke kampung halamannya. Berbekal sederet informasi obyek wisata alam dan wisata kuliner saya membulatkan tekad untuk menempuh perjalanan darat selama 24 jam.Liburan ke Pagaralam adalah liburan yang tidak umum alias anti mainstream. Menuju ke sana betul-betul diperlukan niat yang bulat karena lokasinya tidak mudah dijangkau.Setelah survey melalui internet dan berdiskusi dengan travelmate, kami putuskan untuk menggunakan bus eksekutif Sinar Dempo yang memiliki rute JakartaβPagaralam. Kota Pagaralam secara geografis letaknya agak terpencil dan tidak memiliki lapangan pesawat terbang.Jarak Kota Palembang ke Pagaralam sekitar 7-8 jam perjalanan melalui darat. Rasanya percuma juga naik pesawat kalau harus menyambung perjalanan darat selama 7-8 jam. Pertimbangan lainnya adalah pemandangan yang akan kami dapatkan sepanjang perjalanan dari Lampung hingga ke Pagaralam.Perjalanan bus eksekutif Sinar Dempo memakan waktu sekitar 24 jam dengan melakukan pemberhentian sebanyak 3 kali. Dari Jakarta, bus menyeberangi perairan Selat Sunda dengan menaiki ferry penyeberangan. Berangkat dari Jakarta pukul 13.00 WIB, bus mulai menyeberangi Ferry pukul 15.30 WIB.Penyeberangan dari Merak ke Bakauheuni ditempuh selama 3 jam. Perairan Selat Sunda tampak tenang dengan air lautnya yang berwarna biru toska berpadu dengan langit biru dan awan yang berwarna putih, menimbulkan rasa tenang di hati. Aah saatnya melepas kepenatan rutinitas kantor dengan menatap maha karya Sang Kuasa.Senja mulai berganti malam saat ferry menyentuh Pelabuhan Bakauheuni. Perjalanan dari Lampung menuju Lahat kami lalui dalam gelapnya malam. Supir bus Sinar Dempo beserta kru tampak sudah hapal jalur yang mereka lalui. Buat Anda yang gadget freak, tidak perlu khawatir kehabisan baterai di perjalanan.Bus Sinar Dempo memiliki colokan untuk charging gadget yang lokasinya di sebelah tempat duduk supir. Tinggal info ke kru bus, yang akan dengan senang hati membantu untuk charge gadget Anda.Oh iya, tips penting untuk Anda yang akan ke Pagaralam dengan menumpang bus, duduklah di barisan paling depan sebelah kiri karena selama perjalanan dari Lahat menuju Pagaralam mata Anda akan dihadiahi pemandangan cantik sawah, bukit, sungai, ngarai dan jurang yang menganga lebar. Bukit Serelo atau yang dikenal dengan nama Bukit Jempol juga bisa terlihat jelas dari jalan.Semuanya mengagumkan! Sungai yang dilalui umumnya lebar-lebar, dengan arusnya yang deras mengalir. Beberapa sungai memiliki jembatan gantung di atasnya. Pas untuk uji adrenalin bagi Anda yang berjiwa petualang.Pukul 13.00 WIB, bus tiba di pool Pasar Pagaralam. Rencananya kami dijemput setiba di pool, tetapi mata saya terpaku pada kendaraan eksotis sejenis bajaj India. Segera saya merayu travelmate agar tidak usah dijemput supaya bisa naik si bajaj unik yang ternyata adalah jenis ojek di Pagaralam. Kapan lagi bisa naik kendaraan unik seperti ini?!Setelah menyimpan barang dan bersih-bersih, kami segera menuju lokasi wisata pertama, Gunung Dempo yang termahsyur. Gunung dengan ketinggian 3.159 mdpl ini dipenuhi dengan hamparan kebun teh milik PTPN. Sejauh mata memandang hanyalah pucuk-pucuk teh berpadu hawa sejuk yang mengeluarkan aroma kesegaran.Inilah oksigen murni tanpa polusi. Di sekitar perkebunan banyak terdapat villa-villa bernuansa rumah kayu tradisional Sumsel yang dapat disewa oleh pengunjung. Anda juga bisa bersepeda santai dengan menyewa sepeda di penginapan.Bangun tidur membuka jendela dan mendapatkan suguhan pemandangan hamparan kebun teh dengan latar gunung Dempo dan oksigen murni adalah suatu kemewahan yang tiada tara. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?Masih satu lokasi dengan area Gunung Dempo, terdapat Curup Mangkok dengan ketinggian antara 3-5 meter. Curup dalam bahasa SumSel artinya air terjun. Disebut Air Terjun Mangkok karena berbentuk wadah atau dasar kolam tempat jatuhnya air terjun menyerupai mangkok.Airnya jernih dan terasa sejuk menembus kulit. Konon katanya belum sah ke Gunung Dempo kalau belum mencuci muka di air terjun Curup Mangkok. Siapa takut, lagipula airnya bersih dan terasa segar banget di kulit. Jadi sangat disayangkan kalau berkunjung ke Gunung Dempo tapi melewatkan air terjun yang indah ini.Hari berganti senja, saatnya berburu kuliner Sumsel yang terkenal kelezatannya, antara lain pempek ikan, model, bebek rica-rica, kue masuba, kue lapis ketan dan kerupuk kemplang adalah sekian banyak jenis kuliner yang kami jajal saat itu. Aneka kue-kue basah khas Sumsel tersebut bisa Anda dapatkan di toko kue Linda yang terletak di Jalan Sersan Ali Aras.Kebetulan juga saat kami berkunjung di bulan Desember, dan buah durian sedang membanjiri Kota Pagaralam. Durian asli Sumatera dengan daging tebal, manis dan legit bener-bener bikin lupa diri! Lupakan diet, nikmati hidup dan manjakan perut saat traveling adalah moto yang saya pegang teguh.Wisata di Pagaralam kami tutup dengan menyambangi Toko Kirana yang terletak di Jalan Simpang Dusun Pagaralam untuk membeli oleh-oleh untuk orang rumah dan rekan di kantor. Teh hitam Pagaralam dan kopi adalah oleh-oleh wajib khas Pagaralam. Anda juga bisa dapatkan aneka kaos, gantungan kunci, aneka asesoris dan kudapan ringan di sini.Toko Kirana ini lumayan lengkap dan harganya tidak terlalu mahal. Selesai berbelanja perjalanan kami lanjutkan ke Bengkulu dengan menggunakan jasa travel dari Pagaralam. Selamat tinggal Pagaralam, terimakasih untuk keramahan penduduknya dan keelokan alamnya.Rasanya seperti mimpi bisa tiba di tempat seindah ini. Kota dengan oksigen murninya yang sejuk dan nyaman, bikin enak makan, enak tidur dan lupa sama pekerjaan. Entah kapan lagi saya bisa kembali ke sana. Semoga lapangan udaranya bisa cepat terwujud ya, supaya Kota Pagaralam semakin maju karena aksesnya semakin mudah untuk dijangkau.Semoga lain waktu saya bisa balek dusun lagi!
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks