Pelajaran Berharga dari Workshop Menulis di TMII
Minggu, 31 Jan 2016 09:52 WIB
Sity Maryati
Jakarta - detikTravel bersama dengan komunitas travel blogger d'Traveler, minggu lalu mengadakan acara workshop menulis di TMII. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sini.Workshop Menulis ala Detik ini menghadiahi saya sebuah pembelajaran berharga, bukan hanya hanya soal materi menulisnya, tapi juga pengalaman yang saya peroleh sepanjang acara dari awal berangkat sampai pulang.Minggu, 24 Januari 2016, di awali dengan cuaca yg mendung dan sangat mendukung untuk tarik selimut lagi. Tapi teringat bahwa saya adalah salah satu orang yg beruntung mengikuti workshop ini, akhirnya saya pun bergegas bangun dan berangkat dalam kondisi hujan deras dari Bogor menuju TMII dengan mengendarai sepeda motor bersama rekan saya.Jujur, agak lupa jalur menuju TMII, karena sudah sangat lama tidak mengunjungi TMII. Yang saya ingat jalur nya hanya mengikuti Jalan Raya Jakarta Bogor dan kemudian mengikuti petunjuk arah yang telah disediakan.Ketika di pertengahan jalan konsentrasi saya & rekan saya buyar. Akhirnya, sampailah kami di asrama haji, padahal tujuan utamanya ke TMII. Berhubung di sekitar sana banyak penjual makanan, dan kebetulan juga kami belum sarapan yang menyebabkan kami gagal fokus, akhirnya kami memutuskan untuk mencari sarapan.Pilihan saya jatuh pada penjual nasi uduk di sebelah kanan jalan tidak jauh dari asrama haji. Walaupun hanya beratapkan terpal dan posisinya di pinggir jalan, tapi untuk rasa dan harganya tidak mengecewakan. Yang pasti bikin kenyang dan lumayan untuk isi dompet di akhir bulan seperti ini.Setelah selesai dan posisi perut aman. Kami lanjutkan perjalanan kami menuju TMII. Dengan mengikuti petunjuk arah yang telah disediakan, sampailah kami di Gerbang Utama TMII, kemudian kami menemui team Detik untuk absen dan ambil tiket.Setelah dapat tiket, kami langsung masuk TMII dan parkir di sekitar pintu utama. Kami pun bergegas mencari tempat dilaksanakannya workshop.Tepat jam 11.00 WIB, workshop menulis pun dimulai. Workshop yang disajikan santai dan berbobot serta penuh merchandise membuat kami terlalu larut dalam workshop tersebut. Tapi tiba-tiba ditengah acara saya teringat akan kunci motor saya.Dengan tenang sambil fokus menyimak materi yang disampaikan, saya menggeledah isi tas dan menanyakan ke rekan saya. Tapi ternyata kami sama sekali tidak memegang kunci tersebut. Dengan santai tapi cemas, saya memutuskan mencari kunci tersebut nanti ketika break makan siang. Karena saya tidak ingin kehilangan 1 materi pun dalam workshop tersebut.Ketika break makan siang saya pun bergegas menapaktilas jalan yang tadi saya lalui. Pikiran saya langsung tertuju pada tempat parkir, mungkin saya lupa melepas kunci ketika membuka bagasi motor untuk meletakkan jas ujan.Dengan cemas dan khawatir saya pun menuju parkiran. Antara pasrah dan penuh harap, pasrah karena bisa jadi kunci yang tergantung mengundang orang untuk berbuat jahat. Apa lagi kondisi kartu parkir yang seadanya.Penuh harap, semoga ada orang baik yang melihat kunci tergantung dan menitipkannya ke security atau ke bagian informasi.Akhirnya tibalah saya d tempat parkir dengan penuh tenang karena motor saya masih terparkir rapi di posisinya. Tapi, tak saya temukan kunci motor tergantung.Akhirnya saya pun mengunjungi security yang sedang bertugas di sana. Dengan penuh harap saya bertanya kepada security, apakah melihat kunci tergantung sambil saya sebutkan ciri-cirinya. Security itu pun menyerahkan hal tersebut kepada salah satu rekannya. Diambilah goodybag yang berisi banyak kunci. Sambil bertanya motor saya, STNK dan ciri-ciri kuncinya. Saya tunjukkan kendaraan saya beserta STNk nya.Kemudian, diberikannya kunci yang telah ditulisi No Polisi motor saya. Dengan senang dan penuh haru saya hanya dapat mengucapkan Terima Kasih, dan security itu pun kembali melanjutkan tugasnya. Ternyata bukan hanya saya yang lupa melepas kunci motor ketika meninggalkannya, tapi banyak juga pengendara lain yang seperti saya.Dengan penuh kagum dan bahagia saya kembali masuk ke acara workshop dan melanjutkan makan siang. Hingga sekarang saya masih merasakan kagum, karena security tersebut menjalankan tugasnya dengan baik di sela-sela lengahnya sistem parkir yang memungkinkan tindak kejahatan dapat dilakukan, dan di tengah kondisi pengunjung yang tidak mengindahkan arti dari keamanan diri, termasuk saya pribadi.Mungkin koreksi sedikit untuk pihak pengelola TMII agar dibuatkan kartu parkir yang lebih resmi agar tidak ada celah untuk orang yang ingin berbuat jahat. Dan untuk pengendara khususnya saya sendiri, mungkin ada baiknya memastikan kunci atau barang-barang berharga agar tidak tertinggal di parkiran.Workshop Menulis ala Detik ini menghadiahi saya sebuah pembelajaran berharga, bukan hanya hanya soal materi menulisnya tapi juga pengalaman yang saya peroleh sepanjang acara dari awal berangkat sampai pulang.Terima kasih detikTravel dan Bapak Security TMII yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina