Melihat Parkiran Kapal Pinisi di Sunda Kelapa
Senin, 27 Jan 2014 11:20 WIB

Yun Damayanti
Jakarta - Ingin rekreasi singkat sambil mengenal sejarah, cobalah mengunjungi Kota Tua hingga Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta. Di pelabuhan ini, wisatawan bisa melihat jejak 'parkiran' kapal pinisi pada zaman kolonial.Pelabuhan Sunda Kelapa ialah saksi bisu kisah perjalanan panjang kota Jakarta, dari masa Kerajaan Tarumanegara hingga menuju kota megapolitan seperti sekarang ini.Pelabuhan Sunda Kelapa sudah ada sejak abad ke-5 Masehi. Hari kemenangan Fatahillah merebut lalu mengubah namanya menjadi Jayakarta, kemudian digunakan untuk menetapkan hari jadi Kota Jakarta.Di sinilah kita bisa melihat kapal-kapal kayu yang sedang bersandar, dengan sistem tumpang sirih dan hanya satu-satunya di dunia. Aktivitas utama di pelabuhan ini adalah bongkar muat barang.Kegiatan tersebut sebagian besar masih menggunakan tenaga manusia. Di situlah letak daya tarik dari Pelabuhan Sunda Kelapa, katanya.Karena belum ada prasarana dan sarana bagi pelancong di sini, jadi saya mesti menahan perih dan menutup hidung dan mulut dari debu halus saat melewati sebuah kapal yang sedang memuat semen dan menghindari asap knalpot dari truk-truk yang masuk-keluar dermaga.Pengemudi ojek sepeda onthel yang saya sewa seharga Rp 40 ribu dari Taman Fatahillah kebetulan mengenal salah seorang pemilik kapal yang sedang sandar. Saya pun mendapat kesempatan naik ke atas kapal.Kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Sunda Kelapa adalah Pinisi Lambo. Ciri khas kapal pinisi adalah bagian depan dan belakangnya sama.Penggunaan rancangan lambo guna bisa menempelkan mesin motor untuk menggerakan kapal. Menurut pemilik kapal, dia sudah tidak melihat lagi kapal pinisi bersandar di sini. Kapal pinisi asli terakhir sudah karam di perairan Kanada.Setelah puas memotret dan naik ke atas kapal sekitar 30 menit, saya diantar ke Menara Syahbandar. Sisa-sisa kanal-meskipun sedikit sekali, serta bangunan galangan kapal VOC masih bisa dilihat. Dari atas menara saya lebih nyaman melihat dan menikmati keseluruhan kawasan pelabuhan.Di depan gedung Menara Syahbandar masih berdiri Tugu Nol Kilometer pertama Kota Jakarta sebelum dipindahkan dan ditetapkan di Monas. Kemudian saya minta diantar kembali hingga ke Stasiun Kota. Pengemudi ojek dengan cekatan mengendarainya menyusup di antara kendaraan.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia