Jakarta - Argopuro, ya itulah nama salah satu gunung di Jawa Timur. Dibutuhkan perjuangan untuk mendakinya, tapi setara dengan pemandangannya. Belum lagi daun jancukan yang unik dan kisah di baliknya.Β Pegunungan Argopuro terletak di antara 3 kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, serta Kabupaten Bondowoso. Untuk jalur pendakiannya sendiri terdapat 2 pintu masuk, yakni Jalur Bremi yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo atau jalur Baderan yang merupakan wilayah administratif Kabupaten Situbondo. Pegunungan Argopuro sendiri termasuk dalam wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III Jawa Timur.Pegunungan Argopuro dikenal dengan panjangnya jalur pendakian yang harus ditempuh oleh pendaki. Total jarak pendakian pegunungan Argopuro sendiri kurang lebih sekitar 40-an km. Setidaknya, jika memilih untuk melakukan trekking 2 jalur, maka akan melintasi 2 wilayah kabupaten yang berbeda.Ketika melakukan pendakian ke Argopuro, saya bersama rekan-rekan menghabiskan waktu 4 hari 3 malam. Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhkan berbagai macam bentang alam yang tidak kalah dengan gunung-gunung yang menjadi favorit para pendaki, seperti Gunung Semeru atau Gunung Rinjani. Setidaknya, jika dibandingkan dengan 2 gunung tersebut, terdapat kesamaan, yakni adanya danau pada jalur pendakian.Jika Gunung Semeru terkenal dengan danau Ranu Kumbolo, dan Gunung Rinjani terkenal dengan Danau Segara Anak, maka pegunungan Argopuro pun memiliki Danau Taman Hidup. Danau Taman Hidup sendiri terkenal dengan suasana eksotis yang pasti akan meninggalkan kenangan bagi setiap orang yang pernah berkunjung kesana. Pada pinggiran danau, ada sebuah dermaga kecil yang bisa menjadi tempat untuk sekedar menikmati danau, atau bahkan tempat merenung bagi mereka yang senang mencari inspirasi.Ketika kabut turun menuju permukaan danau, pendaki seakan menyaksikan sebuah suguhan yang tidak biasa, dan bisa jadi hanya bisa disaksikan di pegunungan Argopuro. Sepanjang proses pendakian, para pendaki akan menemukan beberapa sumber mata air yang melimpah. Beberapa di antaranya terdapat di Pos Aeng Kenek, Aeng Poteh, Rawa Embik, Cisentor, Cikasur serta beberapa mata air yang ada di sepanjang jalur Baderan yang hanya dinamakan dengan sebutan pos mata air. Tentu saja, selain sumber air yang sangat melimpah di Danau Taman Hidup.Gunung Argopuro memiliki 2 buah puncak, yakni Puncak Hyang serta Puncak Rengganis. Puncak Hyang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 3.088 mdpl. Posisi 2 puncak ini sendiri saling berhadapan. Meski bukan merupakan puncak tertinggi, Puncak Rengganis bisa dikatakan menjadi puncak populer bagi kalangan pendaki. Hal ini tidak lepas dari legenda Dewi Rengganis yang berkembang dalam kawasan pegunungan Argopuro.Di Puncak Rengganis, pendaki akan menemukan susunan batu yang menyerupai kuburan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, dipercaya sebagai kuburan Dewi Rengganis. Masyarakat setempat seringkali mengunjungi puncak Rengganis untuk melakukan ritual kepercayaan dengan membawa ubo rampe sebagai persembahannya.Salah satu spot menarik lainnya dari pegunungan Argopuro adalah padang savana Cikasur. Di padang ini, terdapat bekas bangunan lapangan terbang yang dipercaya merupakan peninggalan Jepang ketika menjajah Indonesia dahulu. Lintasan terbangnya sendiri masih bisa disaksikan oleh pendaki ketika menuju padang Cikasur jika start dari jalur bremi.Selain bekas lintasan terbang, di Cikasur juga terdapat aliran sungai yang sangat jernih, dimana banyak ditumbuhi tanaman selada air. Jika ingin melakukan pendakian ke pegunungan Argopuro, jangan lupa membawa sambal pecel untuk menikmati selada air. Ketika berada di Cikasur, pendaki tidak jarang akan menemukan beberapa hewan seperti babi hutan, merak, kijang, atau bahkan harimau yang masih banyak berkeliaran dalam kawasan pegunungan Argopuro.Selain beberapa keeksotisan tempat seperti yang telah disebutkan di atas, pegunungan Argopuro juga memiliki salah satu tumbuhan khas yang bisa jadi merupakan momok bagi para pendaki yang menjamah keindahannya. Nama tumbuhan tersebut dalam bahasa latin adalah Gardenia palmate atau yang lebih terkenal dengan sebutan tanaman 'Jancukan'.Asal mula penamaan tanaman jancukan sendiri cukup unik, mengingat kata jancuk merupakan kata umpatan dalam bahasa Jawa Timur. Tumbuhan ini memiliki racun, yang apabila terkena pada permukaan kulit akan menimbulkan efek seperti tersengat lebah dan akan terasa panas.Menurut cerita yang pernah saya dengar dari penduduk lokal, ketika seorang pendaki terkena racun tumbuhan tersebut, akan refleks mengeluarkan umpatan. Semua karena pengaruh dari efek sengatan yang dihasilkannya, dan umpatan yang populer di kalangan orang Jawa Timur adalah jancuk. Lantas tumbuhan tersebut dinamakan dengan tumbuhan Jancukan.Meski bukan termasuk gunung mainstream yang ramai dikunjungi oleh pendaki, namun sesungguhnya pegunungan Argopuro menawarkan keindahan yang tidak kalah menawan serta tingkat kesulitan jalur yang cukup menguji fisik para penjamahnya.Pegungan Argopuro adalah permata terpendam yang hanya bisa diambil oleh orang-orang yang mau bercinta dengan alam. Bercinta dengan alam adalah saat dimana seorang pendaki menyaksikan, serta merasakan karya cipta Sang Kuasa yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!