Menengok Boen Hay Bio, Kelenteng Cantik di Serpong
Senin, 22 Feb 2016 11:55 WIB

Van Alvin
Jakarta - Selain di Petak Sembilan, ada pula klenteng yang tersebar di tempat lain. Salah satunya Boen Hay Bio yang berada di Serpong, Tangerang Selatan."Dibangun tahun 1694" ucap Pak Chandra yang merupakan pengurus klenteng Boen Hay Bio menjawab pertanyaan saya. Wow, sudah tua juga ternyata klenteng ini. Semula klenteng Boen Hay Bio saya kira baru berusia puluhan tahun, tapi ternyata umurnya sudah lebih dari tiga abad.Meski sudah tinggal di Kawasan Serpong, Tangerang Selatang selama beberapa tahun, saya tidak pernah tahu jika disekitar BSD ternyata ada klenteng. Mungkin dikarenakan lokasi klenteng ini yang tidak berada di pinggir jalan utama, sehingga saya tidak familiar dengan keberadaannya. Berbekal GPS, saya berangkat ke lokasi tujuan yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumah dengan menggunakan sepeda motor. Tidak jauh dari perempatan Giant BSD, saya diarahkan berbelok ke kiri menuju jalan Pasar Lama. Sekitar 1 kilometer setelah memasuki jalan tersebut, disebelah kanan jalan akhirnya saya melihat plank nama klenteng tersebut. Tinggal masuk ke jalan kecil sekitar 100 meter saya pun menemukan klenteng Boen Hay Bio yang bersejarah itu.Sebagaimana klenteng pada umumnya, arsitektur Boen Hay Bio sangat kental dengan citarasa Tionghoa. Dinding bangunan berlapis cat merah terang, dihiasi dengan ornamen pantung naga dan atap gapura khas negeri tirai bambu. Ornamen yang paling mencolok di gapuranya adalah sebuah patung kepiting.Di sinilah saya berkenalan dengan Pak Chandra yang menemani dan memberi penjelasan kepada saya mengenai seluk beluk klenteng ini. ketika memasuki klenteng, di bagian kiri dan kanan depan terdapat dua menara bebentuk pagoda. Menara ini adalah menara tempat membakar kertas sembahyang. Di antara dua menara ini ada hiolo. Berhubung menjelang hari raya Imlek, di sekitar hiolo ini dikelilingi oleh lilin-lilin merah berukuran jumbo. Ukurannya ada yang sebesar pilar rumah lho.Β Β Di klenteng ini sendiri terdapat beberapa altar sembahyang. Tidak hanya di lantai dasar, beberapa altar juga ada di lantai atas. selain sebagai tempat ibadah umat Kong Hu Tcu dan Tao, klenteng ini juga digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Kita bisa menemukan altar dengan patung Budha berwarna emas di salah satu ruang di lantai atas. Usai berkeliling, saya akhirnya pamit. "Nanti saat ulang tahun klenteng tanggal 27 juli datang lagi. Pasti lebih ramai," tutur pak Chandra menutup perjumpaan kami siang itu. Wah, beruntung sekali saya. Niatnya hanya mau melihat keramaian jelang perayaan imlek di sini, malah bisa dapat informasi tambahan yang cukup penting terkait klenteng tertua di Tangerang Selatan ini. Terima kasih Pak Chandra, semoga bulan Juli nanti kita bisa bertemu lagi di Boen Hay Bio!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum